Emosi labil adalah tanda gangguan kepribadian ambang yang perlu diketahui. Saat memasuki masa remaja, tidak jarang mengalami fluktuasi emosi atau perubahan suasana hati yang cukup intens. Jika gejala ini berlanjut hingga usia dewasa, penting untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan gangguan kepribadian ambang atau BDP. Ciri khas dari gangguan ini mencakup pandangan hidup, pola pikir, dan perasaan yang seringkali berbeda dari orang lain.
Umumnya, individu yang mengidap BDP menghadapi kesulitan dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk dalam membangun hubungan baik dengan keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Masa remaja dan awal dewasa seringkali menjadi periode rawan untuk mengalami gangguan ini, dan gejalanya bisa berlanjut hingga dewasa. Khususnya pada masa pubertas, ketika perubahan suasana hati menjadi hal lumrah, gejala ini mungkin lebih terasa bagi remaja yang menghadapi tantangan psikologis yang lebih mendalam.
Emosi Labil adalah Tanda Gangguan Kepribadian Ambang
Lalu, benarkan emosi yang tidak stabil alias emosi labil adalah tanda utama dari gangguan kepribadian ambang? Ya, ternyata benar, dan kondisi ini terjadi dalam kurun waktu beberapa jam. Pengidap merasa hampa, kosong, dan sulit mengontrol emosi atau amarahnya.
Selain itu, mereka yang memiliki kelainan kepribadian ini mengalami gangguan pola pikir dan persepsi. Mereka akan merasa seakan dirinya tidak pernah baik. Tidak jarang muncul perasaan takut diabaikan, sehingga pengidap melakukan tindakan yang terbilang nekat.
Sementara itu, jika menjalin hubungan, pengidap gangguan kepribadian ambang sering menjalani hubungan yang terbilang intens, tetapi tetap jauh dari kata stabil.
Pada beberapa kasus, seseorang dengan BPD juga sering menunjukkan perilaku impulsif. Perilaku ini cenderung membahayakan diri sendiri, melakukan tindakan yang tidak bertanggung jawab, dan cenderung ceroboh.
Seperti melukai diri sendiri, mencoba melakukan upaya bunuh diri, melakukan tindakan hubungan intim sebelum menikah, kelainan makan atau penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol.
Namun, tidak semua pengidap BDP mengalami gejala yang sama. Masing-masing akan mengalami gejala yang berbeda dan tidak semuanya mengalami emosi labil. Begitu pula dengan tingkat keparahan, frekuensi terjadinya gejala, dan durasi gejalanya juga beragam.
Penyebab dan Komplikasi Gangguan Kepribadian Ambang
Sebenarnya, apa penyebab seseorang mengalami gangguan kepribadian ini? Ada banyak, termasuk faktor lingkungan, seperti pengalaman tidak menyenangkan atau perlakuan yang tidak menyenangkan.
Selain itu, masalah kepribadian ini juga bisa terjadi karena faktor genetik, terjadinya kelainan pada otak, terutama pada area yang mengatur emosi dan impuls. Ada anggapan juga bahwa BPD yang terjadi pada seseorang berasal dari ciri kepribadian tertentu.
Pengidap BPD harus mendapatkan penanganan. Jika tidak, banyak sekali komplikasi yang mungkin terjadi, seperti depresi, penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol, gangguan makan, gangguan kepribadian bipolar, gangguan kecemasan berlebihan, ADHD, dan PTSD.
Sementara itu, pada lingkungan sosial, pengidap terancam kehilangan pekerjaan, retaknya hubungan dengan rekan atau pasangan, hingga risiko kematian yang tinggi akibat bunuh diri.