Jika Anda pergi ke toko buku, Anda pasti pernah melihat buku Cantik itu Luka berada di daftar buku terlaris. Ini tidak tanpa alasan. Beberapa tahun terakhir, novel Eka Kurniawan pertama, Pasalnya, telah menarik perhatian dunia.
Diakui bahwa Eka Kurniawan memiliki kemampuan untuk menggabungkan kisah sejarah Indonesia yang sangat kompleks ke dalam bentuk fiksi melalui novel ini. Karyanya bahkan sering disandingkan dengan karya Gabriel Marica Marquez, menurut laman resmi Prince Claus Award.
Novel ini telah mendapatkan banyak penghargaan karena kesuksesannya. Salah satunya adalah penghargaan Prince Claus Award yang diberikan oleh Kerajaan Belanda pada tahun 2018.
Novel yang dirilis pada tahun 2002 ini juga telah diterjemahkan ke berbagai bahasa di seluruh dunia, membantu sastra Indonesia menjadi lebih dikenal. Dengan kesuksesan novel ini, Anda tidak perlu ragu untuk memasukkannya ke dalam daftar bacaan Anda lagi. Jika masih ragu simak sinopsis novel Cantik Itu Luka di bawah ini.
Sinopsis Novel Cantik Itu Luka
Novel Cantik Itu Luka berfokus pada kisah hidup Dewi Ayu, seorang pelacur di zaman kolonial. Suatu sore di Halimunda, Dewi Ayu bangkit dari kuburannya setealh dua puluh satu tahun kematainnya. Kebangkitanya ini jelas menimbulkan kegaduhan bagi masyarakat.
Dewi Ayu adalah seoroang wanita yang meninggal ketika berusia 51 tahun. Sebelum meninggal, ia adalah seorang pelacur yang sanagt terpandnag di kalangan para tentara Jepang dan Belanda. Ia sendiri memiliki kisah hidup asa kecilnya juga tak kalah pedih.
Sejak masih kecil, ia tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuanya akibat perkawinan sedarah (perkawinan saudara tiri) yang membuat mereka berdua diusir. Alhasil, Ia pun diasuh oleh kakek-neneknya.
Ia pun tumbuh menjadi gadis pemberani. Keberaniannya ini telah ia buktikan tatkala ia harus mendekam di penjara saat Jepang menyerang Hindia Belanda. Saat berada di penjara, Dewi Ayu bahkan rela menyerahkan kesucianya demi membantu temanya di barak penampungan.
Dua tahun kemudian, Dewi Ayu bersama 19 tahanan lainnya dipindahkan ke rumah mewah yyang dikelola oleh Mama Kalong untuk bekerja sebagai pelacur. Karena pekerjaannya itu, Ia pun harus melayani nafsu para tentara Jepang.
Selama ia menjadi pelacur, Dewi Ayu telah melahirkan empat anak perempuan yang tidak jelas asal-usul ayahnya. Ketiga anaknya mewarisi wajah cantik dirinya. Tapi, ia merasa mengaush tiga anak cantik itu sangat merepotkan.
Sehingga, ketika ia mengandung anak keempat, ia tidak menginginkan nya untuk hidup . Ia pun mencoba berbagai cara untuk menggugurkan kandungannya. Sayangnya, Ia tidak berhasil.
Ketika anak keempatnya lahir, anaknya itu terlahir dengan wajah buruk rupa. Anak bungsunya ini memiliki penampilan yang sanagt berbeda dari tiga anaknya. Ia memiliki kulit hitam legam dan bentuk hidung yang nampak seperti colokan listrik. Ia pun menamakanya dengan nama si Cantik. Sayangnya, Dewi Ayu tidak sempat menyaksikan anak bungsunya karena Ia meninggal 12 hari kemudian.
Kecantikan Dewi Ayu rupanya tidak hanya meninggalkan kutukan bagi dirinya namun juga bagi anak-anaknya. Semua anak perempuannya kelak akan mengalami patah hati tiada henti.
Anak pertamanya, Alamanda dipaksa menikah dengan seorang Jendral yang tidak ia cintai dan hanya mencintai Kamerad Kliwon, seorang komunis sejati. Sebagai salah satu usaha untuk menolak sang jendral, ia pernah memsang gembok pada kemaluannya.
Anak kedua Dewi yang bernama Adinda menikah dengan Kliwon yang juga dicintai oleh kakaknya, Alamanda. Meskipun ia sudah tahu hal ini, Adinda tetap menikahi Kliwon. Kisah cintanya pun menjadi sangat menyakitkan karena ia telah mencintai seseorang yang mencntai orang lain.
Anak ketiganya yang bernama Maya Dewi menikah dengan preman paling kuat di Halimunda. Tragisnya, terungkap fakta bahwa suaminya pernah bersetubuh dengan Ibunya yang memebut kisah pecintanya terasa sangat menaykitkan.
Anaknya yang terakhir, si Cantik, yang memilki wajah paling buruk rupa di kota Halimunda, memilki kutukan yang paling buruk. Kutukannya adalah ia tidak pernah cintai dan tidak pernah menikah.
Pada akhirnya, asal mula kutukan ini telah diketahui. Rupanya, kutukan ini berasal dari tangisan penderitaan seorang lelaki yang harus menyaksikan gadis yang dicintainya menikah dengan orang lain. Gadis yang dicintainya tak lain adalah ibu dari Dewi Ayu yaitu Ma Iyang yang menikah dengan orang Belanda bernama Henri Stammler.
Lelaki itu pun menyimpan dendam yang sangat besar pada Ma Iyang, Henri Stammler beserta seluruh keturnnannya. Dendam ini pun menjadi sebuah kutukan agar keturunan Ma Iyang dan suaminya merasakan apa yang telah ia rasakan.