5 rutinitas kecantikan harian yang ternyata berbahaya bagi lingkungan penting untuk kita tahu dan mulai menguranginya. Perempuan seringkali terkait dengan kecantikan dan melakukan berbagai rutinitas demi penampilan yang menawan. Namun, tahukah kamu bahwa beberapa kebiasaan dalam rutinitas kecantikan ternyata dapat merusak lingkungan?
Menurut Sustainable Earth yang terlansir oleh platform keadilan sosial TRVST, industri kecantikan memproduksi sekitar 120 miliar unit sampah setiap tahunnya. Sampah ini terdiri dari berbagai material seperti plastik, kertas, kaca, dan logam. Yang memprihatinkan, sebagian besar sampah ini tidak mendaur ulang dengan benar dan akhirnya berakhir di tempat pembuangan akhir, memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan.
Kita harus mempertimbangkan rutinitas kecantikan mana yang berkontribusi pada kerusakan lingkungan. Ayo, simak ulasan berikut untuk informasi lebih lanjut!
5 Rutinitas Kecantikan Harian yang Berbahaya Bagi Lingkungan
Tidak Mendaur Ulang Sampah Kecantikan
Membuang kemasan produk kecantikan ke tempat sampah biasa merupakan tindakan kecil yang berdampak besar. Kemasan plastik, botol kaca, dan wadah kosmetik perlu mendaur ulang. Jika tidak, sampah ini akan menumpuk di tempat pembuangan akhir dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk terurai.
Menggunakan Kapas dan Cotton Bud Sekali Pakai
Kamu sering menggunakan kapas sekali pakai? Well, kapas menjadi sahabat setia dalam membersihkan wajah dari makeup dan kotoran. Namun, tahukah kamu bahwa penggunaan kapas sekali pakai setiap hari bisa membahayakan lingkungan?
Kapas terbuat dari bahan yang sulit terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk hancur. Parahnya lagi, beberapa kapas terbungkus plastik, sehingga menambah jumlah sampah yang dihasilkan. Selain kapas, penggunaan cotton bud sekali pakai juga bisa membahayakan lingkungan, lho! Cotton bud yang membuang sembarangan dapat terbawa arus dan tertelan oleh hewan laut.
Menggunakan Pisau Cukur Sekali Pakai
Pisau cukur memang menjadi andalan banyak orang untuk menghilangkan bulu. Alat ini praktis dan mudah digunakan. Namun, di balik keefektifannya, terdapat konsekuensi besar bagi lingkungan yang perlu kita perhatikan.
Pisau cukur sekali pakai umumnya hanya bisa digunakan 1-3 minggu dan harus segera dibuang. Bayangkan tumpukan sampah yang dihasilkan dari jutaan pisau cukur yang dibuang setiap tahun. Parahnya lagi, pisau cukur ini tidak mudah terurai dan dapat mencemari lingkungan. Sampah pisau cukur yang menumpuk di tempat pembuangan akhir (TPA) dapat mencemari tanah dan air.
Uji Coba Produk Pada Hewan
Tahukah kamu bahwa beberapa produk kecantikan yang kamu gunakan sehari-hari mungkin telah teruji pada hewan? Pengujian ini dilakukan untuk melihat efek samping bahan-bahan kosmetik pada kulit dan tubuh hewan. Menurut Humane Society, pengujian kosmetik pada hewan sebetulnya tidak diperlukan lagi. Kabar baiknya, banyak perusahaan kecantikan yang telah mengembangkan metode alternatif yang lebih manusiawi dan akurat, seperti pengujian in vitro dan studi komputer.
Menggunakan Microbeads Exfoliator
Menggunakan microbeads exfoliator mungkin terasa bermanfaat untuk mengangkat sel-sel kulit mati di wajah. Namun, di balik manfaatnya, microbeads memiliki dampak buruk bagi kelestarian laut. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), microbeads yang terbuat dari plastik ini terlalu kecil untuk menyaring di pusat pengolahan air limbah. Akibatnya, microbeads terbuang ke danau, sungai, dan laut, mencemari habitat biota laut.
Hewan-hewan laut, seperti ikan dan plankton, tidak dapat membedakan microbeads dengan makanan. Mereka menelan microbeads ini, yang kemudian menumpuk di dalam tubuh mereka dan berpotensi meracuni mereka.