Sabtu, 5 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Baby Blues Syndrome pada Ibu yang Baru Melahirkan

Meskipun kelahiran buah hati membawa kebahagiaan tak terhingga bagi orangtua, tak jarang ibu mengalami perasaan sedih atau gangguan mood yang parah setelah melahirkan. Kondisi ini dikenal sebagai sindrom baby blues.

Baby blues syndrome merupakan suatu kondisi mental yang ditandai dengan munculnya perasaan cemas dan kesedihan yang berlebihan pada wanita pasca melahirkan. Meski demikian, kondisi ini umumnya hanya terjadi dalam kurun waktu 14 hari setelah melahirkan.

Meskipun durasinya singkat, sindrom baby blues sebaiknya tidak dianggap enteng karena bisa berpengaruh pada kesejahteraan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui langkah-langkah mengatasi kondisi ini.

Apa Itu Syndrome Baby Blues?

Sindrom baby blues merupakan kondisi psikologis yang muncul pada masa nifas dan dapat menyebabkan depresi dan kecemasan pada ibu. Menurut jurnal ilmiah berjudul How to Cope With Baby Blues: A Case Report, yang dipublikasikan di Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, 50-85 persen ibu mengalami baby blues setelah melahirkan.

Umumnya kondisi ini muncul antara hari ke 1-5 dan dapat mereda dalam 10 hari. Meskipun sebagian besar wanita dapat pulih dengan sendirinya tanpa perawatan profesional, ada beberapa wanita yang mengalami kondisi yang lebih serius. Contohnya seperti gangguan kecemasan atau depresi perinatal yang memerlukan perhatian medis.

Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Baby blues berkaitan dengan perubahan emosional dan fisik yang terjadi saat melahirkan.

Meski lumrah terjadi pada ibu pasca melahirkan, namun perasaan sedih, marah, khawatir, cemas, dan sejenisnya perlu mendapat perhatian dari ibu dan ayah agar dapat ditangani dengan baik.

Apa Penyebab Terjadinya Baby Blues?

Walaupun belum diketahui secara pasti, sejauh ini ada beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya baby blues, yaitu:

1. Adaptasi menjadi ibu

Kesulitan beradaptasi dengan peran baru sebagai seorang ibu juga dapat meningkatkan risiko baby blues. Terutama terjadi jika ibu juga harus melakukan tanggung jawab dengan rutinitas sehari-hari. Kurang tidur juga bisa memicu gejala syndrome baby blues ini, seperti perasaan sedih dan mudah tersinggung.

2. Perubahan hormon

Setelah melahirkan, ada perubahan hormon di dalam tubuh yang memengaruhi perasaan atau suasana hati ibu. Penurunan kadar estrogen dan progesteron atau hormon lainnya yang diproduksi kelenjar tiroid, dapat menyebabkan ibu menjadi mudah lelah, perubahan emosi, hingga depresi.

3. Kelelahan dan kurangnya istirahat

Perasaan depresi juga bisa muncul akibat perubahan pola tidur selama masa merawat bayi. Selain itu, kurangnya dukungan baik dari keluarga atau lingkungan sekitar, juga bisa memicu terjadinya syndrome baby blues. Alhasil, kondisi ini bisa membuat ibu kelelahan karena kurang istirahat.

4. Memiliki riwayat masalah mental

Beberapa masalah mental yang bisa memicu syndrome baby blues adalah gangguan kecemasan, mengidap stres sebelumnya, ataupun bipolar.

Berbagai Gejala Syndrome Baby Blues

Baby blues pada ibu bisa muncul dengan beberapa gejala, seperti:

1. Muncul rasa sedih yang menyebabkan ibu menangis dan merasa depresi

Jadi, bila kamu pernah bertanya-tanya mengapa ibu baru melahirkan sering menangis? Mungkin saja ibu tersebut mengalami sindrom baby blues. Tidak hanya sering menangis, ibu yang mengalami kondisi tersebut pun akan mudah merasa cemas, mudah tersinggung, bahkan tidak memperhatikan keadaan anak atau takut menyentuh anak.

2. Emosi labil dan mudah marah

Setelah melahirkan, tubuh seorang ibu mengalami perubahan hormon yang signifikan. Hormon seperti estrogen, progesteron, dan hormon tiroid dapat berfluktuasi dengan cepat.

Perubahan ini dapat memengaruhi suasana hati dan emosi, menyebabkan ibu merasa lebih sensitif, mudah marah, dan cenderung mengalami perubahan emosi yang ekstrem.

3. Merasa kelelahan, sulit tidur dan sering sakit kepala

Perawatan bayi yang intensif, kurangnya tidur yang cukup, dan perubahan gaya hidup yang signifikan dapat menyebabkan tingkat stres dan kelelahan yang tinggi pada seorang ibu. Kelelahan yang berlebihan dapat memengaruhi keseimbangan emosi dan membuat ibu lebih cepat merasa lelah dan sakit kepala.

