Alasan Puma berhenti sponsori timnas Israel ternyata bukan karena alasan boikot. Puma telah bergabung dalam daftar merek yang menjadi sasaran boikot oleh gerakan Boycott, Divestment, Sanctions (BDS). Sebuah gerakan yang memperjuangkan hak kesetaraan, kebebasan, dan keadilan untuk masyarakat Palestina. Merek olahraga yang berbasis di Jerman ini mendapatkan panggilan untuk boikot karena peran utamanya sebagai sponsor tim nasional Israel Football Association (IFA).
Menurut informasi dari CNN Indonesia, Puma telah menjalin kontrak kerja sama sejak tahun 2018 untuk menyediakan perlengkapan bagi para pemain tim nasional Israel. Namun, lebih dari 200 klub olahraga Palestina telah menyerukan kepada Puma untuk menghentikan dukungan dan sponsorship mereka terhadap okupasi ilegal Israel, sebagaimana terungkap dalam pernyataan resmi BDS Movement.
Alasan Puma Berhenti Sponsori Timnas Israel
Dalam pengembangan terbaru, Puma telah memutuskan untuk menghentikan sponsorship terhadap Israel Football Association (IFA) mulai tahun 2024. Kontrak kerja sama antara Puma dan IFA yang berakhir pada tahun mendatang tidak akan memperpanjangnya. Juru bicara perusahaan mengungkapkan pada hari Selasa (12/12) bahwa keputusan ini telah terencana sejak tahun sebelumnya. Meskipun terdapat peningkatan seruan boikot sejak konflik pada tahun ini, Puma menyatakan bahwa langkah tersebut tidak mereka ambil sebagai dampak dari peristiwa perang.
Dalam pernyataan yang mereka terima oleh Reuters, Puma menyatakan niatnya untuk mengevaluasi semua kemitraan saat ini dan melihat peluang lain. Hal ini dengan tujuan “memastikan keberlanjutan portofolio tim nasional yang kuat.” Selain IFA, Puma juga memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak kerja sama dengan tim nasional Serbia.
Adidas Sudah Setop Sponsorship Lebih Dulu

Adidas sudah menghentikan sponsorship mereka terlebih dahulu, bahkan sejak tahun 2018. Sempat mendapat seruan boikot oleh BDS, Adidas memberi keterangan bahwa pemutusan kerja sama dengan IFA tidak bersangkutan dengan hal tersebut. Berdasarkan laman Business & Human Rights Resource Centre, hak asasi manusia dan norma yang menjadi nilai yang meraka anut mendorong Adidas mengevaluasi langkah dan buat keputusan besar tersebut.