Semua orang memiliki kecemasan, yang merupakan hal yang normal dan diperlukan dalam hidup, tetapi jika terlalu banyak, itu akan membuat kita terjebak dalam kekhawatiran dan merusak kesehatan mental kita. Lihat penjelasan berikut dari Psychology Today untuk menentukan apakah kecemasan kamu sudah berbahaya atau masih aman.
1. Gimana kalau…
Pikiran kecemasan, seperti “bagaimana kalau…” atau “kalau misalnya…” adalah contoh pikiran kecemasan karena kita membayangkan hal-hal negatif yang mungkin tidak terjadi dan tidak akurat. Ini adalah jenis kekhawatiran yang paling sering kita alami, dan karena terjadi berulang kali, itu membandel.
2. Memaksakan Kepastian
Ketika kamu memiliki ekspektasi yang sangat sulit digoyahkan hingga memengaruhi diri sendiri dan orang lain, coba periksa apakah itu berasal dari kecemasan yang mendalam. Kita harus mempertimbangkan apakah kita terlalu yakin, seperti, “Kalau aku tidak kerja di perusahaan A, maka aku gagal.” Kita khawatir tentang kestabilan keuangan kita. Sayangnya, pikiran seperti itu tidak akan berguna karena hidup penuh dengan kejutan.
3. Menyepelekan kemampuan diri sendiri
Coba pikirkan deh, seberapa sering kita meremehkan kemampuan kita sendiri saat mengkhawatirkan masalah yang dapat berdampak besar? Meskipun masalah tersebut mungkin hanya angan-angan, ketakutan akan masalah tersebut sudah merusak kepercayaan diri kita.
4. Berakar dari trauma
Kadang-kadang sulit bagi kita untuk memahami beberapa kecemasan karena memang berasal dari trauma masa lalu. Misalnya, kita takut menjalin hubungan karena keluarga kita berpisah ketika kita masih kecil, sehingga kita secara tidak sadar berusaha menghindari perpisahan dengan mengkhawatirkan hubungan kita. Kita harus mendapatkan bantuan profesional untuk menyelesaikan kecemasan yang disebabkan oleh trauma terlebih dahulu.
Itu ciri-ciri kecemasan yang toxic. Jika kamu merasakannya juga maka segeralah singkirkan pikiran itu jauh-jauh dan mulailah menghargai diri sendiri.