Alasan orang Indonesia suka nonton film horor walau takut ini mungkin relate dengan yang kamu rasakan. Mendengar kata “horor”, sebagian orang mungkin langsung merasa ketakutan. Namun, di Indonesia, para penonton justru menantikan adegan-adegan misterius yang mampu memberikan sensasi mengejutkan.
Contohnya, film “Siksa Kubur” karya sutradara Joko Anwar mendapat sambutan hangat dari penonton. Film horor dengan sentuhan mistis ini berhasil membangkitkan rasa penasaran para penonton. Selain itu, “Badarawuhi di Desa Penari” juga menjadi incaran dengan berhasil mencatat 2 juta penonton pada hari keenam penayangannya.
Tentu saja, kamu pasti penasaran apa yang membuat film horor begitu banyak terminati oleh penonton Indonesia. Berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber seperti buku “The Science of Psychology” karya Laura King, situs GSP Global, dan Psychology Today, berikut adalah beberapa fakta psikologis yang mungkin menjelaskan fenomena tersebut.
Alasan Orang Indonesia Suka Nonton Film Horor Walau Takut
1. Memacu Adrenalin dan Ketegangan
Menurut penelitian dari Professor Glenn Spark, di mata para penggemar film horor, menonton film horor membawa kesenangan sendiri yang memicu adrenalin mereka. Di sisi lain ketegangan yang berhasil tercipta karena adegan menyeramkan dan mengejutkan membuat orang penasaran dan ingin menantikan kelanjutannya. Jadi di satu sisi menyeramkan, tapi di sisi lain dianggap seru karena penuh tantangan. Hal ini turut didukung oleh penelitian dari psikolog Glenn Walters.
2. Kedekatan dengan Realita Penonton

Menurut penelitian psikologi tentang perilaku menonton film horor yang dikaji oleh Psikolog Glenn Walters, film horor diminati banyak orang karena sangat dekat dengan keseharian hidup seseorang. Di Indonesia, hal-hal supranatural dan sesuatu yang berbau mistis masih sangat kental jadi kebiasaan yang dibahas di lingkup keluarga atau pertemanan.
Film horor sangat dekat adegan yang menimbulkan rasa takut, sekaligus menegangkan dan menyedihkan di sisi lainnya. Contohnya, ada korban yang menjadi sasaran dan dikejar oleh tokoh antagonisnya. Hal ini pun menguras emosi penonton yang mungkin dapat menempatkan diri mereka berada di tokoh yang sedang berjuang supaya tidak jadi korban atau berusaha menyelamatkan teman-temannya.
3. Adanya Bias

Nuansa film horor sering kali dikemas dengan unsur supranatural yang kuat, tapi sulit dibuktikan secara sains. Riset psikologi sosial membuktikan adanya bias membuat orang yakin pada hal-hal berunsur mistis. Misalnya, kamu pergi ke peramal dan tersampaikan oleh peramal kalau ada hal-hal mistis yang saat ini berusaha menghambat pekerjaanmu saat ini. Kebetulan kamu saat ini sedang memiliki banyak permasalahan seputar pekerjaan. Kamu pun jadi percaya dengan hal itu.
Contoh lain lagi, kamu pernah bepergian ke suatu hutan atau tempat kemah dan merasa tempat tersebut angker. Ternyata ada juga temanmu yang percaya dengan hal supranatural dan bercerita bahwa memang benar banyak kejadian misterius di sana. Terlebih di film-film horor menceritakan hal yang sama. Hal ini dikenal sebagai confirmation bias dalam psikologi.
4. Tren dan Konformitas

Bergaul dengan teman yang juga hobi menonton film horor, kemungkinan besar akan mendorongmu untuk ikut tren tersebut. Padahal mungkin kamu nggak terlalu suka dengan genre filmnya. Supaya tetap kompak, kamu pun mungkin menjadikannya sebagai tantangan dan momen kebersamaan. Meski menyeramkan kalau ditonton bersama sahabat, pasti akan tetap terasa seru. Dikutip dari buku Social Psychology dari Baron dan Branscombe, keinginan untuk memiliki minat yang sama dengan kelompoknya dikenal dengan istilah konformitas.
Oke, Sobat Riang itu tadi segudang alasan psikologis kenapa para penonton Indonesia gemar menonton film horor. Meskipun penuh dengan segudang adegan yang menyeramkan.