Asal-usul martabak di Indonesia ini menarik untuk kita tahu, apalagi perbedaan penyebutan di tiap daerah. Pasti tak ada yang tidak mengenal martabak! Makanan yang sering kita temui pada malam hari ini telah menjadi salah satu kuliner yang sangat populer di Indonesia. Nama “martabak” sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya “terlipat”. Terdapat dua jenis varian martabak yang dikenal luas, yakni martabak asin atau telur, dan martabak manis. Keduanya memiliki sejarah masing-masing yang menarik. Melalui pembahasan ini, PergiKuliner akan mengulasnya, sehingga nantinya kamu dapat menjelaskan kepada wisatawan mancanegara yang penasaran mengenai makanan lezat ini. Ayo, simak informasinya!
Asal-usul Martabak di Indonesia dan Perbedaan Penyebutannya
Martabak Asin atau Telur
Pada tahun 1930 ada seorang pemuda India bernama Abdullah bin Hasan Almalibary yang berkenalan dengan pemuda asal Lebaksiu, Tegal, bernama Ahmad bin Kyai Abdul Karim. Keduanya bertemu di Semarang, dan sejak itu mereka berdua menjadi sahabat. Singkat cerita, Abdullah memperkenalkan makanan India yang terbuat dari adonan terigu bernama Moortaba tersebut kepada keluarga Ahmad di Tegal. Karena banyak yang menyukainya, akhirnya mereka berdua memberi sedikit variasi dalam mengubah makanan tersebut. Kemudian terciptalah nama Martabak yang sangat berbeda dengan aslinya dari India.
Martabak ini awalnya populer di Lebaksiu, lalu akhirnya banyak masyarakat sana yang merantau ke beberapa kota di Jawa untuk berdagang Martabak terutama pada saat ada kegiatan pasar malam. Akhirnya makanan modifikasi dari India tersebut menyebar luas di tanah air.
Martabak Manis
Hok Lo Pan atau Martabak dalam Bahasa Indonesia, adalah Makanan Khas Bangka Belitung. Hok Lo Pan atau Martabak tercipta oleh orang-orang Hakka (Khek). Hampir semua orang di kota-kota besar seperti di kota Jakarta mengenal Martabak Bangka, nama aslinya di Bangka adalah Hok Lo Pan (Martabak). Arti Harfiah Hok Lo Pan (Martabak) adalah Kue Orang Hok Lo. Saat penemuannya, Hok Lo Pan atau martabak hanya menggunakan wijen sebagai topping.
Namun kini, nama Martabak Manis sendiri di setiap daerah bervariasi. Di Semarang terkenal dengan nama kue terang bulan, karena bentuknya yang bulat seperti bulan. Sedangkan di Bandung terkenal dengan sebutan martabak manis. Lalu, di Pontianak terkenal dengan apam pinang. D daerah Timur Indonesia terkenal dengan nama kue bulan. Sedangkan di Jakarta sendiri terkenal dengan nama martabak manis atau martabak bangka.
Meskipun namanya berbeda-beda, namun pada dasarnya bahan yang dipakai untuk membuatnya sama, yakni tepung terigu, soda kue, telur ayam, santan, air, dan ragi. Untuk topping-nya pun sekarang sudah banyak variasi, dan biasanya yang dipakai adalah cokelat, keju, oreo, kacang, dan lain-lain.
Panjang juga kan sejarah asal usul martabak di Indonesia? Tidak heran kalau martabak menjadi salah satu kuliner yang tidak lekang dari masa ke masa.