Kamis, 3 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Khong Guan Ternyata Bukan “Made in Indonesia”!

Khong Guan ternyata bukan “Made in Indonesia” yang populer sebagai sajian lebaran. Pasti sudah familiar dengan biskuit Khong Guan, bukan? Biskuit ini menjadi salah satu camilan ikonik yang selalu disuguhkan saat merayakan Hari Raya Idulfitri. Saat momen Lebaran tiba, biskuit Khong Guan pasti banyak tersedia di rumah-rumah. Secara harfiah, Khong Guan berasal dari bahasa Mandarin yang berarti kaleng atau stoples kosong.

Selain rasanya yang lezat, desain kaleng biskuit ini juga sering menjadi perbincangan di kalangan warganet. Kaleng merah ikonik ini menampilkan gambar seorang ibu bersama kedua anaknya yang sedang menikmati kue di meja makan. Tak jarang warganet membuat meme dari gambar tersebut, termasuk mempertanyakan keberadaan sang ayah.

Meskipun sangat populer di Indonesia, ternyata biskuit Khong Guan bukanlah produk ‘made in Indonesia’. Maka dari itu, dari mana sebenarnya asalnya?

Khong Guan Ternyata Bukan “Made in Indonesia”!

Bukan dari Indonesia, Khong Guan rupanya berasal dari negara tetangga, yaitu Singapura. Berdiri sejak 1947, Khong Guan mendirikan pabrik pertamanya di Jalan 18 Howard, Singapura. Ada pun pendiri dari Khong Guan adalah dua bersaudara bernama Chew Choo Keng dan Chew Choo Han. Berdasarkan informasi dari laman resmi khongguan.com, keduanya merupakan imigran dari Fujian, Tiongkok, yang kemudian pindah ke Singapura pada 1935.

Berniat ingin mencari nafkah demi menghidupi keluarga mereka di China, Keng dan Han bekerja di sebuah pabrik biskuit lokal. Namun, adanya invasi yang dilancarkan Jepang kepada Singapura pada tahun 1942, membuat Keng dan Han terpaksa mengungsi ke Perak, Malaysia. Di sana, mereka membuat biskuit sendiri untuk dijual sampai akhirnya persediaan tepung dan gula habis. Akhirnya, kedua bersaudara itu beralih profesi dengan menjual garam dan sabun. Semua mereka lakukan demi mendapatkan uang selama masa peperangan.

Lahirnya Khong Guan hingga Pemilik Pabrik Khong Guan di Indonesia

Khong Guan Ternyata Bukan "Made in Indonesia"!

Pada 1945, setelah Jepang pergi dari Singapura, Keng dan Han kembali ke Singapura. Keduanya kemudian menikah dengan pasangan masing-masing, dan memutuskan untuk kembali berbisnis biskuit. Terobosan besar datang ketika Han secara tidak sengaja menemukan beberapa mesin pembuat biskuit tua dan rusak akibat perang yang dijual sebagai barang bekas dari pabrik lama tempat mereka dulu bekerja.

Han segera membeli mesin tersebut dan memperbaikinya. Ia memasang jalur produksi biskuit semi-otomatis menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor melalui oven bata. Berkat kerja keras dan ketekunan keduanya, pada tahun 1947 Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Pte Ltd resmi berdiri. Sekitar tahun 1950 hingga 1960-an, Khong Guan melakukan ekspansi ke Malaysia.


Pada awal 1980-an, pabrik Khong Guan didirikan di beberapa kota pesisir di China. Permintaan penjualan terus berdatangan, dan biskuit Khong Guan akhirnya bisa terjual sampai ke Timur Tengah, Hong Kong, Jepang, Australia, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.

Namun pada tahun 2001, Chew Choo Keng meninggal dunia pada umur 86 tahun. Pada saat kematiannya, pabrik biskuit yang ia dirikan telah menjadi perhatian multinasional dengan pabrik dan perusahaan asosiasi di Malaysia, Indonesia, Thailand, Filipina, Hong Kong, Tiongkok, dan Amerika Serikat, sebagaimana melansir dari detikFinance.

Pada Januari 2007, Chew Choo Han memutuskan untuk pensiun. Ia meninggal pada November tahun 2007. Meski demikian, hingga kini Khong Guan tetap berkomitmen untuk menyediakan biskuit yang berkualitas.

 

Pemilik Pabrik Khong Guan di Indonesia

Khong Guan Ternyata Bukan "Made in Indonesia"!

Biskuit Khong Guan masuk ke Indonesia pada era 1950-an. Melansir dari CNBC Indonesia, Hartono Kweefanus adalah sosok yang membuat Khong Guan sukses di Indonesia. Hartono adalah salah satu miliarder kelahiran Indonesia. Keluarga Hartono Kweefanus juga dikenal sebagai pemilik pabrik Khong Guan di Indonesia. Hartono juga merupakan salah satu konglomerat dan pemilik perusahaan mi instan dan biskuit terbesar di Indonesia dan Filipina, Monde Nissin.

Sejumlah sumber menyebutkan pria lulusan Universitas Nanyang Singapura ini lahir di Indonesia, sebelum akhirnya tinggal di Filipina. Ia adalah putra dari Kwee Boen Twie alias Hidayat Darmono. Hidayat, bersama Ong Kong Ie dan Go Swie Kie, adalah sosok yang pertama kali membawa masuk biskuit Khong Guan dari Singapura ke Indonesia pada era 1950-an.

Hampir dua dekade, Khong Guan menjadi biskuit impor. Baru pada era 1970-an, pabrik Khong Guan di Indonesia berdiri di Surabaya sebelum akhirnya membangun pabrik di Ciracas, Jakarta Timur, dan Cibinong, Bogor.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles