Perbedaan otak perempuan dan pria ini menarik untuk kita ketahui. Perbincangan seputar permasalahan antara perempuan dan pria selalu menarik untuk dijelajahi. Mulai dari situasi sepele seperti pertanyaan mengenai makanan yang dijawab dengan ‘terserah’, yang ternyata membawa sejuta makna, hingga perbedaan dalam cara berkomunikasi antara keduanya.
Terungkap bahwa otak perempuan dan pria bekerja secara berbeda, yang mengakibatkan perbedaan dalam cara berpikir. Ini mencakup metode penyelesaian masalah, gaya berkomunikasi, perspektif terhadap suatu hal, dan sebagainya. Kurangnya pemahaman mengenai perbedaan dalam sistem kerja otak mereka dapat menyebabkan konflik yang tak terduga.
Fascinating, bukan? Oleh karena itu, agar terhindar dari kesalahpahaman yang berkepanjangan, mari kita kenali perbedaan dalam otak perempuan dan pria menurut penjelasan dari dr. Aisah Dahlan, seorang praktisi keterampilan neuroparenting.
Perbedaan Otak Perempuan dan Pria Ternyata Begini
Otak Bicara Perempuan Kiri dan Kanan, Sementara Laki-Laki Hanya Kiri Saja

Tahu, nggak? Menurut dr. Aisah Dahlan, riset mengatakan bahwa perempuan memang lebih suka untuk berbicara daripada pria. Dalam perbincangan dr. Aisah Dahlan dengan Helmi Yahya, setiap harinya perempuan perlu mengungkapkan rata-rata sebanyak 20 ribu kata. Sementara pria hanya 7 ribu kata saja. Kalau perempuan hanya berbicara kurang dari 16ribu kata setiap harinya, maka akan berpengaruh terhadap kualitas tidur, yaitu tidurnya jadi tidak nyaman dan nyenyak. Makanya pria cenderung kelihatan malas, irit bicara, atau hanya membalas seperlunya saja ketika perempuan curhat ngalor ngidul. Itu bukannya dia tidak menghargai perempuan, hanya saja sudah didesain cuma 7ribu kata saja. Apalagi kalau sudah terpakai seharian berkomunikasi di tempat kerja. Wah, masuk rumah bisa-bisa tinggal 50 kata aja, tuh.
Hipotalamus Pria 2,5 Kali Lebih Besar daripada Perempuan

Hipotalamus adalah bagian otak yang terletak di tengah dengan fungsi mengeluarkan hormon untuk mengendalikan organ dan juga sel dalam tubuh. Menurut dr. Aisah Dahlan, fungsi hormon pada hipotalamus ada 4, yaitu sebagai penjaga keamanan, syahwat birahi, pusat lapar dan haus, serta pusat tidur. Karena hipotalamus pria lebih besar 2,5 kali daripada perempuan, maka fungsi-fungsi di atas akan lebih banyak memengaruhi pria. Lalu, karena pria lebih pandai dalam hal menjaga keamanan, pria cenderung lebih suka perempuan yang bisa ia lindungi, menghargai, dan menganggapnya sebagai pahlawan.
Korpus Kalosum Pada Wanita Lebih Tebal

Korpus kalosum merupakan kumpulan jutaan serabut saraf yang fungsinya menghubungkan antara otak kiri dan otak kanan yang mengkoordinasikan sinyal dari berbagai bagian otak sehingga dapat membantu untuk berpikir. Pada perempuan korpus kalosum lebih tebal sehingga lebih bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, sedangkan pria hanya bisa fokus melakukan satu pekerjaan. Misalnya, perempuan bisa sambil memasak, menyuapi anak makan, sekaligus mencuci pakaian di mesin cuci. Sementara pria belum tentu. Terkadang hal ini yang memunculkan pertengkaran karena ekspektasi bahwa pria sama saja bisa melakukan satu pekerjaan dalam satu waktu.
Perempuan Lebih Suka Berbicara Banyak, Sementara Pria Lebih Cepat Tidur Ketika Lelah

Pasti sering mendengar tentang pillow talk, kan? Pillow talk ialah keadaan di mana pasangan saling bercerita apapun satu sama lain sebelum tidur. Nyatanya, banyak kejadian yang membuat perempuan kesal, yaitu pasangan yang tertidur di tengah mereka sedang asik-asiknya curhat. Perempuan memang perlu mengungkapkan emosinya dengan mengeluarkan kata-kata yang banyak. Namun pria juga karena memiliki hipotalamus yang 2,5 lebih besar, otaknya untuk shutdown cenderung lebih cepat. Apalagi jika sudah lelah dan sudah di tempat tidur.
Solusinya adalah sebaiknya bilang sebelumnya jika ingin membicarakan suatu topik dengan rentang waktu berapa lama dan apa poin yang akan dibicarakan. Atau carilah waktu di mana pria sedang santai, tidak lelah, sudah makan, untuk deep talk. Perempuan juga butuh untuk didengarkan sehingga pria perlu mendengarkan tanpa menghakimi atau mencari jalan keluar. Karena jika perempuan tenang, maka pasangan akan jauh lebih tenang.
Kalau bisa seperti itu tentu saja akan sangat menyenangkan ya? Nyatanya nggak segampang itu, lho. Pria juga perlu menciptakan suasana yang bisa membuat perempuan merasa senang. Jadi sama-sama saling adalah kunci untuk meredakan konflik karena perbedaan sistem kerja otak tersebut.