Benarkah akan ada bumi baru setelah kiamat? Mungkin beberapa di antara kamu pernah membaca hal yang serupa. Kiamat adalah terminologi yang menggambarkan akhir dari segala kehidupan di dunia ini. Namun, tidak ada yang dapat dengan pasti mengetahui kapan kejadian tersebut akan terjadi.
Meskipun demikian, dalam sejumlah hadits, Rasulullah SAW menjelaskan mengenai tanda-tanda mendekatnya hari kiamat. Salah satunya adalah hadits dari Abu Hurairah RA, di mana Nabi SAW menyatakan:
“Hari kiamat tidak akan terjadi, hingga dua kelompok berperang. Akan ada pembunuhan besar-besaran dan mereka akan berperang atas dasar tuntutan yang sama.” (HR Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan kutipan dari buku “Fikih Akhir Zaman” karya Dr. KH Rachmat Morado Sugiarto Lc M A Al Hafizh, tanda-tanda kiamat dibagi menjadi dua, yaitu tanda-tanda kecil yang muncul setelah wafatnya Rasulullah SAW, dan tanda-tanda besar yang akan terjadi menjelang akhir zaman.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah setelah kiamat terjadi, akan ada bumi baru?
Benarkah Akan Ada Bumi Baru Setelah Kiamat?
Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Profesor Amany Lubis, tidak akan ada bumi baru setelah kiamat terjadi. Sebab, semua makhluk hidup akan hancur dan berkumpul di Padang Mahsyar.
Hari kiamat tercipta untuk memperhitungkan segala perbuatan yang dilakukan manusia. Menurutnya, semua yang diciptakan oleh Allah SWT di bumi menjadi satu hal yang pasti dan akan berakhir dengan hari kebangkitan dan keadilan.
“Tidak ada bumi baru lain dari Allah setelah kiamat. Ciptaan saat ini juga tidak sia-sia, semua ada tujuannya untuk sampai ke hari kiamat,” katanya dalam acara Tanya Jawab Seputar Islam (TAJIL), dikutip dari CNN Indonesia pada Senin (1/4/2024).
Padang Mahsyar adalah tempat berkumpulnya kembali umat manusia setelah dibangkitkan oleh Allah SWT. Allah SWT berfirman dalam surah Yunus ayat 30,
هُنَالِكَ تَبْلُوا۟ كُلُّ نَفْسٍ مَّآ أَسْلَفَتْ ۚ وَرُدُّوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ مَوْلَىٰهُمُ ٱلْحَقِّ ۖ وَضَلَّ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَفْتَرُونَ
Artinya: “Di tempat itu (Padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka ada-adakan.”
Dikutip dari buku Sang Pengatur Kehidupan oleh Risa Anggraini, di Padang Mahsyar kelak, Rasulullah SAW akan menjadi orang yang paling sibuk di tengah keramaian orang yang sedang berhadapan dengan hisab amal perbuatan mereka.
Salah satunya dikisahkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dan Hudzaifah RA. Hadits tersebut menceritakan, tiap manusia mendatangi nabi-nabi mereka untuk meminta syafaat masuk surga tetapi semua nabi melimpahkannya pada nabi yang lain hingga akhirnya pelimpahan berujung pada Rasulullah SAW.
Meski demikian, diterangkan dalam surah Ibrahim ayat 48, terdapat bumi baru. Namun, bumi ini berbeda dengan yang manusia tinggali.
Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 48,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْاَرْضُ غَيْرَ الْاَرْضِ وَالسَّمٰوٰتُ وَبَرَزُوْا لِلّٰهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ٤٨
Artinya: “(yaitu) hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit. Mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.”
Ibnu Katsir menafsirkan bahwa bumi pengganti yang dimaksud bukan seperti bumi yang sekarang ini. Nabi SAW bersabda dalam sebuah hadits Abu Hazim dari Sahl ibnu Sa’d,
“Kelak manusia di hari kiamat akan dihimpunkan di bumi yang putih lagi tandus seperti perak yang putih bersih, tiada suatu tanda pun bagi seseorang padanya.”
Ketika bumi tergantikan dengan bumi yang lain itu, manusia berada di atas jembatan atau sirat. Dikatakan, sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka.
“Telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi. dari Daud, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang mula-mula bertanya kepada Rasulullah SAW tentang makna firman-Nya berikut ini: (Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (begitu pula) langit. (Ibrahim: 48) Ia bertanya kepada Rasulullah SAW “Di manakah manusia pada saat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah SAW menjawab, “Di atas sirat.” (HR Ahmad)
Wallahu’alam bishawab.