4 cara mengatasi overthinking ala orang Jepang ini menarik untuk kamu ikuti. Overthinking menjadi kecenderungan umum dan tantangan bagi remaja dan dewasa muda pada saat ini. Apapun penyebabnya, ada empat metode yang umum oleh orang Jepang gunakan untuk mengatasi overthinking. Berikut ulasannya!
4 Cara Mengatasi Overthinking ala Orang Jepang
1. Gaman

Gaman adalah konsep dimana adanya rasa kekuatan batin dan ketahanan dalam menghadapi kesulitan yang memungkinkan seseorang dapat menanggung kesulitan dengan sabar. Bahkan, menemukan makna dan pembelajaran dari pengalaman berat tersebut. Kemudian, menjadikannya bekal pertumbuhan dan perubahan diri menjadi lebih baik. Contoh menerapkan prinsip gaman terhadap tantangan yang menyerang diri sendiri adalah menghadapi penyakit, kehilangan, atau kesulitan keuangan.
Di dunia pekerjaan, gaman dapat diterapkan dengan tetap bertahan dan bekerja dengan baik saat lembur, menghadapi bos yang kurang kamu senangi, dan tetap profesional dan penuh ketahanan saat bekerja. Dalam masalah sosial dan hubungan, kamu dapat menghadapi perbedaan pendapat, kesalahpahaman, pengkhianatan, dan masalah-masalah interpersonal lainnya dengan penuh kesabaran dan tetap memperlihatkan dirimu sebagai orang yang bermartabat dan elegan.
2. Wabi Sabi

Melansir dari Japan Objects, wabi sabi sebagai apresiasi terhadap keindahan pengalaman di masa lalu, perenungan sesaat terhadap sesuatu dengan pemikiran yang lebih baik seiring bertambahnya usia.
3. Kintsugi

Kata kintsugi berasal dari teknik kuno Jepang untuk memperbaiki benda yang pecah atau rusak. Seni ini memberikan kesempatan kedua untuk mangkuk, cangkir, piring, atau vas yang sudah rusak agar kembali indah dan dapat memakainya lagi. Fokus penggunaan kembali dan perbaikan ini juga dapat menerapkan oleh seseorang yang ingin memperbaiki trauma, luka hati, kekecewaan, dan perasaan tidak baik yang ia rasakan agar lebih kuat dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
4. Shinrin-yoku

Mengutip Time, shinrin-yoku berarti mandi hutan atau yang lebih populer dengan istilah “forest bathing”. Shihrin dalam bahasa Jepang berarti “hutan”, dan “yoku” berarti mandi. Maksud dari mandi hutan di sini adalah merasakan betul-betul suasana hutan dengan seluruh indra yang kita miliki untuk menghilangkan stres dan memberikan rasa rileks.
Cara melakukannya adalah tinggalkan ponsel dan kameramu, berjalanlah ke hutan dan biarkan tubuhmu ‘menyatu’ dengan suasana alam di sana. Hirup udara segar di hutan. Nikmati suara kicauan burung atau tiupan angin, maupun gesekan daun yang terdengar di sana. Nikmati pula pemandangan alamnya yang asri. Kamu juga bisa melakukan hal lain di hutan seperti sekadar berjalan-jalan, yoga, makan, meditasi, latihan pernapasan, dan sebagainya.