Rabu, 2 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Seorang Pria Lakukan Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa yang Terjadi?

Seorang pria lakukan vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dan tercatat sebagai penerima vaksin terbanyak. Hasilnya, tak ada dampak signifikan terhadap kondisi kesehatannya. Sudah berapa kali Anda vaksinasi Covid-19? Tentu jumlahnya tidak akan mengalahkan seorang pria asal Magdeburg, Jerman ini.

Pria berusia 62 tahun ini melakukan suntik vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam kurun waktu 29 bulan atau selama Juni 2021 – November 2023. Kasus ini sedang dalam penelitian dan tertuangkan dalam jurnal Lancet Infectious Disease.

Hasilnya, dapat menarik kesimpulan bahwa ‘vaksinasi berlebihan’ yang dilakukan tidak menimbulkan dampak merugikan. Suntikan vaksin yang banyak ini juga tak secara signifikan meningkatkan atau memperburuk respons kekebalan tubuhnya.

Seorang Pria Lakukan Vaksin Covid-19 217 Kali

Kilian Schober, penulis senior studi dan peneliti di Friedrich-Alexander University Erlangen-Nürnberg, menyebut bahwa pria itu setuju untuk memberikan sampel darah dan air liurnya. Saat itu, ia sudah mendapatkan 213 kali suntikan vaksin dan masih ditambah empat kali suntikan.

Secara total, ia mendapat 8 formulasi vaksin, termasuk vaksin mRNA dari Pfizer/BioNTech dan Moderna, vaksin berbasis vektor dari Johnson & Johnson, dan vaksin protein rekombinan dari Sanofi. Peneliti pun menganalisis senyawa kimia dalam darah pria tersebut. Tak ditemukan adanya kelainan dalam darah.

Dari sisi sistem kekebalan, vaksinasi berlebihan dalam kasus ini memang meningkatkan kuantitas sel T dan sel B. Namun, peningkatan ini tak memengaruhi kualitas sistem kekebalan adaptif. Sistem kekebalan adaptif adalah bagian dari sistem imun yang belajar mengenali dan merespons patogen tertentu sepanjang hidup. Dalam sistem ini, ada dua sel utama yakni sel T dan sel B.

“Jika Anda mengambil kiasan sistem kekebalan sebagai tentara, jumlah tentaranya lebih banyak, tetapi tentara itu sendiri tidak berbeda,” kata Schober, seperti dilaporkan CNN.

Namun demikian, Schober mengatakan bahwa studi ini masih bersifat individual dan hasilnya tidak dapat tergeneralisasikan. Peneliti juga tidak mendukung hipervaksinasi atau vaksinasi dalam jumlah banyak sebagai strategi untuk meningkatkan kekebalan tubuh.

“Manfaatnya tidak jauh lebih besar dari Anda mendapatkan vaksinasi tiga kali,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles