Cara menghitung dana darurat yang benar-benar kamu butuhkan penting untuk kamu ketahui. Hidup tidak selalu berjalan mulus; terkadang muncul musibah-musibah yang dapat menguras pengeluaran kita. Musibah-musibah ini bisa berupa kehilangan atau kerusakan gadget yang berguna untuk bekerja, penggantian suku cadang kendaraan yang habis masa pakainya, hingga kehilangan penghasilan karena risiko bisnis atau profesi.
Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk memiliki dana darurat. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, berapa dana darurat yang ideal dan harus kamu miliki? Berikut ulasannya.
Cara Menghitung Dana Darurat yang Benar-Benar Kamu Butuhkan!
Dana darurat dihitung dari pengeluaran
Besaran tabungan dana darurat yang ideal harus mengacu pada pengeluaran rutin bulanan, lebih tepatnya adalah pengeluaran untuk hal wajib dan pokok. Pengeluaran wajib bisa berupa uang sekolah anak, cicilan utang, atau pajak. Sementara yang pokok adalah sandang, pangan, dan papan. Dengan mengetahui estimasi pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari kita, maka kamu bisa menghitung jumlah dana darurat yang ideal.
Sesuaikan dengan jumlah tanggungan
Setelah mengetahui besaran pengeluaran wajib dan pokok, maka sesuaikanlah besaran itu dengan jumlah tanggungan. Bila kamu adalah seorang lajang atau tidak memiliki tanggungan sama sekali, maka total dana darurat setara tiga kali pengeluaran wajib dan pokok bulanan sudah cukup. Akan tetapi, jika kamu sudah memiliki tanggungan, sediakanlah minimal enam kali dari pengeluaran wajib dan butuh.
Sesuaikan lagi dengan risiko profesi
Ketika kamu adalah seorang pengusaha atau freelancer, maka risiko profesi jelas tinggi. Hal itu disebabkan karena penghasilanmu bersifat fluktuatif, dan peluang kehilangan penghasilan juga lebih tinggi ketimbang karyawan. Orang dengan profesi seperti ini baiknya menyediakan dana darurat minimal setara satu tahun pengeluaran wajib dan butuh, guna mengantisipasi ketidakpastian yang ada.
Segini besaran dana daruratmu
Tidaklah sulit untuk mengetahui besaran dana darurat ketika kamu mengetahui jumlah pengeluaran dan tanggungan. Setelah kamu mengetahui besaran pengeluaran, maka kamu hanya perlu mengalikannya dengan enam untuk enam bulan jika kamu adalah karyawan, atau 12 bulan jika kamu merupakan individu dengan penghasilan yang tidak tetap.