Sederet brand fashion lokal yang memiliki konsep sustainable ini terkenal ramah lingkungan dan memberdayakan. Setiap tanggal 22 April, Hari Bumi terperingati sebagai ajakan bagi kita semua untuk terus menjaga kelestarian bumi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah dampak fashion terhadap lingkungan. Di mana industri ini dikenal sebagai salah satu yang paling merusak.
Namun, saat ini, banyak brand fashion lokal yang semakin sadar akan pentingnya keberlanjutan lingkungan. Mereka mengadopsi konsep ramah lingkungan dalam produksi pakaian sehari-hari. Tak hanya fokus pada bahan dan proses pembuatan yang ramah lingkungan, beberapa dari mereka juga aktif dalam menggandeng komunitas, petani, dan pengrajin lokal sebagai upaya pemberdayaan. Ayo, kita intip lebih dalam!
Sederet Brand Fashion Lokal Punya Konsep Sustainable
Sejauh Mata Memandang

Sejauh Mata Memandang mengadopsi prinsip circular fashion dan upcycle. Selain menggunakan material alami, mereka juga menggunakan bahan-bahan dari pakaian yang sudah tak terpakai. Bahan tersebut diolahnya menjadi karya busana yang menggabungkan inspirasi busana tradisional dan kontemporer sehingga menarik di mata anak muda.
Selain itu, Sejauh Mata Memandang juga sering mengadakan kampanye-kampanye ramah lingkungan, seperti program daur ulang pakaian. Upaya keberlanjutan brand yang didirikan Chitra Subyakto ini lakukan terangkum dalam Laporan Dampak yang rilis tahunan.
SukkhaCitta

Produk-produk SukkhaCitta menawarkan desain kontemporer dengan sentuhan budaya Indonesia yang nyaman untuk sehari-hari. Namun lebih dari itu, mereka juga mengutamakan keberlanjutan. Produk menggunakan material ramah lingkungan terbuat dari 100% serat alami, seperti regenerative cotton, linen, tencel, dan silk, serta pewarna alami. Dalam proses pengerjaannya, SukkhaCitta memberdayakan petani dan pengrajin lokal Indonesia, mendukung kesejahteraan mereka.
Waiki

Berdiri tahun 2017 hingga kini ada di Solo dan Bali, brand lokal Waiki juga mendukung circular fashion. Waiki menggunakan kain sisa dan material deadstock untuk diolah menjadi produk pakaian mereka. Selain itu, Waiki juga membuka Klinik Reparasi di mana kamu bisa “upgrade” pakaian yang sudah usang, seperti kena noda atau kain berubah kusam, jadi layak dipakai kembali dengan cara pewarnaan. Tenang, pewarna yang digunakan juga alami kok!
Noesa

Mengedepankan nilai tradisi, Noesa menghadirkan pakaian-pakaian tradisional seperti tenun dan batik, tanpa meninggalkan nilai ramah lingkungan. Proses pewarnaan menggunakan ekstrak tanaman, terdesain sedemikian rupa agar meminimalisir limbah, dan menggunakan material berkelanjutan. Noesa menggandeng pengrajin lokal untuk mengkreasikan produk-produk yang terentang dari apparel, aksesori hingga home decor.
Tulisan

Tulisan mengusung konsep tekstil serigrafi yang kaya estetika sejak berdirinya tahun 2010. Tekstil ini merupakan kreasi berbagai fashion items, mulai dari tas dan aksesori. Di balik proses pembuatannya yang serba handmade, mereka menggenggam nilai keberlanjutan dan etis.
Tulisan pun sudah menerima sertifikasi dari Bluesign® system dari Swiss yang memonitor pengambilan sumber daya berkelanjutan, proses pengerjaan yang bersih, manajemen limbah air, ruang kerja dengan ventilasi sehat, dan keamanan para pekerja serta keamanan produk akhir bagi pelanggan.