Kisah Abdullah bin Rawahah yang merupakan sahabat Nabi seorang penyair ini menarik untuk kita ketahui. Abdullah bin Rawahah adalah salah satu sahabat Rasulullah SAW yang pandai menulis dan membaca. Ia juga dikenal sebagai penulis syair yang karyanya indah dan berkesan.
Kisah Abdullah bin Rawahah, Sahabat Nabi Seorang Penyair
Rasulullah SAW bahkan terkesan dengan syair-syair karya Abdullah bin Rawahah. Terkisahkan dalam buku Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad SAW oleh Ummu Ayesha, Abdullah bin Rawahah meninggal dalam keadaan syahid ketika membela Islam dalam Perang Mu’tah.
Pada Jum’at pagi, Rasulullah SAW memberangkatkan 3.000 pasukan muslim untuk berperang menghadapi tentara Romawi. Abdullah bin Rawahah turut menjadi muslimin yang ikut berperang namun ia tak kunjung berangkat karena berniat mendirikan salat Jumat bersama Rasulullah SAW terlebih dahulu.
Rasulullah SAW yang mengetahui niat Abdullah bin Rawahah lantas berkata, “Jika engkau bisa bersedekah dengan seluruh yang ada di permukaan bumi ini, sungguh engkau tetap tidak bisa mencapai pahala mereka yang berangkat pagi ini.”
Abdullah kemudian tersadar bahwa apa yang ia lakukan ini adalah keliru. Ia lantas memacu tunggangannya sehingga bisa segera menyusul pasukan muslim lainnya. Pasukan muslim mendirikan kemah di daerah Maan. Mereka mendengar kabar bahwa pasukan Heraklius mencapai 100.000 pasukan. Tambah lagi pasukan Romawi yang jumlahnya sama. Sementara kaum muslimin hanya 3.000 orang.
Di tengah kekhawatiran pasukan muslimin, Abdullah bin Rawahah berkata, “Wahai sahabat-sahabatku, Demi Allah! Sesungguhnya, apa yang kalian tidak suka, itulah yang kita cari, yaitu kesyahidan. Kita memerangi musuh bukan karena jumlah dan kekuatan mereka. Tapi karena agama ini yang dengannya Allah telah memuliakan kita. Marilah, sesungguhnya apa pun akhirnya pasti kebaikan buat kita, kemenangan atau kesyahidan.”
Kalimat Abdullah ini lantas membuat pasukan muslimin bersemangat dan semakin berani. Di Madinah, Rasulullah SAW sedang berbincang dengan para sahabat. Tiba-tiba Allah SWT mengabarkan kondisi peperangan di Mu’tah. Rasulullah SAW menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.
“Bendera pasukan oleh Zaid bin Haritsah bawa. Ia bertempur dengan gagah berani hingga ia gugur sebagai syahid. Kemudian bendera diambil oleh Ja’far. Dia pun bertempur dengan gagah berani hingga ia gugur sebagai syahid.”
Rasulullah SAW kemudian diam sejenak, “Kemudian bendera itu oleh Abdullah bin Rawahah pegang. Dia juga bertempur dengan gagah berani hingga gugur sebagai syahid.” Usai mengatakan kabar ini, Rasulullah SAW tiba-tiba wajah beliau terlihat gembira dan penuh ketentraman. Beliau berkata, “Mereka bertiga dinaikkan ke tempatku di surga.”
Kabar yang tersampaikan Rasulullah SAW ini sama persis dengan apa yang terjadi di medan perang. Allahu Akbar!