Pencinta musik Indonesia mempertanyakan mengapa Coldplay dan Taylor Swift memilih untuk mengadakan konser hingga 6 hari di Singapura daripada mengunjungi Jakarta, yang populasinya dua kali lipat.
Coldplay mengumumkan bahwa mereka akan menggelar konser di Singapura selama enam hari pada Januari 2024, yang akan menjadi konser terpanjang di Asia Tenggara.
Selain itu, Indonesia hanya menjadi salah satu dari empat negara di dunia yang hanya menerima Coldplay untuk satu hari konser Music of the Spheres World Tour pada 15 November 2023.
Setelah Taylor Swift mengumumkan bahwa dia hanya akan tampil selama enam hari di Singapura sebagai bagian dari The Eras Tour, pertanyaan semakin meningkat. Swift tidak mengunjungi negara Asia Tenggara lainnya.
Meskipun demikian, Jakarta memiliki pendengar Taylor Swift terbanyak di seluruh dunia versi layanan streaming Spotify, dengan 2,1 juta pendengar per bulan.
Untuk alasan apa dua musisi terkenal ini tidak konser lama di Indonesia?
Beberapa waktu lalu, Yosia Revie Pongoh, akademisi manajemen pertunjukan musik dari Universitas Pelita Harapan (UPH), mengatakan, “Menurut saya bukan hanya soal calo.”
Selanjutnya, dia menyatakan bahwa ada banyak hal lain yang menjadi track record kita yang buruk dalam penyelenggaraan acara, baik hiburan, olahraga, atau acara lainnya, yang dengan mudah diberitakan di media ketika artis asing melakukan penelitian awal tentang Indonesia dan kaitannya dengan penyelenggaraan acara.
Revie mengatakan, “Mereka akan menemukan catatan masalah kita tentang pengelolaan keramaian, calo, dan tendensi penonton kita, termasuk kondisi sosial, politik, dan lingkungan di Indonesia.”
Revie mengakui bahwa Indonesia, dengan populasi yang besar, adalah tempat yang strategis untuk bisnis, termasuk industri musik. Ia mengacu pada peristiwa perang tiket konser Coldplay di Jakarta yang menghasilkan ratusan juta hingga miliaran rupiah.
ini merupakan hal yang sangat disayangkan, karena negara Singapura yang lokasi geografisnya tidak jauh dari Indonesia, tapi lebih friendly dan vibrant untuk melaksanakan konser. Hal ini melemahkan posisi Indonesia dari sudut pandang bisnis.