Dulu orang terkaya di China, sekarang Jack Ma membuka bisnis baru. Nama Jack Ma tidak lagi asing di dunia bisnis. Ia dulu menduduki posisi orang terkaya di China berkat keberhasilannya sebagai pendiri Alibaba, perusahaan e-commerce terkemuka asal China. Namun, posisi Jack Ma mengalami pergeseran. Alibaba, perusahaan yang ia bangun, terpaksa mengikuti aturan ketat Pemerintah China yang menentang monopoli pasar. Akibatnya, kekayaannya mengalami penurunan yang signifikan, mengakibatkan dirinya mengalami penurunan status kekayaan.
Penurunan kekayaan Jack Ma juga menyebabkannya ‘menghilang’ sejenak dari sorotan publik. Namun, pada akhir Maret tahun ini, ia muncul kembali, beralih profesi menjadi seorang guru, profesinya sebelum mendirikan Alibaba. Setelah menjadi sorotan sebagai guru, berita terbaru mengungkapkan bahwa Jack Ma kembali ke dunia bisnis. Ia mendirikan perusahaan baru yang fokus pada penyediaan makanan siap saji di China.
Dulu Orang Terkaya di China, Kini Membuka Bisnis Makanan
Jack Ma Mendirikan Ma’s Kitchen, Makanan Kemasan dari China
Terbaru, Jack Ma membuka bisnis makanan terbaru bernama Hangzhou Ma’s Kitchen Food. Dari catatan publik Tiongkok, perusahaan ini didirkan oleh Jack Ma pada Rabu (22/11) lalu, di Hangzhou yang juga menjadi basis e-commerce raksasa miliknya, Alibaba.
Melansir CNN Business, usaha baru pria berusia 59 tahun ini akan berfokus pada penjualan makanan kemasan, impor dan ekspor, serta penjualan produk pertanian layak konsumsi. Menurut data Sistem Publisitas Informasi Kredit Perusahaan Nasional China, usaha Jack Ma ini telah memiliki modal terdaftar sebesar 10 juta yuan.
“Ma’s Kitchen memiliki modal terdaftar sebesar 10 juta yuan (setara Rp21,7 miliar),” ungkap lembaga tersebut.
Menurut Qichacha, penyedia data perushaan di China, bisnis ini sepenuhnya oleh entitas bernama Hangzhou Dajingtou No. 22 Seni dan Budaya, di mana Jack Ma memiliki 99,9% kepemilikan usaha tersebut.
Usaha Baru Jack Ma Belum Ada Rincian Model Bisnisnya
Kabar bisnis terbaru Jack Ma ini memang telah oleh khalayak ramai memgetahuinya. Namun, perusahaan baru ini belum memberikan rincian model bisnis atau jenis makanan apa yang akan ia jual. Meski demikian, pendirian perusahaan ini telah memicu spekulasi bahwa pendiri Alibaba ini ingin mengikuti jumlah makanan siap saji di China. Di mana saat ini menurut data Euromonitor Internasional, pasar China untuk makanan siap saja bernilai sekitar 71,1 miliar yuan atau setara Rp153,55 triliun tahun lalu.
Di samping itu, permintaan untuk jenis makanan kemasan lainnya juga meningkat, dengan pasar pasar untuk peralatan makan hingga kotak makan, naik hampir tiga kali lipat dari 10,6 miliar yuan jadi 29,1 miliar yuan pada 2022. Meski fokus usaha Jack Ma belum jelas, Ben Cavender seorang direktur pelaksana China Market Research Group, mengatakan jika bisnis ini memiliki banyak ruang inovasi. Apalagi saat ini makanan kemasan semakin populer atas berbagai faktor.
“Konsumen dalam beberapa kasus memilih makanan kemasan karena harga yang murah dan tidak terlalu sering makan di luar, namun juga memilih makanan tersebut karena akses terhadap variasi dan karena keterbatasan waktu,” jelasnya.