Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Selain Penyalin Cahaya, Ini 9 Rekomendasi Film Karya Wregas Bhanuteja

Wregas Bhanuteja adalah seorang sutradara muda asal Indonesia yang telah menjadi perbincangan hangat di kalangan penonton sejak merilis film panjang pertamanya, “Penyalin Cahaya,” pada tahun 2021.

Namun, sebelum kesuksesan “Penyalin Cahaya,” Wregas telah menghasilkan sejumlah film pendek yang patut dicontoh. Ia telah aktif dalam dunia perfilman sejak 2011, dan karyanya dalam bentuk film pendek telah mencuri perhatian banyak orang. Jadi, apa saja film-film karya Wregas Bhanuteja yang layak Anda tonton?

Deretan film-film karyanya juga berhasil membawa pulang penghargaan bergengsi loh! Nah, kalau kamu ingin tahu apa saja film-film dari sutradara muda ini, simak beberapa rekomendasinya di bawah ini.

1. Senyawa (2012)

Senyawa adalah film pendek yang berdurasi sekitar 12 menit. Film ini mengisahkan tentang seorang anak perempuan bernama Retno. Diceritakan Retno ingin merekam lagu Ave Maria untuk sang ibu. Namun, rekamannya selalu terganggu oleh suara-suara di sekitar lingkungannya. Film ini berhasil meraih penghargaan Best Short Film di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2012.

2. Lemantun (2014)

Rekomendasi film karya Wregas Bhanuteja yang satu ini pastinya sudah tidak asing lagi. Pasalnya film berjudul Lemantun ini sempat viral di tahun perilisan di YouTube. Lemantun mengisahkan tentang seorang ibu yang hendak membagikan warisan berupa lemari kepada lima anaknya. Film drama bertema keluarga ini berhasil meraih Piala Maya 2015, Film Pendek Pilihan Penonton XXI Short Film Festival 2015, dan sejumlah penghargaan lainnya.

3. Lembusura (2015)

Lembusura adalah film pendek yang mengangkat legenda iblis gunung yang ada di Gunung Kelud. Menurut legenda, hujan abu disebabkan oleh setan marah bernama Lembusura yang memakai tudung ajaib dan tinggal di dalam gunung berapi. Film ini berhasil terpilih sebagai nominasi dalam Festival Film Berlinale 2015.

4. The Floating Chopin (2016)

Berikutnya adalah The FLoating Chopin yang memiliki premis cerita yang sederhana. Film ini mengisahkan perjalan sepasang kekasih di sebuah pantai. Film pendek asal sutradara dari Yogyakarta ini mendapatkan kesempatan diputar di Festival Film Hong Kong 2016.

5. Prenjak (2016)

Prenjak merupakan film yang diangkat berdasarkan praktik kearifan lokal di tahun 1980 hingga 1990-an yang terjadi di Yogyakarta. Ceritanya tentang seorang wanita penjual wedang ronde yang mengizinkan seorang pria melihat organ intimnya dengan menyalakan korek di tempat gelap demi uang. Film ini berhasil memenangkan sederet penghargaan bergengsi, seperti Discovery Award di Festival Film Cannes dan Best Fiction Short Film di Festival Film Internasional Melbourne.

6. Waung/Warmest Regards from a Dog (2018)

Waung/Warmest Regards from a Dog adalah film pendek berdurasi sekitar 12 menit yang bercerita tentang seorang pemuda bernama Ian. Sebelum berangkat ke luar negeri, Ian ingin mengumpulkan bau kekasih lamanya Ingrid, sebagai jimat dan hadiah perpisahan.

7. Tidak Ada yang Gila di Kota Ini (2019)

Tidak Ada yang Gila di Kota Ini adalah film yang diadaptasi dari cerita pendek karya Eka Kurniawan. Film ini menceritakan tentang fenomena penangkapan orang-orang dengan gangguan jiwa di sebuah kota di Pulau Jawa. Tidak Ada yang Gila di Kota Ini berhasil menjadi film pendek terbaik di ajang Festival Film Indonesia 2019.

8. Penyalin Cahaya (2014)

Penyalin Cahaya atau disebut juga Photocopier merupakan film drama thriller yang bercerita tentang Suryani yang merayakan kemenangan teaternya dengan berpesta bersama teman dan para senior teater.

Keesokan paginya, Suryani terbangun dalam keadaan tidak mengingat apa pun dan harus kehilangan beasiswa karena foto unggahan dirinya yang sedang mabuk di pesta tersebut diketahui pihak kampus. Sebelum tayang di Indonesia, Penyalin Cahaya telah diputar terlebih dahulu di Busan International Film Festival.

Dalam festival tersebut, Penyalin Cahaya berkompetisi dalam beberapa nominasi seperti New Current Award, New Currents Audience Award, NETPAC Award, dan FIPRESCI Award.

9. Budi Pekerti (2023)

Budi Pekerti adalah film panjang kedua Wregas setelah Penyalin Cahaya. Film yang memiliki judul internasional ANDRAGOGY ini terpilih menjadi Official Selection di Toronto International Film festival.

Film ini menceritakan tentang seorang guru BK bernama Ibu Prani yang dirundung setelah videonya berselisih dengan seorang pengujung pasar yang menyerobot antrea viral. Rencananya film ini tayang di bioskop Indonesia di penghujung 2023.

Demikian sejumlah rekomendasi film karya Wregas Bhanuteja. Apakah ada filmnya yang sudah kamu tonton?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles