Pulau Bali, yang sering disebut sebagai Pulau Dewata, memiliki daya tarik yang tak pernah surut, menjadikannya destinasi yang selalu ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Bahkan di kalangan pelancong mancanegara, Bali seringkali lebih dikenal daripada nama Indonesia sebagai negara.
Bali menawarkan beragam destinasi dan atraksi wisata yang sangat beragam. Kamu dapat menjumpai keindahan pantai, kemegahan gunung, kedamaian danau, keelokan pura-pura, pengalaman menyegarkan di berbagai pemandian alami, berbagai atraksi budaya yang memukau, dan tentu saja, beraneka ragam kuliner yang menggoda selera.
Meskipun telah menjadi tujuan wisata yang sangat terkenal, ternyata terdapat banyak sisi menarik lainnya di Bali yang seringkali luput dari perhatian para pelancong. Penasaran dengan apa saja yang tersembunyi di balik kepopuleran pulau ini? Mari kita eksplor lebih jauh melalui ulasan berikut yang kami rangkum dari berbagai sumber.
1. Bali terlihat lebih semarak saat Galungan dan Kuningan
Banyak wisatawan yang sebenarnya bingung menentukan waktu terbaik liburan ke Bali. Memang sangat disarankan ke sana saat low season. Namun, jika ingin melihat Bali yang lebih semarak, datanglah saat mendekati Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Hari Raya Galungan dirayakan umat Hindu Bali setiap 210 hari sekali sesuai perhitungan kalender Bali. Sementara, Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan.
Saat momen tersebut, setiap rumah di Bali akan dihiasi penjor, yaitu dekorasi yang terbuat dari batang bambu tinggi dan di ujungnya ada hiasan cantik dari janur (daun kelapa muda). Jalanan pun akan terlihat cantik dengan adanya barisan penjor tersebut.
2. Ada tradisi ciuman massal di Denpasar
Di wilayah Banjar Kaja Sesetan, Denpasar, ada sebuah tradisi unik yang dilakukan sehari setelah Hari Raya Nyepi, yaitu omed-omedan. Dalam tradisi tersebut, muda-mudi berusia 17-30 yang belum menikah akan sembahyang bersama di pura setempat agar mendapatkan keselamatan.
Selesai sembahyang, mereka dibagi menjadi dua kelompok sesuai jenis kelamin dan berbaris saling berhadapan di Jalan Raya Sesetan. Laki-laki dan perempuan terdepan boleh saling mencium selama beberapa saat sambil disiram air.
3. Tidak boleh keluar rumah saat Hari Raya Nyepi
Bagi wisatawan Indonesia hal ini mungkin sudah diketahui sejak lama. Namun, tak sedikit turis asing yang belum tahu. Mereka berlibur ke Bali beberapa hari menjelang Hari Raya Nyepi.
Saat hari H, mereka pun kaget, karena tidak diperbolehkan keluar dari hotel atau tempat menginap selama seharian. Jika melanggar, maka akan ada sanksi adat dari pecalang.
Setiap orang yang hendak liburan ke Bali wajib mengetahui hal ini dan menghormati umat Hindu yang sedang menjalankan ibadahnya. Untuk berjaga-jaga, wisatawan bisa membeli stok makanan dan minuman sehari sebelum Nyepi.
4. Jangan sembarangan masuk ke tempat suci

Sebagian besar wisatawan mungkin sudah tahu bahwa pura adalah tempat suci. Selain pura, sebenarnya ada banyak tempat suci dan sakral yang sering digunakan untuk sembahyang oleh umat Hindu, seperti pohon, hutan, hingga area tempat pemandian.
Tempat-tempat tersebut sangat dijaga kesuciannya, sehingga tidak semua orang bisa keluar-masuk dengan leluasa. Jika hendak masuk, sebaiknya minta izin pengelola, mematuhi aturan yang telah ditetapkan, dan harus bersikap sopan, terutama dalam hal berpakaian. Wisatawan yang sedang haid juga sebaiknya mengindari tempat-tempat suci tersebut.
5. Larangan melangkahi atau menginjak sesajen
Sesajen, canang, atau banten merupakan hal lumrah yang banyak ditemui saat liburan ke Bali. Bagi umat Hindu, sesajen merupakan bentuk persembahan, doa, dan ucapan syukur pada Tuhan yang telah memberikan kesejahteraan dan keberuntungan dalam hidup mereka.
Biasanya sesajen diletakkan di beberapa sudut rumah, halaman, hingga tepi jalan. Tak terkecuali di pusat perbelanjaan, toko, hingga pantai. Setiap wisatawan harus menghormati sesajen tersebut dengan tidak melangkahi, menginjak, atau bahkan merusaknya.
6. Semua gunung di Bali dianggap suci dan tidak boleh didaki
Sejak pertengahan tahun ini, Gubernur Bali, I Wayan Koster, melarang aktivitas pendakian dan wisata di 22 gunung di Bali. Larangan ini berlaku untuk wisatawan asing atau domestik, termasuk masyarakat Bali sendiri. Namun, ada pengecualian untuk kegiatan upacara keagamaan, penanganan kebencanaan, dan kegiatan khusus lainnya.
Larangan ini bertujuan untuk menjaga kesucian gunung. Sebab, ada beberapa kejadian wisatawan asing yang bersikap tidak sopan saat naik gunung, seperti menanggalkan semua pakaian.
Belum tahu kapan aturan ini akan diterapkan secara resmi. Rencananya, wisatawan hanya diperbolehkan mengunjungi kawasan di bawah atau sekitar gunung, bukan mendaki hingga ke atas gunung.
7. Kawasan Jatiluwih Rice Terrace yang cantik
Saat liburan ke Bali, wisatawan biasanya menghabiskan waktu di sekitar Denpasar, Ubud, Canggu, Seminyak, Uluwatu, Kuta, dan Nusa Dua. Padahal, ada tempat cantik yang wajib dikunjungi untuk menyegarkan pikiran, yakni Jatiluwih Rice Terrace. Berlokasi di Penebel, Tabanan, kawasan ini ditetapkan sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
Di sini, wisatawan bisa melihat area persawahan yang menerapkan sistem subak sesuai hukum adat Bali dan menjadi manifestasi filosofi hidup Tri Hita Karana. Dalam sistem tersebut, tercermin budaya gotong-royong, pelestarian lingkungan, pengetahuan tentang perubahan musim, dan pengendalian hama.
Karena merupakan area persawahan, tentunya wisatawan ingin melihat momen padi menghijau atau menguning saat berkunjung ke Jatiluwih Rice Terrace ini. Waktu terbaik untuk liburan ke sini adalah pada Februari hingga April.
Itulah sisi lain Bali yang jarang diketahui oleh wisatawan. Dari ulasan di atas, sisi lain mana yang baru pertama kali kamu ketahui?