Salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat membanggakan adalah batik, seni tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi oleh nenek moyang kita. Hampir setiap provinsi di Indonesia memiliki batik khasnya sendiri, yang dihiasi dengan berbagai motif yang beragam.
Setiap motif batik memiliki makna dan filosofi yang mendalam, seringkali mencerminkan nilai-nilai adat, budaya, dan bahkan dipengaruhi oleh karakteristik geografis dan keunikan daerah asalnya.
Salah satu jenis batik yang memiliki motif yang sangat indah, unik, dan seringkali terlupakan adalah batik khas Sulawesi, khususnya motif Batik Bomba. Keindahan motif ini terbukti dengan Elon Musk, pendiri Tesla, mengenakan batik ini pada acara virtual B20! Mari kita eksplorasi beberapa jenis batik khas Sulawesi dalam artikel ini.
1. Batik Bomba
Memiliki motif yang mengadopsi unsur tumbuhan, batik Bomba pertama kali dikenalkan oleh Langganunu atau seorang pemimpin di Kerajaan Tawaeli yang terletak di Lembah Palu, Sulawesi Tengah, bernama Putri Manukaluli.
Menurut sejarah yang dikutip dari Good News From Indonesia, Putri Manukaluli menciptakan motif bunga di atas kain ivo atau kulit kain kayu dan kain sutra. Hasil karyanya inilah yang dikenal sebagai Vuya Bomba atau Sarung Bomba.
Dalam bahasa Kaili, bahasa asli Palu, Bomba berarti kembang atau bunga. Motif dari batik bomba melambangkan kehidupan sosial masyarakat Palu yang sangat terbuka dan menghargai keberagaman dalam kebersamaan. Contohnya adalah motif Bomba Taiganja yang merupakan lambang kasih sayang.
2. Batik Karowo

Dalam bahasa Gorontalo, Karowo berarti sulaman. Sehingga terlihat untuk batik berjenis Karowo mempunyai ilustrasi timbul dari hasil sulamannya. Tradisi menyulam Karawo ini ternyata diwariskan secara turun temurun oleh perempuan Gorontalo sejak abad ke-17 lho.
Terdapat dua jenis Karowo. Pertama adalah Karowo Manila yang dibuat menggunakan teknik sulam dan biasanya akan digunakan sebagai bahan pembuatan pakaian. Kedua adalah Karawo Ikat yang dibuat menggunakan teknik ikat dan biasanya digunakan untuk membuat barang dekoratif, seperti taplak meja dan sarung bantal.
Kain Karowo memiliki berbagai macam motif yang umumnya terinspirasi dari alam. Melansir dari laman The Textile Map, ragam motif kain Karowo mempunyai maknanya masing-masing, seperti:
- Motif pohon pinang, bermakna lurus dan jujur.
- Motif mahkota, bermakna untuk berguna bagi orang lain.
- Motif buaya, bermakna hukum dan nasehat.
- Motif tali atau simpul, bermakna persaudaraan.
- Motif kelapa, bermakna kemuliaan dan keteguhan.
- Motif gula aren, bermakna status yang tinggi.
- Motif gapura, bermakna masyarakat yang religius.
- Motif janur, bermakna pemimpin yang cinta rakyat.
- Motif pisang, bermakna semangat memberi sumbangsih dalam hidup.
- Motif tebu, bermakna hangat dan ekspresif.
3. Batik Pa’barre Allo

Berasal dari Sulawesi Selatan, motif batik Pa’barre Allo merupakan ukiran berbentuk lingkaran menyerupai matahari yang memancarkan sinarnya dengan motif kepala kerbau di bagian tengah, sebagai simbol kemuliaan etnis Toraja. Dalam bahasa setempat, Barre berarti bulatan dan Allo berarti matahari. Motif batik Pa’Barre Allo diartikan sebagai sains dan kebijaksanaan yang menerangi seperti sinar matahari. Melansir dari laman Detik Sulsel, motif Pa’Barre Allo memiliki makna sakral tersendiri, yaitu:
- Sebagai tanda kemuliaan kepada Tuhan yang telah menciptakan Matahari.
- Sebagai lambang kebesaran, keagungan, serta kebanggaan bagi orang-orang Toraja.
- Sebagai lambang kesatuan yang utuh dan tujuan yang sama milik masyarakat Tondok Lepongan Bulan Tana Matari Allo, sebutan lain dari Tana Toraja.
4. Batik Pinawatengan

Melansir dari laman Fit in Line, nama kain Pinawatengan pertama kali ditemukan pada tahun 1888 dari sebuah guratan di atas watu atau batu oleh penduduk Kanonang di Sulawesi Utara.
Di batu besar inilah, para kepala adat dari berbagai suku di Minahasa berikrar untuk hidup damai antar persaudaraan. Guratan di atas batu menjadi inspirasi masyarakat setempat untuk membuat kain tenun dengan corak watu Pinawatengan. Saat ini, terdapat beberapa motif batik Pinawatengan, yakni:
- Motif bunga matahari.
- Motif lukisan orang-orangan.
- Motif tulisan kuno.
- Motif flora dan fauna.
- Motif toar, menyerupai guratan dan gambar watu Pinawatengan.
- Motif lingkan wene, menggambarkan dewi kesuburan.
5. Batik Tongkonan

Berasal dari Sulawesi Selatan, batik motif Tongkonan terinspirasi dari rumah tradisional Toraja yang disebut dengan Tongkonan. Dalam kegiatan sehari-hari, Tongkonan menjadi tempat bagi masyarakat setempat untuk berkonsultasi dan menyelesaikan masalah komunitas.
Menurut laman I Ware Batik, hampir semua rumah Toraja menghadap ke utara karena diyakini bahwa utara adalah arahan Tuhan. Dengan mengikuti arahan Tuhan, masyarakat Toraja percaya bahwa mereka akan dibimbing oleh kehendak ilahi dan keberuntungan ketika menginjakkan kaki di luar rumah.