Dampak cuaca panas untuk ibu hamil ini penting untuk para pasangan mengetahuinya. Paparan cuaca panas dapat memiliki dampak serius terutama pada kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Menurut informasi dari nationalpartnershipswithwoman.org, ibu hamil yang sering terpapar cuaca panas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kelahiran prematur, bayi dengan berat badan rendah, kelahiran dengan cacat jantung, dan kematian bayi.
Oleh karena itu, sangat menyarankan agar ibu hamil menghindari aktivitas di bawah paparan sinar matahari, terutama pada cuaca panas. Beberapa kasus menunjukkan bahwa paparan panas pada ibu hamil dapat berhubungan dengan risiko cacat bawaan atau komplikasi kehamilan lainnya. Melansir dari healthline.com, para ahli menyarankan agar ibu hamil menjaga suhu tubuh mereka agar tidak melebihi 102ºF atau sekitar 39ºC.
Nathaniel DeNicola, seorang dokter kandungan dan ahli kesehatan lingkungan di American College of Obstetricians and Gynecologists, menyatakan, “Konsep ini terkenal sebagai toleransi panas, yang mengacu pada kemampuan tubuh ibu hamil untuk beradaptasi terhadap perubahan suhu yang cepat, dan setiap individu memiliki tingkat toleransi panas yang berbeda.” Demikian disampaikan DeNicola seperti yang 19thnews.org laporkan.
Dampak Cuaca Panas untuk Ibu Hamil
Dari berbagai macam hal saat kehamilan, ada satu hal yang harus bumil perhatikan terutama dalam mengidentifikasikan overheating. Memang akan terasa normal untuk merasa hangat, rasa hangat ini juga terjadi karena adanya peningkatan dalam volume darah. Dr. DeNicola menyatakan ada beberapa tanda yang perlu ibu hamil perhatikan, yaitu:
- Mudah merasa lelah,
- Merasa Dehidrasi,
- Pusing-pusing,
- Kontraksi karena dehidrasi.
Jika ibu hamil merasakan kontraksi terutama setiap 5 menit sekali selama 1 jam, saran untuk langsung menghubungi dokter kandungan. Melansir dari 19thnews.org, cara yang paling baik untuk mengatasi permasalahan ini adalah untuk selalu terhidrasi dengan cairan.
Biasanya ibu hamil akan mengalami peningkatan pada volume darah sekitar 50%, mereka akan membutuhkan lebih banyak air daripada orang yang tidak hamil. Mereka akan lebih sensitif terutama untuk mendeteksi ketika ia merasa dehidrasi.
“Tidak ada jumlah pasti air yang dapat saya katakan untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, tetapi jumlah tersebut harus jauh sebelum rasa haus. Mereka akan terus minum jika merasa haus,” ujar Dr. DeNicola yang mengutip dari 19thnews.org.
Adelle Monteblanco selaku asisten profesor sosiologi di Middle Tennessee State University, menyarankan untuk selalu menyediakan makanan yang memiliki kandungan air dan nutrisi yang tinggi seperti melon dan Timun. Akan jauh lebih baik jika kedua makanan tersebut dimasukkan ke dalam kulkas terlebih dahulu.
Dilansir oleh 19thnews.org jika ibu hamil merasa panas bawa mereka masuk ke ruangan yang dingin atau yang memiliki pendingin ruangan. Jika di ruang sekitar tidak memiliki fasilitas tersebut maka pergilah ke tempat umum yang memiliki fasilitas tersebut.