Mengenal 3 jenis anger language pasangan penting untuk kita ketahui. Bahasa amarah, atau yang terkenal sebagai anger language, adalah ekspresi amarah yang terungkapkan ketika seseorang sedang emosi atau menghadapi masalah. Dalam hubungan, memahami anger language pasangan merupakan hal penting yang tidak boleh kamu abaikan.
Anger language bisa memberikan indikasi apakah pasanganmu memiliki sifat toksik atau tidak. Lalu, apa saja tanda-tanda bahasa amarah dari pasangan yang perlu kamu waspadai? Berikut ini rangkumannya!
Mengenal 3 Jenis Anger Language Pasangan
1. Berkata Kasar
Pertama, meluapkan emosinya lewat perkataan yang kasar dan menyakitkan. Jangan memilih pasangan yang mudah menghina, memaki, atau mencaci ketika marah. Selain membuat kamu terluka secara emosional, anger language tersebut juga bisa menimbulkan pertengkaran yang semakin besar dan membuat hubungan jadi toxic.
Ini bisa termasuk kata-kata yang merendahkan, menyalahkan, atau menghina pasangan. Ketika emosi memuncak, orang cenderung kehilangan kendali atas perkataan mereka, dan sering kali hal ini menyebabkan luka yang dalam dan memperkeruh suasana dalam hubungan.
2. Kekerasan Fisik

Jenis anger language berikutnya yang perlu kamu waspadai dari pasangan adalah kekerasan fisik, seperti memukul, menampar, melempar barang, atau bahkan mengancam menggunakan senjata tajam. Luapan emosi dari pasangan tersebut bisa merusak mental dan fisik dalam jangka panjang. Jika pasangan kamu melakukan kekerasan fisik ketika emosi, segeralah mencari bantuan dan perlindungan. Jangan ragu untuk meninggalkan pasangan jika sudah mendapatkan kekerasan fisik.
3. Melemparkan Kesalahan

Pasangan yang cenderung melempar kesalahan kepada pasangan atau orang lain juga harus kamu waspadai. Tandanya pasangan kamu tidak mau mencari solusi untuk menyelesaikan masalah dan memilih untuk memperburuk situasi dengan menyalahkan orang lain. Pasangan yang memiliki anger language tersebut cenderung tidak menghargai kamu sebagai pasangan. Oleh karena itu jangan ragu untuk meninggalkannya.
Penting untuk kita ingat bahwa bahasa amarah bukanlah hal yang tidak dapat berubah. Dengan kesadaran dan usaha bersama, pasangan dapat belajar mengelola amarah mereka dengan lebih baik dan membangun hubungan yang lebih sehat. Komunikasi terbuka, pengertian, dan kompromi adalah kunci dalam mengatasi perbedaan dan konflik dalam hubungan.