Fakta keakuratan ramalan zodiak menurut sains menarik untuk kita ketahui. Zodiak itu nyata nggak, sih? Apakah kamu salah satu yang percaya zodiak? Entah diyakini atau hanya untuk keseruan, faktanya sebanyak 70 juta orang Amerika membaca horoskop setiap hari, menurut Federasi Astrologi Amerika.
Penelitian dua puluh tahun lalu oleh Pew Forum on Religion & Public Life menemukan bahwa 25 persen orang Amerika percaya bahwa posisi bintang dan planet memengaruhi kehidupan sehari-hari. Namun, pada tahun 2012, Survei Sosial Umum menunjukkan penurunan, dengan 34 persen orang Amerika menganggap astrologi sebagai hal yang “tidak ilmiah”.
Jadi, seakurat apa sih ramalan zodiak? Bisakah dibuktikan secara ilmiah?
Fakta Keakuratan Ramalan Zodiak Menurut Sains
Fenomena Astronomi dan Kepribadian Seseorang

Melansir dari Scientific American, astrologi secara umum didefinisikan sebagai keyakinan bahwa fenomena astronomi, seperti posisi bintang-bintang ketika seseorang dilahirkan atau fakta bahwa Merkurius berada dalam keadaan mundur, memiliki kekuatan untuk memengaruhi peristiwa sehari-hari bahkan dipercaya melambangkan ciri-ciri kepribadian orang tersebut.
Hal ini tentu saja sangat berbeda dengan ilmu astronomi yang merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda langit, ruang angkasa, dan fisika alam semesta. Aspek khusus astrologi bahkan meramalkan masa depan seseorang atau memberikan nasihat tentang aktivitas sehari-hari melalui horoskop.
Zodiak Merupakan Kebudayaan Populer di Seluruh Dunia

Hingga kini ramalan bintang atau horoskop masih populer. Tak sedikit yang mencari cara menafsirkan bintang untuk meminta nasihat. Astrologi yang didasarkan pada pemahaman posisi bintang-bintang, tampaknya merupakan upaya yang cukup ilmiah.
Sebenarnya, zodiak telah menjadi bagian dari kebudayaan populer di seluruh dunia. Hal ini dibuktikan oleh banyaknya orang yang mempercayai bahwa posisi bintang saat kelahiran mereka dapat memberikan wawasan tentang kepribadian, keberuntungan, dan nasib mereka. Namun, benarkah demikian?
Beragam Penelitian Ilmiah Mengenai Zodiak

Ada beberapa penelitian ilmiah yang menunjukkan hubungan antara bulan kelahiran dan karakteristik seseorang, tetapi hasilnya tidak selalu konsisten. Misalnya, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal “Personality and Individual Differences” pada tahun 2015 menemukan bahwa orang yang lahir di musim semi cenderung memiliki kepribadian yang lebih optimis, sementara mereka yang lahir di musim gugur cenderung lebih cenderung mengalami depresi musiman. Namun, hasil-hasil seperti itu sering kali dianggap sebagai korelasi, bukan penyebab langsung.
Penelitian lain yang terbit dalam jurnal “Comprehensive Psychology” pada tahun 2018 menyelidiki hubungan antara bulan kelahiran dan kepribadian menggunakan data dari lebih dari 400.000 peserta. Meskipun penelitian ini menemukan beberapa korelasi antara bulan kelahiran dan ciri-ciri kepribadian tertentu, penulis menyimpulkan bahwa efeknya sangat kecil sehingga tidak memiliki nilai prediktif yang signifikan.
Sementara itu, astrologi, yang merupakan dasar dari zodiak, masih teranggap sebagai ilmu yang tidak ilmiah oleh mayoritas komunitas ilmiah. Para skeptis berpendapat bahwa tidak ada bukti empiris yang mendukung klaim-klaim astrologi. Kecocokan antara kepribadian seseorang dan tanda zodiak mereka sering kali bersifat subjektif dan tidak konsisten.
Dalam kesimpulannya, meskipun zodiak dan astrologi masih populer di banyak budaya di seluruh dunia. Bukti ilmiah yang mendukung klaim-klaim mereka cenderung terbatas dan tidak konsisten. Jadi diharapkan untuk orang-orang yang membaca ramalan zodiak, akan menemukan hiburan atau inspirasi dalam membaca horoskop mereka. Penting untuk memperlakukannya sebagai hiburan semata dan tidak sebagai panduan hidup yang serius.