Apakah kamu akrab dengan tipe kepribadian Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)? Ternyata selain MBTI, terdapat metode lain yang sering digunakan untuk menilai perilaku kerja seseorang, yaitu metode OCEAN. Metode ini pertama kali ditemukan oleh psikolog Amerika Serikat, Donald Winslow Fiske, pada tahun 1949. Sejak itu, metodenya terus dikembangkan berdasarkan penelitian ilmiah.
OCEAN juga dikenal sebagai The Big Five Personality Model, atau Model Kepribadian Lima Besar pada manusia. Konsep ini mengemukakan bahwa kepribadian manusia dapat diuraikan menjadi lima dimensi dasar. Lalu, apa saja tipe kepribadian OCEAN? Dan bagaimana dimensi-dimensi tersebut memengaruhi perilaku kerja kita? Mari kita bahas penjelasannya berdasarkan beberapa sumber.
1. Openness to Experience (Keterbukaan terhadap Pengalaman)
Sifat ini sering disebut sebagai kedalaman pengalaman mental, atau imajinasi seseorang. Keterbukaan terhadap Pengalaman mencakup keinginan seseorang untuk mencoba hal-hal baru, terbuka, dan berpikir kreatif. Orang dengan nilai Keterbukaan terhadap Pengalaman yang tinggi  umumnya merupakan pribadi yang artistik dengan keingintahuan besar, sedangkan orang yang mendapat nilai rendah cenderung konvensional dan tetap berada di zona nyamannya. Orang yang Terbuka terhadap Pengalaman juga akan lebih mudah beradaptasi untuk menghadapi perubahan di tempat kerja. Menurut buku Essentials of Organizational Behaviour, orang dengan sifat Keterbukaan terhadap Pengalaman juga merupakan pemimpin yang efektif dan tidak rentan terhadap penurunan kinerja dalam jangka waktu yang lama.
2. Conscientiousness (Berhati-Hati)
Conscientiousness atau berhati-hati merupakan nilai sifat yang digunakan untuk mengukur keandalan kita. Menurut Essentials of Organizational Behavior, nilai Berhati-Hati memiliki pengaruh terbesar terhadap kinerja pekerjaan kita. Seseorang dengan nilai Berhati-Hati tinggi diketahui berorientasi pada tujuan, cenderung dapat mengendalikan keinginan pribadi, teliti dan terorganisir, dan unggul sebagai pemimpin. Namun, mereka juga cenderung mengutamakan pekerjaan dibandingkan dengan hal lainnya, cenderung kurang kreatif, dan sulit beradaptasi dengan situasi yang mudah berubah. Sementara seseorang dengan nilai sifat Berhati-hati rendah cenderung lebih impulsif dan suka menunda-nunda tugas.
3. Extroverts (Ekstrover)

Sifat ekstrover menunjukkan seberapa banyak seseorang aktif berbicara dan bersosialisasi. Seseorang dengan nilai tinggi di sifat ini umumnya lebih asertif, percaya diri secara sosial, dan senang berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, dipercaya bahwa pribadi yang ekstrovert dapat mengambil alih situasi, mencairkan suasana, dan cenderung dapat memimpin. Jika nilai ekstrover seseorang rendah, maka mereka cenderung lebih suka menyendiri.
4. Agreeable (Mudah Setuju)
Agreeable menunjukkan seberapa baik seseorang dapat bergaul dengan orang lain. Orang yang mendapat skor tinggi dalam sifat ini biasanya disukai, simpatik, dan penyayang, dan mereka yang mendapat skor lebih rendah dianggap blak-blakan, kasar, dan sarkastik. Orang yang mudah setuju cenderung mengikuti aturan dan menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi. Jika mendapatkan skor rendah pada poin ini cenderung mempunyai perilaku kerja kontraproduktif dan mungkin memiliki kesuksesan karier yang lebih rendah dalam jangka panjang.
5. Neuroticism (Neurotisme)
Sifat terakhir dalam OCEAN adalah neurotisme, atau dikenal juga sebagai kestabilan emosi. Sifat Ini mengukur seberapa baik seseorang dapat mengendalikan emosinya, seperti kecemasan dan kesedihan. Orang-orang yang mempunyai skor tinggi dalam neurotisme menunjukkan bahwa ia rentan terhadap emosi dan sulit untuk mengelola emosi mereka dalam pekerjaan. Sementara itu jika mempunyai skor neurotisme yang rendah, berpeluang menjadi pribadi yang lebih percaya diri, memiliki stabilitas emosi yang tinggi, tidak mudah stres, dan dapat menghadapi tuntutan di tempat kerja terutama perubahan yang bergerak cepat lebih baik.
Perusahaan riset pasar FlexMR mengatakan bahwa teknik OCEAN bertujuan untuk menentukan sejauh mana seorang individu menunjukkan sifat-sifat yang krusial dalam pekerjaan. Banyak organisasi atau perusahaan menggunakan teknik OCEAN untuk mencari sifat karyawan yang dibutuhkan agar saling melengkapi tim kerja dan menentukan kesesuaian budaya perusahaan dengan karyawannya. Teknik ini dapat digunakan untuk memaksimalkan kekuatan, mempelajari cara untuk mengatasi kelemahan pribadi dalam dunia kerja, dan mengetahui cara komunikasi yang baik dengan karyawan dengan tipe kepribadian yang berbeda.