Coldplay telah memberikan respons tegas terhadap gugatan yang diajukan oleh mantan manajer mereka, Dave Holmes, sekitar dua bulan setelah Holmes mengajukan tuntutan. Dalam responsnya, band ini mengajukan gugatan balik sebesar £14 juta atau sekitar Rp270,2 miliar (£1=Rp19.303,50) atas sejumlah tuduhan.
Variety melaporkan bahwa Coldplay telah mengeluarkan US$10 juta untuk setiap pertunjukan, tetapi dana tersebut tidak dapat digunakan sesuai rencana. Selain itu, mereka juga menghadapi masalah dengan pesanan layar yang terlalu besar. Sebagai akibatnya, band ini meminta ganti rugi sebesar £14 juta.
Tuduhan terhadap Dave Holmes
Coldplay juga mengklaim bahwa Dave Holmes meminjam US$20 juta dari promotor tur Live Nation untuk pengembangan properti di Kanada, tanpa memberikan informasi terperinci mengenai masa pinjaman tersebut kepada band. Mereka merasa tidak pernah diinformasikan mengenai transaksi tersebut sebelumnya.
Sebelum mengajukan gugatan balik, Coldplay mengancam akan mengambil tindakan hukum yang signifikan sekaligus membela diri terhadap tuduhan yang dilayangkan oleh Dave Holmes.
Sementara itu, perwakilan Dave Holmes menanggapi gugatan Coldplay dengan menyatakan bahwa semua tuduhan terhadap kliennya adalah tidak berdasar. Mereka menilai bahwa Coldplay hanya mencoba mengalihkan perhatian dari masalah sebenarnya, yaitu pembayaran komisi yang belum diselesaikan sesuai dengan kontrak yang telah ada.
Gugatan dari Coldplay ini muncul setelah Dave Holmes mengajukan tuntutan ke Pengadilan Tinggi Inggris pada bulan Agustus 2023. Dalam tuntutannya, Holmes mengklaim bahwa Coldplay belum membayar komisi sejumlah lebih dari £10 juta atau sekitar Rp191,63 miliar (£1=Rp19.163,96).
Sebagai mantan manajer yang telah mengelola Coldplay selama lebih dari dua dekade, Holmes memutuskan hubungan kerja dengan band ini pada tanggal 16 Agustus. Dia juga mengungkapkan bahwa Coldplay telah menerima pembayaran di muka sebesar £35 juta untuk album ke-10 yang belum dirilis, serta £30 juta untuk album ke-11 dan ke-12 mereka.
Selain itu, Holmes mencatat bahwa ia telah melaksanakan banyak tugas selain mengurus tur Coldplay di Amerika Serikat, Australia, dan Asia. Oleh karena itu, ia meminta Pengadilan Tinggi Inggris untuk mengesahkan sahnya kontrak terkait komisi untuk album ke-10 dan ke-11, serta memerintahkan Coldplay untuk membayarkan komisi yang masih tertunggak.