Ketahui ilmu dasar personal finance yang wajib kamu terapkan ini sangat membantu mengelola keuangan. Mempelajari manajemen keuangan pribadi merupakan keahlian esensial yang sebaiknya memperoleh sejak usia dini. Selama masa sekolah, anak-anak mengajarkan untuk mengelola uang jajannya. Ketika memasuki fase kedewasaan, individu terdorong untuk memiliki kemampuan mengatur pemasukan dan pengeluaran mereka sendiri, suatu keterampilan yang vital untuk bertahan dalam kehidupan sehari-hari.
Personal finance, atau keuangan pribadi, menjadi semakin penting untuk mempelajari, terutama ketika berhadapan pada kejadian tak terduga. Seperti pemutusan hubungan kerja yang tiba-tiba, kehilangan tulang punggung keluarga, atau krisis lainnya. Dengan pengelolaan yang cermat, kondisi keuangan pribadi dapat tetap sehat, memberikan kestabilan bahkan dalam situasi-situasi yang menantang.
Ketahui Ilmu Dasar Personal Finance yang Wajib Kamu Terapkan!
Pemasukan
Pemasukan atau income merupakan aspek pertama keuangan pribadi. Melansir Investopedia, aliran semua dana yang masuk ke saldomu merupakan pendapatan yang harus dibagi untuk kebutuhan, menabung, investasi, dan perlindungan. Sumber pemasukan pun tidak hanya dari gaji pekerjaan (active income), tapi juga bisa berasal dari dividen atau passive income yang kamu punya.
Pengeluaran

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, pengeluaran dana pasti akan terjadi. Mulai dari untuk bayar sewa tempat tinggal, makan, belanja stok kebutuhan, perbaikan barang-barang di rumah, hobi, dan lain sebagainya merupakan pengeluaran dasar yang perlu diperhitungkan setelah mendapat pemasukan. Dalam mengelola keuangan pribadi, manajemen pengeluaran yang baik jadi hal krusial agar keuanganmu senantiasa sehat. Bagaimanapun jika pengeluaran lebih besar daripada pemasukan, maka timbulah utang yang wajib kamu hindari.
Tabungan

Sisa dari dana kebutuhan pokok merupakan tabunganmu. Semua orang harus memiliki tabungan untuk membiayai dana tak terduga dalam jumlah besar. Namun dana tabungan sebaiknya tidak cuma disimpan begitu saja dalam lemari atau celengan karena nilainya bisa saja semakin kecil karena inflasi seiring berjalannya waktu. Agar tabungan semakin besar dan tidak “termakan” waktu, maka butuh cara menabung yang strategis. Nah, di sinilah investasi pegang peranan penting.
Investasi

Melakukan investasi dengan cara membeli aset. Aset pun bisa bermacam-macam, seperti dalam bentuk saham, obligasi, tanah, emas, dan sejenisnya. Tujuan dari investasi ini adalah meraup keuntungan, yakni dana yang diterima lebih besar dari yang dikeluarkan untuk membeli aset tersebut. Walaupun begitu, perlu dicatat bahwa investasi juga punya risiko karena tidak semua aset bertambah nilai. Sebab itu, jika ingin berinvestasi kamu perlu banyak belajar mengenai hal tersebut atau menggunakan jasa untuk membantumu investasi.
Proteksi

Sering terlupakan, tapi tidak kalah penting adalah proteksi. Berdasarkan Investopedia, dana proteksi digunakan seseorang untuk melindungi diri dari hal tak terduga seperti sakit atau kecelakaan. Oleh karena itu, dana proteksi meliputi asuransi, biasanya untuk kesehatan dan rumah, serta dana pensiun.
Strategi Personal Finance

Setelah mengetahui apa saja yang kamu perhatikan dalam keuangan pribadi, saatnya mengetahui strategi dalam pengelolaan. Hal pertama kamu perlu mengetahui seluruh pemasukanmu, kemudian gunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok diri sendiri terlebih dahulu dengan cara melakukan budgeting.
Budgeting bisa menggunakan metode 50/30/20, yakni 50% pemasukan untuk kebutuhan pokok, 30% pengeluaran bukan kebutuhan seperti makan di luar, amal, dan belanja baju, serta 20% untuk tabungan atau dana darurat. Idealnya, kamu harus memiliki dana tabungan atau darurat yang aman untuk biaya hidup hingga 3-12 bulan ke depan.
Sebisa mungkin tidak membuat utang, kecuali kebutuhan untuk aset seperti beli rumah. Jika ingin meminjam, pinjamlah dalam jumlah yang bisa kamu kembalikan. Perihal kartu kredit, misalnya, kamu perlu sepenuhnya melunaskan tagihan kartu kredit setiap bulan agar kamu punya skor kredit yang baik.
Terakhir adalah mempunyai asuransi dan mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Di usia tidak produktif (60 tahun ke atas) kamu juga butuh dana untuk hidup, bukan? Sebab itu, mulailah persiapkan dana pensiun sejak kamu punya pemasukan agar akumulasi dana pensiunmu semakin besar.