Tanda-tanda Si Kecil terkena gangguan maag ini penting untuk para orang tua mengetahuinya. Apakah kamu tahu bahwa penyakit maag atau dispepsia tidak hanya menjadi masalah bagi orang dewasa? Ternyata, anak-anak juga dapat mengalami kondisi ini. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengenali tanda-tanda anak yang mengalami maag. Sehingga mereka dapat memberikan pertolongan yang tepat dengan segera.
Tanda-tanda maag pada anak sebenarnya cukup mudah mengenalinya, karena gejalanya tidak jauh berbeda dengan yang oleh orang dewasa alami. Namun, mengingat bahwa Si Kecil masih dalam masa pertumbuhan. Penting untuk menangani kondisi ini dengan benar agar kebutuhan nutrisi anak terpenuhi dan mereka dapat tumbuh dengan optimal.
Tanda-tanda Si Kecil Terkena Gangguan Maag
Selain mulas, tanda anak maag lainnya adalah beberapa kondisi berikut ini:
- Merasakan nyeri atau terbakar di perut bagian atas, biasanya di tengah.
- Mual.
- Kembung.
- Hilangnya selera makan yang diikuti dengan penurunan berat badan.
- Cepat kenyang atau selalu merasa kenyang meski anak tidak makan.
- Kerap bersendawa bahkan hingga sulit mengendalikannya
Biasanya, gangguan pencernaan hanya terjadi sesekali, seperti setelah makan terlalu banyak camilan. Namun, ibu pasti ingin ke dokter jika anak mengalami gangguan pencernaan bahkan saat anak sudah makan makanan sehat, berolahraga, dan cukup tidur.
Anak mungkin perlu diperiksa, menjalani rontgen perut atau tes lain untuk memastikan gangguan pencernaan anak bukan pertanda masalah lain pada saluran pencernaan. Bergantung pada apa yang ditemukan dokter, anak mungkin juga perlu mengubah pola makan atau minum obat.
Anak mungkin perlu pemeriksaan di rumah sakit jika mengalami gejala seperti:
- Muntah, terutama jika Anda pernah melihat darah dalam muntah.
- Terlihat semakin kurus atau mengalami penurunan berat badan.
- Tidak memiliki nafsu makan lebih dari sehari.
- Pernah merasa sesak napas.
- Berkeringat tanpa alasan.
- Mengalami sakit perut yang tidak kunjung sembuh atau terasa sangat tidak enak.
- Memiliki kotoran yang terlihat hitam atau lengket atau ada darah saat BAB.
Memahami Penyebab dan Faktor Risiko Maag pada Anak
Meski stres dan makanan tertentu menyebabkan sakit maag menjadi lebih buruk, ada faktor lain yang berperan dalam menyebabkan maag pada anak, beberapa di antaranya:
- Penggunaan obat antiinflamasi non steroid, seperti aspirin atau ibuprofen secara berlebihan.
- Faktor genetik, karena diyakini bahwa anak yang mengidap maag juga diwarisi dari orangtuanya.
- Stres parah pada anak, juga memicu peningkatan asam pada lambung, yang akan memburuk antara 3 hingga 6 hari.
- Kegemukan pada anak, yang dikaitkan dengan peningkatan risiko ulkus pediatrik karena peradangan gastrointestinal dan perubahan bakteri normal.
- GERD, yang ditandai dengan refluks asam kronis. Pada kasus yang parah, kondisi ini bisa menyebabkan tukak lambung.
Mencegah Maag pada Anak
Beberapa anak bisa makan apa saja dan mereka tidak pernah sakit perut. Namun, anak lain bisa lebih sensitif terhadap makanan, sehingga tanda anak maag segera muncul. Jika orangtua menemukan salah satu dari makanan anak menyebabkan masalah, sebaiknya batasi makanan tersebut.
Selain menghindari makanan bermasalah, sebaiknya makan beberapa porsi kecil daripada beberapa makanan yang sangat besar. Berikut juga ada beberapa tips lain untuk mencegah tanda maag pada anak muncul:
- Sebisa mungkin, hindari makanan berlemak dan berminyak, seperti makanan cepat saji.
- Hindari terlalu banyak cokelat.
- Makan pelan-pelan.
- Jauhkan anak dari paparan asap rokok.
- Temukan cara agar anak bisa rileks demi mengurangi stres.