Kalimat yang mengubahmu jadi orang paling bahagia ini penting untuk kita ketahui dan terapkan. Masyarakat bijak sering mengatakan bahwa kebahagiaan merupakan pilihan yang harus aktif dibuat, bukan menunggu. Meskipun terdengar sederhana, menciptakan tawa dan kepuasan dalam hidup sering kali bukan perkara yang mudah. Manusia sering kali terperangkap dalam rasa takut dan pola pikir negatif. Hal ini menyulitkan mereka untuk berpikir jernih dan mengembangkan pola pikir yang positif.
Namun, para pakar dari Institute for Global Happiness percaya bahwa membentuk pola pikir yang lebih positif, memuaskan, dan kuat dapat memulainya melalui cara kita berkomunikasi, baik dengan diri sendiri maupun orang lain. CNBC Make It, dalam sebuah laporan, menyajikan saran dari para ahli tersebut, mengusulkan penggunaan kata-kata tertentu setiap hari untuk membentuk pola pikir dan merubah hidup menjadi lebih bahagia. Apa saja kata-kata tersebut?
Kalimat yang Mengubahmu Jadi Orang Paling Bahagia
1. Saya Bisa…
Untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan masalah, kebanyakan orang menggunakan kata-kata “saya harus…” sebagai bentuk motivasi. Namun dalam beberapa kasus, kata-kata macam ini ternyata justru menimbulkan beban dan membuat seseorang merasa kurang bahagia. Terlihat mirip, namun coba bandingkan efek antara “saya harus bayar tagihan listrik” dengan “saya bisa bayar tagihan listrik”.
Mengubah “saya harus…” menjadi “saya bisa…” bisa menjadi cara untuk menumbuhkan pola pikir yang penuh dengan rasa syukur. Kalimat ini justru memberikan efek motivasi yang lebih kuat serta menjadi afirmasi positif bahwa dirimu mampu melakukan hal besar tanpa menganggapnya sebagai beban.
2. Ada Kabar Baik Apa Hari Ini?

Penelitian telah menunjukkan bahwa rasa syukur dapat membuat kita lebih bahagia dan lebih sehat secara fisik. Cara yang bagus untuk mengaplikasikan rasa syukur adalah dengan memandang hidup layaknya permainan “mawar, duri, tunas.”
Mawar ibaratnya momen bahagia, termasuk kemenangan kecil, prestasi, bahkan kesenangan kecil yang kamu rasakan. Duri adalah sesuatu yang menyakitkan atau tidak berjalan dengan baik, sedangkan tunas adalah sesuatu yang kamu nantikan.
Baik mawar maupun duri adalah satu kesatuan yang pada akhirnya akan mengarah pada tunas. Karenanya, ketimbang memikirkan duri, fokuslah pada mawar. Tanyakan pada dirimu sendiri dan orang lain, mawar apa yang muncul hari ini sehingga muncul rasa syukur dan bahagia.
3. Ceritakan Lebih Banyak…

Saat ada yang curhat atau berusaha membuka diri, kebanyakan orang cenderung memberikan respon berupa nasehat dan saran. Padahal, sebagian orang bermaksud menceritakan diri hanya karena ingin didengar. Nasihat dan kata-kata menggurui seringnya hanya membuat mereka menjauh.
Karenanya, kata-kata semacam “ceritakan lebih banyak”, “lalu bagaimana kelanjutannya”, dan sejenisnya jauh lebih efektif. Kalimat ini menunjukkan bahwa kamu meluangkan waktu dan energi untuk mendengarkan. Dengan demikian, mereka akan terus memproses perasaan dan pikiran mereka, sambil juga memperdalam hubungan denganmu.
4. Saya/Kamu/Kita Belum

Kalimat ini adalah alternatif dari kata-kata seperti “saya tidak bisa” yang umumnya berkonotasi negatif. “Saya belum”, jika diucapkan secara mental, akan membantu membuka pintu yang tertutup rapat dalam otak. Singkatnya, hal ini memberikan afirmasi positif bahwa suatu saat kamu bisa melakukan hal yang dimaksud. Bahkan dalam parenting, kalimat ini sangat bagus untuk ditanamkan pada anak-anak demi mengajari mereka tentang bagaimana mengubah kegagalan menjadi kesempatan belajar.
5. Apa Dampaknya Setahun ke Depan?

Kalimat ini bisa menjadi senjata pamungkas saat kamu mulai merasa cemas dan seolah tak ada jalan keluar. Ketegangan dan kecemasan adalah hal wajar semua orang alami, walaupun itu cuma gara-gara hal-hal umum seperti terlambat, lupa bayar tagihan dan kena denda, atau tidak mendapat balasan atas pesan kepada seorang teman. Saat merasa cemas, cobalah tanyakan pada dirimu, apakah masalah ini bakal berimbas hingga setahun ke depan? Jika jawabannya tidak, cobalah untuk menghadirkan ketenangan masa depan itu kembali ke momen saat ini. Mungkin awalnya tidak mudah, namun lambat laun kamu akan terbiasa.
6. Saya Akan Fokus Pada…

Menghadapi tugas menumpuk bakal membuatmu stres dan pening di awal. Jangankan tugas, membaca pesan teks yang membludak saja membuatmu bakal langsung bingung mulai dari mana. Distraksi dan kelelahan macam ini bisa memicu seseorang merasa kehilangan kebahagiaan.
Jika berhadapan dengan hal macam ini, cobalah mengurangi opsi. Ketimbang berusaha multitasking dan melompat-lompat dari tugas ke tugas, luangkan waktu satu menit untuk menulis hal-hal yang harus kamu kerjakan lebih dulu. Setelahnya, fokus pada tujuan yang sudah kamu tetapkan dan selesaikan satu per satu.
Demikian beberapa kalimat yang bisa kamu aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membantumu jadi orang yang lebih bahagia. Jika belum terbiasa, mungkin akan terasa sulit di awal. Namun seiring waktu dan latihan, kamu akan mendapatkan manfaatnya di kemudian hari.