6 dampak orang tua sering berteriak dan menyalahkan anak ini penting bagi kita ketahui. Saat anak melakukan kesalahan atau ketika emosi sedang memuncak, keinginan untuk berteriak dan mengekspresikan kekesalan pada mereka mungkin muncul begitu kuat. Apakah kamu termasuk orang yang kerap melakukan hal tersebut?
Ternyata, seringkali berteriak dan menggunakan kata-kata kasar di depan anak dapat membawa dampak yang kurang baik bagi mereka. Berikut adalah beberapa dampak negatif yang mungkin timbul jika anak seringkali meneriaki dan menegur secara kasar oleh orang tua. Yuk, simak!
6 Dampak Orang Tua Sering Berteriak dan Menyalahkan Anak
1. Pesan Tidak Tersampaikan dengan Jelas

Mengutip dari Healthline, ternyata suara keras belum tentu membuat pesan menjadi lebih jelas dan tersampaikan dengan tepat. Teriakan orangtua dapat membuat mereka menjadi tidak mendengarkan dan sulit menjadi disiplin. Sebab, ada rasa ketidakterimaan di hati anak saat mendengarkan orang tuanya meninggikan suara saat menegur kesalahannya.
2. Anak Menjadi Agresif

Penelitian terbaru menemukan bahwa berteriak dapat membuat anak menjadi lebih agresif, baik secara fisik maupun verbal. Berteriak yang merupakan ekspresi kemarahan dapat membuat anak menjadi takut dan merasa tidak aman denganmu. Sebaliknya, menasihatinya dengan penuh ketenangan dapat memberikan rasa ketentraman dan membuat anak merasa dicintai dan diterima meskipun telah berbuat kesalahan.
3. Merupakan Pelecehan Emosional

Membentak dengan berteriak pada anak termasuk pelecehan emosional. Hal ini terbukti karena memiliki efek jangka panjang seperti rendahnya harga diri dan kecemasan pada jiwa anak. Anakmu juga dapat menjadi lebih rentan terhadap penindasan.
4. Kurangnya Rasa Percaya Diri

Melansir Sun Life, berfokus pada kesalahan anak dan berteriak pada anak bisa membuatnya menjadi orang yang kurang percaya diri. Ini penyebabnya oleh rasa takut yang dialaminya karena saat orang tua memarahinya, dia tidak diizinkan untuk mengungkapkan alasannya melakukan kesalahan. Anak juga menjadi enggan mengambil inisiatif karena selalu disalahkan.
5. Sulit Menerima Informasi

Dampak selanjutnya adalah sambungan neuron di otak anak dapat putus. Akibatnya, kelancaran penerimaan dan penyimpanan informasi yang diterima olehnya menjadi terganggu.
6. Sulit Memutuskan Sesuatu

Anak akan selalu ragu untuk membuat atau menyelesaikan sesuatu hingga berhasil karena selalu takut kena marah atau tersalahkan. Mereka takut berbuat sesuatu karena tidak ingin nantinya akan dimarahi.
Jika kamu berbicara secara agresif pada anak, kecil kemungkinan anakmu mendapatkan hasil yang baik. Bahkan, hubunganmu dengannya bisa hancur. Anak-anak pun belajar dari perilaku orang tuanya. Jika kamu berbicara secara baik dan halus padanya, maka dia pun akan demikian kepadamu dan orang di sekitarnya. Jika kamu berbicara dengan nada tinggi dan kasar padanya, maka dia pun menirunya.
Oleh karena itu, saat anak melakukan kesalahan, berikanlah pengertian tanpa membentaknya. Nasihat lembut lebih dapat menerimanya dengan maksimal. Anakmu juga tidak akan merasa tertekan dan kecewa karenamu.