4. Merasa kurang percaya diri dan muncul kecemasan

Melahirkan membawa perubahan besar dalam hidup seorang wanita. Ibu baru harus beradaptasi dengan peran dan tanggung jawab baru sebagai seorang ibu, yang dapat memengaruhi identitas dan keseimbangan emosionalnya.

Perasaan ketidakpastian, rasa tidak mampu, tidak percaya diri, atau merasa kewalahan dengan tanggung jawab baru dapat menyebabkan ketegangan emosional dan perasaan takut yang tidak beralasan.

5. Kecemasan dan ketakutan yang tidak beralasan

Ibu yang mengalami baby blues syndrome sering merasakan kecemasan dan ketakutan yang tidak beralasan terkait perawatan dan kehidupan bayinya. Ibu mungkin merasa cemas berlebihan tentang keselamatan dan kesehatan bayi, bahkan jika tidak ada alasan nyata yang mengindikasikan adanya ancaman. Namun, tidak hanya bisa terjadi pada ibu, sindrom tersebut juga bisa terjadi pada ayah.

Lantas, syndrome baby blues bisa berlangsung sampai bayi umur berapa? Umumnya, sindrom ini hanya berlangsung sementara, yaitu sekitar dua hari sampai tiga minggu sejak kelahiran bayi. Itulah mengapa baby blues dianggap sebagai sindrom gangguan ringan yang bisa muncul dalam minggu pertama setelah melahirkan dan berlangsung dalam rentang waktu kira-kira 2 minggu setelah persalinan.

Bagaimana Cara Mengatasi Syndrome Baby Blues?

Munculnya sindrom baby blues memang umum terjadi pada ibu usai melahirkan. Namun ini bisa memberikan dampak negatif tidak hanya bagi ibu, tapi juga bayi yang baru lahir.  Bagaimana cara mengatasi ibu yang mengalami baby blues?

1. Melakukan persiapan melahirkan mulai dari fisik, mental, dan materil

Saat ibu siap dengan kehadiran Sang Buah Hati, maka rasa cemas saat Si Kecil lahir tidak akan membuat ibu merasa tertekan, tetapi justru merasa bahagia.

2. Mencari banyak informasi seputar persalinan 

Ini penting dilakukan ibu agar tidak “kaget” saat mulai merawat Si Kecil. Bicarakan dengan dokter mengenai cara merawat Si Kecil sekaligus menjaga kesehatannya. Ketika ibu tahu cara dan siap merawat Si Kecil, maka syndrome baby blues  pun dapat ibu hindari.

3. Berbagi beban bersama pasangan 

Ini merupakan cara terbaik untuk menghindari sindrom pasca melahirkan. Bicarakan masalah merawat Si Kecil serta berbagi tanggung jawab dengan pasangan dapat meringankan beban ibu, baik secara fisik maupun psikis.

4. Menemukan komunitas yang menguatkan

Menurut jurnal ilmiah berjudul How to Cope with Baby Blues: A Case Report yang dipublikasikan di Journal of Psychiatry Psychology and Behavioral Research, dukungan support system pada ibu saat hamil dan setelah melahirkan akan mencegah terjadinya baby blues syndrome.

Berbagi pengalaman dengan ibu-ibu lain melalui komunitas online ataupun dengan sahabat yang juga seorang ibu, dapat memberikan rasa lega dan mengurangi beban emosional yang ibu rasakan.

5. Pola makan sehat dan istirahat cukup

Mengonsumsi makanan dalam interval teratur dan mencukupi kebutuhan energi tubuh dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil. Kelaparan dan hipoglikemia (kadar gula darah rendah) dapat memengaruhi suasana hati dan menyebabkan perubahan emosi yang drastis.

Ini sesuai dengan yang dianjurkan dalam jurnal ilmiah berjudul The Baby Blues and Postnatal Depression yang dipublikasikan di Andalas Journal of Public Health. Menurut studi tersebut istirahat yang cukup dan membiarkan ibu mengeluarkan isi hatinya, dapat mencegah syndrome baby blues yang berkepanjangan.

6. Berpikir positif 

Berpikir positif dapat membantu meningkatkan kesejahteraan emosional ibu. Fokus pada pikiran-pikiran positif dan memahami bahwa gejala syndrome baby blues adalah hal yang wajar dan akan berlalu, dapat membantu ibu menghadapi fase ini dengan lebih baik.

7. Menulis atau merekam perasaan

Menulis jurnal atau merekam perasaan dapat menjadi sarana untuk melepaskan emosi yang terpendam. Tulis apa yang kamu rasakan tanpa ada batasan atau penilaian. Ini dapat membantu kamu memahami dan mengatasi perasaan yang muncul, serta memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles