Selasa, 1 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Bahaya Sindrom Patah Hati Bisa Bikin Gagal Jantung!

Bahaya sindrom patah hati ini ternyata tidak main-main efek sampingnya karena bisa bikin gagal jantung. Cinta tertolak, dukun bertindak. Ungkapan ini mungkin sering terdengar bagi banyak orang. Namun, tahukah kamu bahwa ada istilah lain yang mungkin jarang terdengar: Cinta tertolak, jantung bisa berhenti berdetak?

Kenyataannya, jantung memang bisa mengalami masalah serius saat mengalami patah hati. Dalam lingkup medis, fenomena ini terkenal sebagai sindrom patah hati atau Takotsubo syndrome. Takotsubo syndrome dapat menyerang siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang budaya. Artinya, siapapun yang sedang mengalami patah hati memiliki risiko untuk mengalami sindrom ini.

Menurut Jefferson Health, Takotsubo syndrome, atau sindrom patah hati, seringkali oleh stres emosional yang mendalam. Hal ini biasanya terjadi setelah mengalami kejadian traumatis yang secara fisik dan emosional menguras, seperti kehilangan orang yang dicintai, perceraian, penolakan cinta, atau pengalaman-pengalaman menyakitkan lainnya.

Bahaya Sindrom Patah Hati Bisa Bikin Gagal Jantung!

Dokter ahli jantung, David O’Neil mengatakan adrenalin dan hormon stres lainnya, seperti epinefrin, dilepaskan saat mengalami stres dalam jumlah besar. Hal ini tentu meningkatkan detak jantung, tekanan darah, dan konsentrasi mental untuk membantumu merespons pada saat muncul bahaya.

“Dalam beberapa kasus, jantung kewalahan dan rusak akibat stres yang tiba-tiba dan cepat ini. Otot jantung kemudian melemah sehingga menyebabkan komplikasi yang mirip dengan gagal jantung,” kata dia.

Melansir Cleveland Clinic, sindrom patah hati terjadi pada sekitar 2 persen orang yang mengunjungi rumah sakit dengan keluhan serangan jantung. Tapi diyakini bahwa kasus sebenarnya justru lebih tinggi dari yang sudah tercatat saat ini.

Beda Sindrom Patah Hati dengan Serangan Jantung Biasa

Karena sindrom patah hati memiliki gejala seperti serangan jantung, kamu mungkin mengira sedang mengalaminya. Kedua kondisi tersebut menyebabkan sesak napas dan nyeri dada. Namun pada sindrom patah hati, arteri koroner tidak tersumbat dan biasanya tidak mengalami kerusakan jantung permanen. Dan biasanya mengalami pemulihan yang lebih cepat.

Gejala Sindrom Patah Hati

Kamu mungkin merasakan gejala sindrom patah hati dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengalami kejadian yang membuat stres. Pelepasan hormon stres untuk sementara membuat otot jantung pingsan, menghasilkan gejala yang mirip dengan serangan jantung pada umumnya.

Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa gejala yang biasanya muncul:

1. Nyeri dada yang tiba-tiba dan parah (angina)
2. Sesak napas
3. Melemahnya ventrikel kiri jantung
4. Detak jantung tidak teratur (aritmia).
5. Tekanan darah rendah (hipotensi).
6. Palpitasi jantung.
7. Pingsan (sinkop).

Komplikasi sindrom patah hati sebenarnya jarang terjadi. Tapi tetap saja kamu harus waspada sebab komplikasi seperti pecahnya ventrikel kiri jantung, penyumbatan aliran darah, gagal jantung, hipotensi atau tekanan darah rendah, hingga kematian tetap bisa saja terjadi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles