Sabtu, 5 Juli 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Ini Tanda Post Power Syndrome

Post power syndrome berbeda dengan masalah kesehatan mental atau gangguan jiwa yang lebih serius. Kondisi mental ini biasanya timbul ketika seseorang mengalami perubahan dalam status kekuasaan atau jabatannya dalam lingkungan sosialnya.

Meskipun post power syndrome seringkali dihubungkan dengan orang-orang lansia yang telah pensiun dari posisi berkuasa mereka, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa individu seperti Bunda yang sebelumnya memiliki karier dan jabatan prestisius, namun kemudian memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, juga dapat mengalaminya.

Menurut penjelasan Veronica Adesla, seorang psikolog klinis dari Personal Growth, post power syndrome cenderung muncul setelah seseorang kehilangan jabatannya, yang kemudian dapat mengakibatkan penurunan harga diri mereka.

Tanda Post Power Syndrome

Melansir dari jurnal How does power affect happiness and mental illness? The mediating role of proactive coping, mengingat bahwa kekuasaan adalah pusat kehidupan sosial, hal ini memiliki dampak yang besar terhadap individu.

Secara khusus, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa memiliki kekuasaan sangat berkaitan dengan kebahagiaan yang dirasakan. Misalnya, kekuasaan meningkatkan kesejahteraan subjektif dan afektif, serta kepuasan hidup.

Veronica juga menjelaskan bahwa gejalanya bisa muncul dengan beragam variasi dan meliputi aspek fisik hingga psikologis. Gejala umum yang akan terlihat mungkin seperti rasa kecewa, bingung, kesepian, ragu-ragu, khawatir, takut, putus asa, dan merasa kosong.

Pada orang yang pernah memegang jabatan penting, gejala post power syndrome bisa muncul apabila dia tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan atau tidak diminati pendapatnya. Bisa juga mulai ada rasa curiga dan tersinggung muncul ketika saran atau pendapatnya tidak dijalankan.

“Selain itu, orang yang mengalami post power syndrome juga menjadi suka ikut campur dan mengatur secara berlebihan hal-hal di sekitarnya yang bahkan bukan menjadi tanggung jawab ataupun urusannya dan tidak diminta,” jelasnya.

Sementara itu, dr Andri, SpKJ, FAPM, dari klinik Psikomatik RS Omni Alam Sutera juga mengatakan bahwa kondisi ini bisa mempengaruhi kesehatan fisik dan mental. Gejala umum yang terjadi adalah sakit kepala dan sakit perut, gejala yang lazim juga ditemukan pada pasien depresi.

“Atau misalnya sebelumnya dia sudah punya penyakit darah tinggi, post power syndrome bisa bikin tensinya naik lebih mudah atau lebih cepat. Makanya ini harus dikendalikan,” tutur Andri.

Cara Mengatasi Post Power Syndrome

Berikut adalah beberapa teknik sederhana yang bisa membantu mereka dengan kondisi ini mengatasi perasaan harga diri yang menurun:

1. Fokus pada pikiran penuh harapan

Melansir dari laman Verywell Mind, luangkan sedikit waktu setiap hari untuk fokus pada pikiran positif dan penuh harapan. Perhatikan hal-hal kecil yang dikuasai dan biarkan diri merasa bangga karenanya.

2. Peduli dengan diri sendiri

Harga diri yang buruk terkadang membuat seseorang merasa tidak pantas mendapatkan perhatian penuh. Jadi, berusahalah untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Bunda membutuhkan perhatian dan carilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk menunjukkan kebaikan kepada diri sendiri.

3. Mendapat dukungan dari luar

Memiliki lingkungan sekitar yang peduli dan bisa menghargai dan Bunda ingin menghargai diri sendiri dapat bermanfaat saat berupaya untuk meningkatkan harga diri.

Nah, itulah beberapa hal yang bisa Bunda ketahui terkait post power syndrome. Semoga bermanfaat, ya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles