Perjalanan panjang jamu menjadi warisan dunia tak benda oleh UNESCO ini menarik untuk kita ketahui. Minuman jamu sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia. Sejak kecil, banyak dari kita familiar dengan penggunaan jamu sebagai bentuk pengobatan tradisional. Saat ini, jamu tetap menjadi pilihan populer dan bahkan hadir dalam kemasan yang lebih modern, menarik perhatian kaum muda.
Penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda dunia adalah sebuah perjalanan panjang. Mulanya, rencana ini oleh Prof. Jaya Suprana sejak tahun 1995. Dari sini, semangat untuk membawa Jamu ke internasional semakin berkobar.
Tahun 2013, Ivana Suprana, Ketua GP Jamu Jateng mengusulkan Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda ke Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Ia kemudian membentuk tim khusus di bawah koordinasi Stefanus Handoyo untuk mendaftarkan jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang kemudian menjadi ‘tiket’ untuk melangkah ke UNESCO. Lalu pada 2019, Ketua Umum GP Jamu, Ibu Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengarahkan pembentukan tim riset khusus oleh Jony Yuwono sebagai ketua, untuk mengikuti alur dan seleksi penominasian dari UNESCO.
Kemudian Jony Yuwono bersama tim mulai melakukan penyusunan dokumen nominasi form ICH 02 pada Juni 2019. Riset ini melibatkan komunitas jamu secara aktif di 4 Provinsi: Jateng, DIY, Jatim, dan DKI Jakarta. Riset melibatkan berbagai komunitas, dari Kampung Jamu Nguter, Komunitas Jamu Gendong Sumber Husodo di Mijen Semarang, hingga Laskar Jamu Gendong di DKI Jakarta.
Berdasarkan pengumuman Direktur Perlindungan Kebudayaan Tentang Hasil Seleksi Usulan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia ke UNESCO pada tanggal 18 Februari 2022. Budaya Sehat Jamu menjadi nominasi Warisan Budaya Tak Benda yang Indonesia ajukan ke UNESCO.
Pada tanggal 14 Maret 2022 Tim nominasi telah mengirimkan berkas dokumen seperti syarat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Budaya Sehat Jamu telah melalui evaluasi dan pengkajian oleh UNESCO. Dari situ, Budaya Sehat Jamu UNESCO nilai layak sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia atau UNESCO Intangible Cultural Heritage.
Keputusan tersebut ditetapkan dalam sidang komite ke-18 yang diselenggarakan pada tangga 14-9 Desember 2023 di Kasane, Botswana. Tim Nominasi Budaya Sehat Jamu yang diwakili oleh Erwin Skripsiadi dari Jamupedia dan Gaura Mancacaritadipura menghadiri sidang tersebut bersama perwakilan dari Duta Besar dan Perwakilan Tetap Indonesia di UNESCO serta perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Akhirnya, proses panjang ini membuahkan hasil, Budaya Sehat Jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia pada pada hari ke-3 sidang, tanggal 6 Desember 2023. Tidak hanya menetapkan, UNESCO juga memuji dokumen nominasi Budaya Sehat Jamu karena dinilai melibatkan partisipasi aktif komunitas.
Pengakuan Dunia Bukan Akhir Perjuangan
Penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia oleh UNESCO ini tak lepas dari peran berbagai pihak. Riset dan pengisian dossier tidak akan berhasil dengan baik. Jika tanpa partisipasi dari ratusan pelaku langsung Budaya Sehat Jamu dari berbagai komunitas di Indonesia.
Tentunya juga dukungan dari ilmuwan dan budayawan yang terlibat seperti Ibu Dr. BRA Mooryati Soedibyo, Prof. Jaya Suprana, Dr. Martha Tilaar, Dwi Ranny Pertiwi Zarman (Ketua Umum GP Jamu), dan tokoh-tokoh lain yang tak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kini, nasib dari warisan budaya yang telah oleh nenek moyang bangsa Indonesia wariskan ini ada di tangan kita bersama. Pengakuan dunia ini bukan akhir perjuangan. Justru inilah yang menjadi awal mula untuk melakukan aksi nyata untuk melestarikan warisan Budaya Sehat Jamu. Penetapan Budaya Sehat Jamu terjadi dalam waktu yang tepat, di mana saat ini kondisi dunia sedang bangkit dari keterpurukan Pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan yang sama, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Putri Kus Wisnu Wardani berharap setelah penetapan ini, akan lahir kesadaran, kecintaan, dan kebiasaan untuk menjadikan jamu sebagai bagian dari gaya hidup.
“Jamu adalah upaya preventif yang khasiat atau manfaatnya tidak akan mendapatkan secara instan dalam satu atau dua hari. Untuk itu jamu perlu mengonsumsi secara kontinyu, seperti apa yang telah Presiden Joko Widodo contohkan. Budaya Sehat Jamu adalah manifestasi kekayaan budaya Indonesia dalam hal kesehatan dan pengobatan. Bicara soal jamu, kita tidak sebatas bicara tentang minuman. Selain resep berbagai minuman jamu untuk kesehatan dan penyembuhan. Naskah-naskah kuno peninggalan nenek moyang juga merekam pemanfaatan bahan alam sebagai perawatan kecantikan. Seyogyanya kebiasaan ini juga kita lanjutkan,” tandasnya.