Rabu, 2 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Dampak yang Terjadi Jika Dolar Tembus ke Rp17 Ribu

Dampak yang terjadi jika dolar tembus ke Rp17 ribu tentu menyebabkan banyak kesulitan bagi masyarakat. Selama sepekan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau mengalami pelemahan. Saat ini, nilai tukar rupiah mulai mendekati level Rp16.500 per US$. Lantas, apa yang akan terjadi jika dolar tembus ke Rp17 ribu?

Ekonom senior dan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI), Telisa Aulia Falianty, mengingatkan pemerintah dan otoritas moneter untuk tidak membiarkan kurs rupiah melewati level Rp16.500/US$.

Dia menjelaskan bahwa jika level psikologis tersebut tertembus dari kisaran atas Rp16.400/US$, akan terjadi akumulasi sentimen negatif di kalangan pelaku pasar keuangan, yang sudah mulai bermunculan saat ini. Hal ini akan sulit terkendali dan berpotensi menyebabkan nilai tukar merosot hingga Rp17.000/US$.

Nilai tukar dolar AS yang terus menguat telah menekan rupiah. Mata uang Paman Sam semakin mendekati level Rp16.500. “Jadi, kalau ditanya, probability ke Rp17.000/US$ itu ada. Nanti setelah mencapai Rp17.000 mungkin akan ada keseimbangan baru,” kata Telisa kepada CNBC Indonesia.

Telisa menambahkan bahwa level rupiah saat ini yang terus bergerak ke atas Rp16.400/US$ adalah hasil dari akumulasi sentimen negatif pelaku pasar keuangan. Hal ini oleh berbagai faktor, termasuk penurunan peringkat saham Indonesia oleh Morgan Stanley. Protes skema Full Periodic Call Auction (FCA) di bursa efek, dan laporan media asing tentang potensi pelebaran defisit atau rasio utang APBN 2025.

Dampak yang Terjadi Jika Dolar Tembus ke Rp17 Ribu

Ada sentimen negatif juga yang menyoroti secara khusus potensi balik kembali defisit neraca perdagangan Indonesia yang saat ini trennya masih surplus. Terutama karena tren commodity boom telah berakhir. Tercermin juga dari merosotnya penerimaan pajak yang mulai loyo akibat masalah normalisasi harga-harga komoditas.

Ia menegaskan, pelemahan rupiah itu tentu harus segera diantisipasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI), sebab jika tembus Rp 17.000/US$ kerugian ekonominya akan lebih besar dihadapi masyarakat Indonesia, meski tak sampai menyebabkan krisis moneter sebagaimana saat 1997-1998.

Adapun risiko yang akan dihadapi ekonomi Indonesia bila rupiah ke level Rp 17.000 menurut Telisa. Yakni inflasi tahun ini akan naik menyebabkan daya beli masyarakat semakin melemah. Ujungnya ialah pertumbuhan ekonomi tak akan sampai pada target pemerintah di level 5,2%.

Walaupun, sorotan pelaku pasar keuangan memang sudah lama tertuju pada kebijakan belanja pemerintah ke depannya. Kekhawatiran cenderung lebih ekspansif pada masa pemerintahan mendatang sehingga defisit cenderung meningkat tajam. Kekhawatiran ini juga terefleksi dari kenaikan yield obligasi 10 tahun sebesar 21 bps ke level 7,13%.

Untuk mengantisipasi masalah itu, dia pun menyarankan solusi yang harus dilakukan pemerintah dan BI untuk menjaga stabilitas rupiah ke depan dan mampu kembali menguat. Untuk jangka pendek dari depresiasi rupiah adalah dengan BI terus melakukan intervensi di pasar valas.

Jangka menengah, BI perlu menggalakkan lagi kebijakan DHE dan terus melakukan pendalaman pasar keuangan Indonesia. Jangka panjangnya, diversifikasi ekspor agar tidak dominan komoditas yang harganya cenderung berfluktuasi. Diversifikasi tujuan ekspor agar tidak terlalu bergantung pada pasar beberapa negara saja, serta diversifikasi impor agar kebutuhan input impor menurun.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles