4 bentuk attachment style dan perannya dalam hubungan mungkin beberapa di antara kamu belum mengetahuinya. Apakah kamu sudah mengenal gaya keterikatan dalam ilmu psikologi? Gaya keterikatan (attachment style) memainkan peranan penting dalam membentuk pola pemikiran dan perilaku seseorang. Selain itu, gaya keterikatan juga memengaruhi cara kita menjalin hubungan dengan orang lain. Misalnya, kamu mungkin memiliki kecenderungan untuk merasa cemburu atau cenderung menarik diri dari suatu hubungan pada titik tertentu.
Menurut psikiater dan psikoanalis John Bowlby, seperti yang melansir dari Attachment Project, ikatan yang terbentuk di masa kecil menciptakan pola asuh yang mempengaruhi cara kita membangun hubungan sebagai orang dewasa. Teori ini berkembang menjadi empat gaya keterikatan.
Penasaran apa saja bentuk attachment style dan perannya dalam hubungan? Yuk, cari tahu lebih lanjut!
4 Bentuk Attachment Style dan Perannya dalam Hubungan
Anxious/Preoccupied
Orang dewasa dengan gaya keterikatan cemas atau anxious cenderung memiliki pandangan diri yang negatif, tetapi pandangan positif terhadap orang lain. Artinya, mereka mungkin memandang pasangannya sebagai “seseorang yang lebih baik.”
Seseorang yang termasuk golongan anxious attachment style menganggap dirinya kurang layak untuk dicintai dibandingkan dengan orang lain. Selain itu, pemikiran untuk hidup tanpa pasangannya menyebabkan tingkat kecemasan yang tinggi. Karena itu, tipe anxious ini sangat takut ditinggalkan pasangannya. Mereka biasanya cenderung lebih menuntut perhatian dan sangat membutuhkan kepastian bahwa mereka dicintai.
Avoidant/Dismissive

Selanjutnya, orang dengan gaya keterikatan menghindar cenderung memiliki pandangan positif terhadap diri sendiri dan pandangan negatif terhadap orang lain. Ini terlihat seperti kebalikan dari anxious attachment style sebelumnya. Orang-orang dengan tipe ini cenderung lebih memilih untuk mandiri dan tidak ingin berada dalam suatu hubungan untuk merasa lengkap.
Singkatnya, avoidant attachment style tidak ingin bergantung pada orang lain, tidak ingin orang lain bergantung pada mereka, atau mencari validasi dari orang lain. Seseorang dengan tipe avoidant attachment style juga cenderung menyembunyikan atau menekan perasaannya ketika dihadapkan situasi yang menimbulkan emosi. Mereka akan menghindari konflik maupun kedekatan emosional dengan siapa pun.
Disorganized/Fearful-Avoidant

Orang dengan gaya keterikatan tidak teroganisir atau disorganized ini cenderung lebih mudah terombang-ambing antara ciri-ciri attachment style avoidant dan anxious. Mereka cenderung menunjukkan perilaku yang membingungkan, bergantung pada suasana hati dan keadaannya saat itu.
Bagi orang dewasa dengan gaya keterikatan ini, pasangan dan hubungan sering kali menjadi sumber keinginan dan ketakutan. Di satu sisi, orang yang menghindari rasa takut memang menginginkan kedekatan dengan pasangan. Namun, di sisi lain, kamu mengalami kesulitan dalam mempercayai dan bergantung pada orang lain. Pada akhirnya, mereka menghindari keterikatan emosional yang kuat karena takut tersakiti.
Secure Attachment

Jika kamu perhatikan lagi, ketiga gaya keterikatan sebelumnya termasuk gaya keterikatan yang tidak aman. Itu karena adanya kesulitan dalam membina dan menjaga hubungan yang sehat. Sebaliknya, ada gaya keterikatan aman yang menyiratkan bahwa seseorang bisa merasa nyaman dalam mengekspresikan emosinya secara terbuka. Karena itu, orang dengan secure attachment style ini dapat bergantung pada pasangannya. Lalu, pada gilirannya mereka akan membiarkan pasangannya bergantung padanya.
Hubungan seperti ini biasanya berdasar pada kejujuran, toleransi, dan kedekatan emosional. Orang-orang dengan gaya keterikatan ini umumnya lebih mudah mencapai keberhasilan dalam hubungannya. Meski begitu, mereka juga tidak takut sendirian, lho.
Nah, apakah kamu sudah bisa membedakanmu atau pasanganmu termasuk jenis attachment style yang mana? Menariknya, jenis keterikatan ini dapat berubah seiring dengan peristiwa yang terjadi dalam hidup ataupun ketika berhubungan dengan orang yang berbeda.