Pramugari dan pramugara memegang peran penting dalam industri penerbangan, yang tidak hanya berkaitan dengan pelayanan penumpang pesawat, tetapi juga melibatkan tanggung jawab keselamatan dan operasional yang krusial.
Mereka bukan sekadar pelayan penumpang, tetapi juga kru kabin yang bertugas menjaga kenyamanan dan keselamatan seluruh penumpang dalam penerbangan. Dalam situasi darurat, pramugari dan pramugara memiliki peran yang sangat penting untuk memastikan penumpang mengikuti prosedur keselamatan dengan benar.
Asal usul profesi pramugari dan pramugara memiliki kisah menarik yang dimulai dengan Ellen Church, seorang perawat dengan impian untuk menjadi pilot. Meskipun memiliki lisensi pilot, Church tidak dapat menjalani profesi tersebut karena keterbatasan pada masa itu yang tidak mengizinkan wanita menjadi pilot. Namun, Church tetap berambisi terlibat dalam dunia penerbangan.
Seperti dikutip dari Air and Space Museum, Church memberikan usulan itu karena peran perawat perempuan secara psikologis dapat membantu menenangkan penumpang ketika terbang.
Church juga mengajukan permohonan supaya para perawat di pesawat mengerjakan sejumlah tugas co-pilot, seperti mengangkut barang bawaan dan membagikan makan siang.
Permohonan itu dikabulkan pejabat di BAT (sekarang menjadi United Airlines), yang kemudian memutuskan merekrut delapan wanita termasuk Church untuk melaksanakan percobaan selama tiga bulan.
Church dan tujuh pramugari lainnya bertugas pada penerbangan pertama mereka pada 15 Mei 1930. Setelah BAT mulai mempekerjakan perempuan sebagai pramugari, maskapai-maskapai lain mulai melakukan hal yang sama.
Majalah TIME mengulas bahwa apa yang diusulkan Church terbukti dibutuhkan dalam dunia penerbangan. Para pramugari tidak hanya menyediakan makanan dan tampil cantik, tetapi juga bertugas
untuk membersihkan kabin, mengisi bahan bakar pesawat, juga mengencangkan kursi setelah lepas landas.
Selain itu, mereka juga mendapat sedikit pelatihan medis, seperti untuk membantu penumpang mabuk udara, panik, hingga penumpang yang melahirkan.
Contohnya pada tahun 1936 ketika penerbangan Transcontinental and Western Airways (TWA) jatuh di Pennsylvania, pramugari Nellie Granger (22) membantu penumpang yang terluka parah dengan mencari kabel telepon terdekat untuk meminta bantuan.
Karena upayanya, Church dihadiahi gelar kepahlawanan oleh TWA. Apa yang diperjuangkan Church dianggap telah membuka pintu pekerjaan bagi perempuan.
Melansir TIME, para eksekutif kereta api bahkan turut mengikuti ide tersebut untuk membawa pekerja perempuan dalam perjalanan darat.
Meski demikian, peran awak kabin di pesawat sebenarnya sudah dibutuhkan sejak tahun 1920-an. Peran tersebut diawali oleh pria asal Jerman bernama Heinrich Kubis. Ia memulai perannya dengan membantu penumpang di pesawat DELAG Zeppelin LZ10 Swabia.
Seperti dilansir dari CNTraveler, seiring dengan berjalannya waktu dan meningkatnya intensitas perang, perempuan mulai mengambil peran sebagai pelayan dalam pesawat. Peran tersebut terus berlanjut sejak masa Ellen Church hingga saat ini.