8 tes kesehatan yang rutin untuk lansia ini penting untuk kita ketahui bersama sebagai salah satu upaya menjaga kesehatan. Penting untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala agar masalah kesehatan dapat teridentifikasi dan menanganinya sejak dini. Hal ini untuk mencegah sebelum berkembang menjadi kondisi yang lebih serius. Mari, ketahui jenis tes kesehatan secara rutin oleh para lansia.
8 Tes Kesehatan yang Rutin untuk Lansia
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah tinggi atau yang terkenal dengan hipertensi adalah masalah yang umum terjadi di kalangan lansia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada 64 persen pria dan 69 persen wanita antara usia 65 dan 74 tahun mengalami tekanan darah tinggi.
Hipertensi sering menyebutnya dengan “silent killer” karena gejalanya mungkin tidak akan muncul sampai pada tahap yang sudah parah. Hal ini meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung. Itulah mengapa penting sekali bagi lansia untuk memeriksakan tekanan darah mereka setidaknya setahun sekali.
2. Tes Darah untuk Lipid
Tes darah untuk mengukur kadar kolesterol dan trigliserida juga penting untuk mengurangi risiko serangan jantung dan stroke. Bila hasil tes menunjukkan kadar kolesterol atau trigliserida yang tinggi, dokter dapat merekomendasikan diet, perubahan gaya hidup, atau meresepkan obat-obatan untuk menguranginya.
3. Pemeriksaan Kanker Kolorektal
Kolonoskopi adalah tes di mana dokter akan memasukkan tabung panjang dengan kamera kecil di ujung tabung ke dalam rektum untuk mendapatkan gambaran usus untuk mendeteksi polip kanker. Polip adalah pertumbuhan jaringan yang tidak normal. Setelah usia 50 tahun, kamu mendapat anjuran untuk melakukan kolonoskopi setiap 10 tahun sekali. Bila polip atau bila kamu memiliki riwayat keluarga kanker kolorektal, kamu perlu melakukan pemeriksaan ini lebih sering. jenis tes kesehatan mlansia
Pemeriksaan colok dubur juga dapat melakukannya untuk memeriksa adanya massa di saluran anus. Namun, pemeriksaan ini hanya memeriksa bagian bawah rektum, sedangkan kolonoskopi dapat memindai seluruh rektum. Kanker kolorektal sebenarnya dapat sembuh bila mengetahui lebih awal. Namun, pada kebanyakan kasus, kanker ini tidak terdeteksi sampai mereka sudah berkembang ke tahap yang lebih parah.
4. Vaksinasi
Para lansia juga harus membicarakan pada dokter apakah mereka perlu mendapatkan vaksinasi tertentu. Misalnya, vaksin tetanus yang harus bertambah tiap 10 tahun sekali. CDC juga merekomendasikan vaksin flu tahunan untuk semua orang, terutama bagi mereka yang sakit kronis. Pada usia 65 tahun, tanyakan pada dokter tentang vaksin pneumokokus yang bermanfaat untuk melindungi dari pneumonia dan infeksi lainnya.
5. Tes Mata
American Academy of Ophthalmology menyarankan orang dewasa untuk melakukan skrining mata awal pada usia 40 tahun. Penyakit mata, seperti degenerasi makula, katarak, dan glaukoma umum terjadi seiring bertambahnya usia. Skrining dapat menjaga kesehatan dan memaksimalkan penglihatan kamu. Tanyakan pada dokter seberapa sering kamu perlu memeriksakan mata. Bagi kamu yang menggunakan kacamata atau lensa kontak, mungkin perlu melakukan tes mata lebih sering daripada mereka yang tidak.
6. Pemeriksaan Periodontal
Kesehatan mulut menjadi sangat penting untuk kamu perhatikan seiring bertambahnya usia. Hal ini karena banyak orang yang lebih tua mengonsumsi obat-obatan yang dapat berdampak buruk pada kesehatan gigi. Obat-obatan tersebut, antara lain antihistamin, diuretik, dan antidepresan. Selain itu, penyakit gusi juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung yang menjadi alasan lain bagi lansia untuk mengunjungi dokter gigi secara teratur.
7. Tes Pendengaran
Berkurangnya pendengaran seringkali menjadi proses alami dari penuaan. Kondisi ini kadang-kadang juga dapat oleh infeksi atau kondisi medis lainnya. Jadi, para lansia mendapat anjuran untuk melakukan audiogram setiap dua atau tiga tahun sekali. Audiogram memeriksa pendengaran di berbagai nada dan tingkat intensitas. Kebanyakan gangguan pendengaran dapat diobati, meski pilihan perawatan tergantung pada penyebab dan tingkat keparahan gangguan pendengaran kamu.
8. Scan Kepadatan Tulang
Osteoporosis adalah salah satu masalah kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Bila kamu mengidap penyakit tersebut dan mengalami patah tulang, terutama di pinggul, hal ini dapat meningkatkan risiko cacat permanen atau kematian. Jadi, mintalah dokter untuk merekomendasikan kamu untuk melakukan tes kepadatan tulang. Bagi wanita, tes kepadatan tulang perlu dilakukan pada usia 65 tahun. Bila seorang wanita berisiko lebih tinggi mengalami osteoporosis, tes skrining mungkin perlu dilakukan pada usia lebih dini.