Jumat, 4 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengapa Tetap Mengantuk Meski Sudah Minum Kopi? Ini Penjelasannya!

Siapa di antara kita yang tidak dapat menghindar dari godaan kopi? Rasanya hampir sebagian besar masyarakat Indonesia menjadi pecinta kopi sejati. Di negeri ini, kopi bukanlah sekadar minuman, melainkan warisan nenek moyang yang telah melintasi generasi demi generasi.

Dengan mudahnya mendapatkan kopi, Indonesia telah menjadikan minuman ini sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas harian. Bukan hanya karena ketersediaannya yang melimpah, tetapi juga karena keberagaman perkebunan kopi di tanah air. Inilah yang membuat harga kopi relatif terjangkau dan ragam rasa kopi dari berbagai daerah semakin melengkapi sensasi nikmatnya.

Namun, di balik segala alasan dan popularitasnya, ada satu misteri yang tetap menggelayut: mengapa minuman ini sering diseruput untuk melawan kantuk?

Banyak dari kita yang mencari efek penyadaran dari secangkir kopi ketika mengantuk. Tetapi anehnya, tidak semua orang merasakan dampak ini dengan sama intensitasnya. Amati diri Anda dan beberapa teman setelah menyeruput kopi, dan Anda akan menyadari perbedaan reaksi yang muncul, meski semua orang tersebut minum kopi yang sama.

Ternyata, ada alasan ilmiah yang menjelaskan perbedaan ini. Genetika memainkan peran penting dalam respons tubuh terhadap kafein dalam kopi. Kafein adalah senyawa yang merangsang sistem saraf, menjaga tubuh tetap terjaga dan waspada. Kafein adalah produk metabolit sekunder dari kelompok alkaloid dalam biji kopi, dan reaksi tubuh terhadap kafein dipengaruhi oleh genetika individu.

Metabolisme kafein melibatkan enzim sitokrom, dikenal sebagai CYP1A2, yang memiliki dua varian, yaitu CYP1A2-1 dan CYP1A2-2. Orang dengan genetika yang mengandung CYP1A2-1 akan mengalami metabolisme kafein yang lebih cepat. Ini berarti efek kafein, seperti kewaspadaan, akan muncul relatif lebih cepat setelah mengonsumsi kopi. Sementara itu, individu dengan genetika CYP1A2-2 akan mengalami metabolisme kafein yang lebih lambat, sehingga efeknya bisa muncul lebih lambat atau bahkan tidak terasa sama sekali.

Terkadang, orang dengan varian genetika CYP1A2-2 malah merasakan efek yang berkebalikan: mengantuk setelah minum kopi. Jadi, tak perlu heran jika setelah minum kopi, Anda masih merasa mengantuk. Semuanya adalah hasil dari interaksi kompleks genetika dan metabolisme dalam tubuh.

Misteri ini memberi kita wawasan baru tentang berbagai cara tubuh kita merespons makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari. Meskipun kopi memiliki reputasi sebagai penyegar, respons tubuh kita bervariasi. Jadi, setiap cangkir kopi yang Anda nikmati, tak hanya sekadar minuman hangat, tetapi juga penjelajahan unik dalam genetika dan kimia tubuh Anda.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles