Pada tahun 2004, Hutan Hujan Tropis Sumatera di Indonesia diakui oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) sebagai salah satu situs warisan dunia. Namun, pada tahun 2011, tujuh tahun setelah pengakuan tersebut, statusnya berubah menjadi Situs Warisan Dunia dalam Bahaya, dan status ini tetap berlanjut hingga saat ini.
Keunikan Hutan Hujan Tropis Sumatera
Hutan Hujan Tropis Sumatera adalah salah satu kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara. Terletak di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, hutan ini memiliki potensi besar sebagai habitat berbagai spesies unik Sumatera dan spesies-spesies yang terancam punah. Hutan ini melintasi tujuh provinsi, yaitu Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Sumatera Utara, dan Aceh. Dengan luas total mencapai 2.595.124 hektar, hutan ini terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Hutan Hujan Tropis Sumatera menawarkan sejumlah destinasi alam yang sangat mengagumkan. Di antaranya adalah Gunung Kerinci Seblat, gunung berapi tertinggi di Indonesia dengan ketinggian mencapai 3.805 meter di atas permukaan laut. Danau Gunung Tujuh, danau tertinggi di Asia Tenggara, juga terletak di dalam kawasan ini. Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan menghadap langsung ke Samudera Hindia.
Hutan ini diyakini menyimpan lebih dari 10.000 spesies tumbuhan, 580 spesies burung, dan 201 spesies mamalia. Ada juga 15 spesies endemik Sundaland yang hanya ditemukan di Indonesia, dan mereka hidup di hutan ini, termasuk Orang Utan Sumatera.
Keberlanjutan dan Ancaman
Hutan Hujan Tropis Sumatera memiliki nilai universal yang luar biasa dan memenuhi sejumlah kriteria sebagai situs warisan dunia UNESCO. Pertama, taman-taman nasional dalam kawasan ini yang terletak di punggung utama Pegunungan Bukit Barisan memberikan pemandangan alam yang memukau, termasuk hutan-hutan, air terjun, gua, dan danau-danau vulkanik kecil.
Kedua, hutan ini adalah blok hutan penting di Pulau Sumatera untuk konservasi berbagai jenis hayati. Wilayah ini dianggap sebagai tempat perlindungan iklim yang penting bagi berbagai spesies selama proses evolusi dan masa depannya.
Terakhir, ketiga taman nasional dalam kawasan ini adalah habitat yang beragam dan memiliki berbagai flora dan fauna. Secara keseluruhan, ketiga taman tersebut mencakup lebih dari setengah keanekaragaman hayati di Sumatera.
Meskipun memiliki nilai yang sangat penting, Hutan Hujan Tropis Sumatera masih dalam bahaya. Ancaman utama termasuk pembangunan jalan, pertambangan, penebangan ilegal, dan perambahan lahan konservasi yang tidak sah.
Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk mengatasi ancaman tersebut, termasuk meningkatkan populasi beberapa jenis fauna yang terancam punah. Meskipun demikian, perjuangan untuk melindungi dan melestarikan kekayaan alam ini masih berlanjut agar Hutan Hujan Tropis Sumatera dapat tetap menjadi warisan berharga bagi dunia.