Sabtu, 16 Agustus 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenal Penyakit Menular Seksual Sifilis

Sifilis, juga dikenal sebagai penyakit raja singa, merupakan salah satu jenis infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri. Gejala awal penyakit ini sering dimulai sebagai luka yang tidak terasa sakit, biasanya muncul di area alat kelamin, rektum, atau mulut. Penularan sifilis dapat terjadi melalui kontak kulit atau selaput lendir dengan luka tersebut.

Setelah terinfeksi, bakteri penyebab sifilis dapat tetap tidur dalam tubuh selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. Namun, jika sifilis didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan efektif melalui pemberian antibiotik.

Penting untuk diingat bahwa tanpa pengobatan yang tepat, sifilis dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai organ tubuh, termasuk jantung dan otak, dan dapat berakibat fatal. Selain itu, sifilis juga dapat ditularkan dari ibu hamil kepada bayi yang belum lahir, yang menambah tingkat seriusnya. Oleh karena itu, deteksi dan pengobatan dini sangat penting dalam menghadapi penyakit ini serta mencegah penyebarannya ke orang lain.

Penyebab Sifilis

Penyebab sifilis adalah bakteri yang bernama Treponema pallidum. Cara paling umum penyebaran sifilis adalah melalui kontak dengan luka orang yang terinfeksi selama aktivitas seksual. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil atau lecet pada kulit atau selaput lendir.

Sifilis menular selama tahap primer dan sekunder, dan kadang-kadang pada awal periode laten. Pada kasus yang lebih jarang, kondisi ini dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lesi aktif, seperti saat berciuman. Ini juga dapat ditularkan dari ibu ke bayinya selama kehamilan atau persalinan.

Sifilis tidak dapat menyebar dengan menggunakan toilet, bak mandi, pakaian atau peralatan makan yang sama, atau dari gagang pintu, kolam renang, atau bak air panas. Setelah sembuh, penyakit ini tidak kembali atau kambuh dengan sendirinya. Namun, seseorang dapat terinfeksi kembali jika memiliki kontak dengan luka sifilis dari orang lain.

Gejala Sifilis

Ada lima tahapan gejala penyakit ini, yaitu:

  • Sifilis Primer

Gejala pada kondisi ini umumnya muncul berupa luka dengan 10 hingga 90 hari setelah bakteri masuk ke dalam tubuh. Pemulihannya memakan waktu sekitar 3 hingga 6 minggu.

  • Sifilis Sekunder

Sifilis sekunder terjadi beberapa minggu setelah luka menghilang, dengan ruam yang terdapat di bagian tubuh manapun khususnya di telapak tangan dan kaki.

Ditambah dengan penyakit flu, rasa lelah, sakit kepala, nyeri pada persendian, dan demam umumnya menjadi contoh gejala lain yang dialami pengidap. Segera tangani sifilis sekunder dengan tepat, agar infeksi tak berlanjut ke tahap berikutnya.

  • Sifilis Laten

Sifilis laten terjadi tanpa gejala, tapi dalam 12 bulan pertama, infeksi masih bisa menular. Jika tidak ditangani, kondisi ini akan berubah menjadi tersier.

  • Sifilis Tersier

Sifilis tersier merupakan jenis yang paling berbahaya. Gejala yang dialami akan sangat dipengaruhi oleh bagian tubuh mana dimasuki bakteri sifilis. Jenis tersier memiliki dampak terhadap mata, jantung, otak, pembuluh darah, tulang, persendian, dan juga hati.

Hal tersebut menyebabkan pengidap akan mengalami kebutaan, penyakit jantung dan juga stroke akibat dari terjadinya infeksi menular seksual tersebut.

  • Sifilis Kongenital

Jika kondisi ini terjadi pada ibu hamil, maka janin wanita tersebut bisa juga tertular. Infeksi bisa ditularkan kepada janin jika seorang ibu hamil yang mengidap sifilis. Risiko tersebut bisa dikurangi dengan mengobati infeksi sebelum masa kehamilan mencapai 4 bulan.

Jika penanganan dan pengobatan terlambat, ibu hamil tersebut akan terkena komplikasi. Komplikasi yang dimaksud bisa berupa bayi lahir prematur, keguguran, bayi lahir dengan sifilis, dan hilangnya nyawa bayi setelah dilahirkan.

Faktor Risiko Sifilis

Siapa pun yang aktif secara seksual bisa terkena sifilis, tetapi beberapa orang memiliki peningkatan risiko terinfeksi. Risiko akan jadi lebih tinggi jika:

  • Menjadi seorang gay, biseksual, atau melakukan hubungan seks sesama pria.
  • Melakukan hubungan seks tanpa kondom, terutama jika memiliki banyak pasangan.
  • Mengidap HIV/AIDS.
  • Berhubungan seks dengan seseorang yang mengidap sifilis.
  • Mengidap IMS jenis lain, seperti klamidia, gonore atau herpes.

Pengobatan Sifilis

Bagi primer dan sekunder, pengobatan dapat dilakukan dengan antibiotik melalui pemberian suntikan dengan biasanya dilakukan selama kurang lebih 14 hari.

Untuk sifilis tersier dan pada wanita hamil, waktu pengobatan akan lebih lama dan menggunakan antibiotik yang diberikan melalui infus. Pengidap sifilis akan menjalani tes darah untuk memastikan agar infeksi telah sembuh dengan total, setelah menjalani pengobatan antibiotik.

Pencegahan Sifilis

Cara agar terhindar dari penyakit ini, yaitu:

  • Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang.
  • Memiliki satu pasangan tetap untuk melakukan hubungan seksual.
  • Berhenti untuk melakukan kontak seksual dalam jangka waktu lama.
  • Secara terbuka mendiskusikan riwayat penyakit kelamin yang dialami bersama pasangan.
  • Biasakan menggunakan kondom bila harus berhubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles