Kamis, 27 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Candi Lumbung Akhirnya Menemukan Tempat Baru

Akhirnya, Candi Lumbung di Magelang menemukan tempat tinggal barunya. Pindahnya candi akan terjadi dari Desa Krogowanan ke Desa Sengi. Bagaimana prosesnya?

Terlihat sejumlah orang mulai memasang perancah atau alat yang akan digunakan untuk menurunkan batu Candi Lumbung yang akan dipindah ke Desa Sengi, Kecamatan Dukun, Magelang.

Pantauan di lokasi, terlihat sejumlah orang dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah X memasang perancah. Perancah dengan bahan dari kayu ini didirikan di sebelah selatan candi.

Perancah akan dipakai untuk menurunkan batu candi. Setelah batu diturunkan, lalu dibawa ke lokasi pemindahan di Desa Sengi.

Lahan di Desa Sengi itu sekarang sudah diratakan dengan alat berat. Tak jauh dari lokasi itu ada Candi Asu dan Candi Pendem. Keberadaan Situs Candi Sengi (Candi Pendem, Asu, dan Lumbung) berlatar agama Hindu. Ketiga candi memiliki fungsi yang berbeda.

“Candi Lumbung ini (fungsinya) untuk berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena sudah diberi hasil panen. Jadi, lumbung sebagai tempat menyimpan hasil panen dan orang Jawa dulu kalau memulai memetik dengan wiwitan. Dari memetik saat wiwitan itu dikumpulkan di Candi Lumbung,” kata Koordinator Juru Pelihara Situs Candi Sengi, Jumat kepada wartawan.

Candi Lumbung dulunya berada di tepi Sungai Pabelan. Setelah terjadi erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010 dan adanya banjir lahar dingin, keberadaan Candi Lumbung terancam. Kemudian dilakukan penyelamatan dengan memindahkan candi ke Dusun Tlatar.

“Pindah dulu karena memang ada erupsi Merapi dan pasir itu naik. Untuk mengamankan dipindah di Tlatar dan sekarang karena kontrak (tanah milik perseorangan) sudah habis. Di sini tidak boleh (dibeli), terus dipindah di dekat Candi Asu. Dari lokasi asli Candi Lumbung sekitar 200 meter, kalau ditarik garis lurus,” ujar Jumat yang sudah 32 tahun menjadi juru pelihara candi.

Jumat menambahkan, nilai sewa tanah di Tlatar awalnya per tahun sekitar Rp 2,5 juta. Seiring berjalannya waktu, kini jadi Rp 10 juta per tahun.

“Yang pertama itu Rp 2,5 juta, kalau nggak salah. Sekarang sudah nyampai hampir Rp 10 juta per tahun,” katanya.

“Di Candi Lumbung yang asli (dekat Sungai Pabelan) itu masih ada fondasi, batu fondasi masih ada di sana,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, situs Candi Lumbung yang berada Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, akan dipindah. Pemindahan ini dilakukan atas permintaan warga Desa Sengi, Kecamatan Dukun. Situs Candi Lumbung yang dibangun sekitar abad 9 ini berukuran 8,5 x 8,5 meter, ketinggian 7-8 meter.

“Kita sudah merencanakan pemindahan Candi Lumbung dikembalikan dekat lokasi aslinya yaitu Desa Sengi, sekitar 300 meter (dari lokasi sebelumnya). Ini sesuai permintaan warga Desa Sengi untuk candi dikembalikan ke lokasi semula biar menjadi satu lagi dengan Candi Pendem dan Candi Asu,” kata Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X, Eri Budiarto kepada wartawan.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles