Negara yang paling sulit dikunjungi wisatawan dunia memiliki beberapa alasan. Ini dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang meliputi situasi keamanan yang tidak stabil, masalah politik, persyaratan visa yang rumit, atau akses terbatas ke negara tersebut.
Sejatinya, selalu ada tantangan dalam mengunjungi setiap negara, tetapi beberapa negara mungkin memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi daripada yang lain. Untuk membantu kamu memahami lebih lanjut mengenai negara-negara ini, di bawah ini akan dibahas beberapa negara yang dianggap sulit untuk dikunjungi oleh wisatawan, baik karena alasan keamanan, kendala politik, atau faktor-faktor lainnya.
Negara yang Paling Sulit Dikunjungi Wisatawan di Dunia
Korea Utara

Korea Utara adalah salah satu negara paling tertutup di dunia. Pariwisata di sini sangat diawasi, dan pengunjung hanya diizinkan untuk mengunjungi lokasi-lokasi tertentu dengan pengawasan ketat. Selain itu, negara ini memiliki hubungan diplomatik yang terbatas dengan banyak negara, membuat akses ke wilayah ini sangat sulit.
Iran
Dilansir dari Visa Guide, permohonan visa ke Iran sulit didapat, karena pengunjung harus memiliki kode verifikasi sebelum mengajukan visa. Kode otorisasi ini dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri di Iran, namun agen perjalanan resmi Iran harus mengajukan kode tersebut atas nama pengunjung. Namun berkat penggunaan eVisa, proses pembuatan visa turis ke Iran menjadi lebih mudah. Selain itu, beberapa negara kini dapat mengajukan visa pada saat kedatangan (dengan persetujuan sebelumnya). Selain itu, wisatawan luar negeri tidak diizinkan masuk apabila pernah berkunjung ke Israel dalam kurun waktu 6 bulan terakhir sebelum mendatangi Iran.
Libya
Kerusuhan dan konflik yang terjadi di Libya membuat negara ini menjadi salah satu tempat yang sulit dikunjungi oleh wisatawan. Setelah Arab Spring pada tahun 2011, pariwisata menjadi lumpuh karena konflik yang sedang berlangsung. Sebagai informasi, Arab Spring adalah serangkaian aksi protes yang menyebar luas di negara-negara Arab, yang pada akhirnya mengakibatkan perubahan rezim di negara-negara seperti Tunisia, Mesir, dan Libya.
Pada akhir tahun 2022, konflik yang sedang berlangsung di Libya dan ketidakstabilan pemerintahan membuat Libya hanya cocok untuk wisatawan yang sudah berpengalaman. Paspor dan visa diperlukan untuk masuk ke Libya untuk semua warga negara kecuali warga negara Aljazair, Yordania, Mauritania, Maroko, Suriah, Tunisia, dan Turki. Karena Libya saat ini tidak mengeluarkan visa turis, satu-satunya pilihan adalah mengajukan visa bisnis. Untuk ini, wisatawan memerlukan bantuan agen perjalanan.
Angola
Perang saudara dan kerusuhan politik selama bertahun-tahun hanya menyebabkan sedikit wisatawan yang berminat datang ke Angola, negara yang terletak di benua Afrika. Selain itu, Luanda, ibu kota Angola, telah dinominasikan sebagai kota termahal di dunia.
Proses visa untuk Angola dapat memakan waktu beberapa minggu dan warga negara mana pun harus mengajukan permohonan di negara asal mereka. Wisatawan memerlukan surat undangan dan bukti pemesanan hotel untuk mengajukan permohonan. Mulai tahun 2020, eVisa untuk Angola telah tersedia.
Turkmenistan
Turkmenistan adalah negara yang terletak di Asia Tengah. Negara dengan ibu kota Ashgabat ini juga menjadi salah satu negara yang sulit dikunjungi wisatawan. Proses visa memerlukan surat undangan dan wisatawan harus didampingi oleh pemandu wisata selama berada di Turkmenistan. Ada pilihan lain untuk memasuki Turkmenistan. Wisatawan bisa mendapatkan visa transit jika memasuki Turkmenistan melalui perbatasan darat dan melanjutkan perjalanan ke negara lain.
Meskipun negara-negara ini mungkin sulit untuk dikunjungi, namun sering kali menawarkan pengalaman yang unik dan tidak terlupakan bagi mereka yang berhasil mengatasi kendala dan menjelajahinya.