Behel vs aligner untuk merapikan gigi ini sering menjadi pertimbangan bagi para calon pemakainya. Di era saat ini, tidak hanya pemasangan behel yang menjadi solusi untuk merapikan gigi. Aligner juga menjadi alternatif bagi mereka yang ingin memiliki gigi yang rapi. Namun, ketika membandingkan, mana yang lebih baik antara behel dan aligner untuk merapikan gigi?
Menurut dokter gigi spesialis ortodontik di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI), Irwin Lesmono, aligner sebenarnya memiliki fungsi yang sama dengan behel, yaitu untuk merapikan gigi yang tersusun tidak rapi. Perbedaannya, aligner terbuat dari plastik transparan dan dapat memasang serta melepas oleh penggunanya sendiri.
Irwin menjelaskan bahwa aligner terbuat dari bahan plastik yang lentur dan transparan. Selain itu, bentuk aligner juga menyesuaikan dengan kondisi gigi masing-masing pasien. Sebelum pemasangan, ada program khusus yang berguna untuk memeriksa kondisi gigi pasien. Hal ini disampaikan Irwin saat menghadiri diskusi media yang RSPI di Jakarta Selatan adakan.
Behel vs Aligner untuk Merapikan Gigi
Aligner mungkin belum terlalu populer di tengah masyarakat. Namun, menurut Irwin, penggunaan aligner untuk memperbaiki susunan gigi bisa dibilang lebih nyaman daripada behel. Berikut ini beberapa perbedaan aligner dan behel yang mungkin bisa jadi pertimbangan saat ingin merapikan gigi yang berantakan.
1. Penggunaan saat makan
Pengguna behel kerap mengeluh sulit makan karena repot saat membersihkan makanan yang menempel di kawat. Tak jarang juga pemasangan kawat bikin gigi jadi ngilu hingga malas makan. Namun, hal yang sama tak akan kamu temukan pada pemasangan aligner. Aligner terdesain untuk copot pasang. Sebelum makan, kamu harus untuk mencopot aligner terlebih dahulu.
“Kalau pakai aligner tidak akan ada cerita sariawan atau malas makan. Karena bisa dicopot pasang,” kata dia.
2. Estetika
Behel akan dengan mudah terlihat saat seseorang tersenyum sambil memperlihatkan gigi. Namun, hal yang sama tak akan terlihat pada para pengguna aligner. Pasalnya, aligner memiliki bentuk dan warna transparan. Alhasil, pemasangan aligner tak akan mengganggu estetika saat tersenyum.
3. Efektivitas dan hasil
Behel terbuat dari metal, dorongannya lebih kencang dan bisa membuat mulut ngilu hingga sakit. Cara di atas sebenarnya efektif. Hanya saja, penggunaannya sering kali memicu berbagai efek samping, mulai dari sariawan, ngilu, bahkan bracket yang copot hingga tertelan.
Sementara aligner hanya terbuat dari plastik. Alat ini terprogram sesuai gerakan yang pasien lakukan. Terbuat dengan metode komputerisasi dengan program yang pasti, membuat penggunanya lebih merasa nyaman. Asal disiplin, aligner bisa memberikan hasil yang maksimal.
4. Prediksi treatment selesai
Penggunaan aligner bisa langsung memprediksi kapan gigi bisa rapi. Pasien juga tidak perlu kontrol satu atau dua bulan sekali ke dokter gigi. Biasanya janji temu hanya dilakukan enam bulan setelah pemasangan untuk melihat progres gigimu.
“Tidak perlu sering datang ke dokter gigi. Kalau kawat gigi sebulan sekali, aligner bisa tiga sampai enam bulan. Pasien juga bisa membayangkan giginya kapan akan rapi, bentuknya seperti apa, karena semuanya sudah diprogram,” kata dia.
5. Harga
Behel banyak terpilih karena harganya masih cukup terjangkau. Sementara aligner dibanderol dengan harga yang cukup mahal, tergantung pada program yang dilakukan pada pasien. Kemungkinan harganya bisa mencapai puluhan juta untuk satu set program.
“Memang [aligner] agak mahal. Tapi untuk harga ini, tiap pasien berbeda, karena ada program yang disesuaikan dengan bentuk giginya,” kata dia.