Pernahkah Anda mendengar bahwa posisi bintang, planet, dan waktu lahir seseorang memengaruhi ramalan kepribadian mereka? Astrologi adalah bahasa untuk ramalan ini.
Selain itu, astrologi sering dikaitkan dengan astronomi, yang dianggap sebagai cabang ilmu pengetahuan atau sains. Pada dasarnya, keduanya membahas perbintangan dan benda langit lainnya.
Namun, banyak ilmuwan telah menjelaskan mengapa astrologi dan astronomi tidak sama sebagai sains.
Seperti dikutip dari The Conversation, simak penjelasan Associate Professor of Sociocultural Anthropology, Arts, & Science Talia Dan-Cohen dan Professor of Philosophy-Neuroscience-Psychology, Art, & Sciences Carl Craver dari Washington University St. Louis berikut.
Perbedaan Astrologi dan Astronomi
Sains dan Pseudosains
Astronomi merupakan sebuah disiplin ilmiah yang memiliki studi objek pada fenomena langit, seperti bintang, galaksi, planet, dan lubang hitam. Ilmu ini akan menggunakan metode dan prinsip ilmiah untuk memahami perilaku objek-objek tersebut.
Meskipun mirip, astrologi bukan merupakan disiplin ilmiah. Sebab, astrologi adalah praktik pseudosains yang mengklaim dapat menginterpretasikan posisi dan gerakan benda langit untuk memprediksi peristiwa dan sifat-sifat kepribadian manusia.
Prediksi akan kepribadian manusia dilakukan oleh para astrolog dengan mengamati posisi planet pada saat kelahiran seseorang.
Beda Landasan
Astrologi dan astronomi diketahui sama-sama bermanfaat untuk membuat prediksi. Namun, landasan teori yang digunakan untuk membuat prediksi berbeda.
Teori dalam astrologi mengklaim bahwa kehidupan sehari-hari termasuk pekerjaan, jati diri, sampai pasangan dipengaruhi posisi planet dan bintang.
Sedangkan, prediksi pada astronomi meliputi fenomena gerakan benda langit dan ekspansi planet. Prediksi astronom,
didasarkan pada sifat-sifat seperti massa, jarak, dan gaya gravitasi.
Keberadaan Bukti yang Tegas
Pada zaman kuno, kedua ilmu ini kerap dianggap sebagai satu bidang studi yang sama. Hingga sekitar abad 17-18, kedua ilmu ini dipraktekkan secara berdampingan. Saat itu, mengetahui planet mana yang berkaitan dengan bintang tertentu dianggap penting untuk membuat prediksi akurat tentang bagaimana posisinya memengaruhi kehidupan manusia.
Di masa itu, astronom terkenal seperti Galileo Galilei dan Johannes Kepler bahkan mempraktikkan astrologi. Keduanya ingin mengetahui bagaimana hal-hal di alam semesta bekerja sehingga bisa memprediksikan masa depan.
Namun, ketika pengetahuan dan metode empiris dikembangkan, diketahui bahwa astrologi tidak memiliki bukti dan ketegasan untuk dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Kendati demikian, astrologi tetap populer di kalangan banyak orang hingga saat ini.
Alasan Astrologi Bukan Ilmu Pengetahuan
Dan-Cohen dan Craver menjelaskan, astrologi bukan ilmu pengetahuan karena sains membutuhkan pengujian terhadap tiap klaim faktual di dunia.
Sama seperti astronom, astrolog juga membuat klaim faktual. Hal ini membuat astrologi terlihat seperti kepercayaan ilmiah.
Kemudian, peneliti menguji prediksi yang dibuat oleh astrologi terkait kehidupan manusia. Sayangnya, prediksi yang dibuat sama saja seperti tebak-tebakan belaka. Hingga saat ini, belum ada bukti bahwa kekuatan galaksi mampu memengaruhi pengambilan keputusan seseorang.
Beberapa orang akan percaya bahwa mereka menemukan dukungan untuk prediksi astrologi dalam pengalaman pribadi mereka. Kepercayaan ini akan ditambah ketika membaca horoskop dan dirasa cocok dengan kondisi mereka.
Kendati demikian, prediksi yang dibuat cukup samar sehingga seringkali astrologi dianggap palsu dan menjadi sulit untuk menilai prediksi astrolog dengan tepat.
Sementara itu, kebaruan teori astronomi terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi. Contohnya, teori relativitas umum milik Einstein didukung dengan teori Newton karena memprediksi migrasi yang tepat dari titik terdekat Merkurius dengan matahari setiap tahun.
Tetap Digemari
Meskipun astrologi tidak memiliki dasar dalam prediksinya, ramalan zodiak tetap digemari banyak orang. Bahkan 30% orang Amerika percaya dengan astrologi.
Astrologi digemari karena merupakan sebuah alat yang dapat digunakan untuk menceritakan kisah atau memahami diri sendiri. Karena itu, meskipun tidak memiliki prediksi yang akurat, astrologi mampu menawarkan makna dan interpretasi yang digemari banyak orang.
Meskipun kerap dianggap menyenangkan, astrologi bukan merupakan disiplin ilmiah. Karena buktinya tidak tegas, sebaiknya tidak mendasarkan keputusan penting pada astrologi, ya!