Jenis obat tidur yang aman untuk mengatasi insomnia ini bisa kamu coba jika sedang susah tidur. Insomnia merupakan gangguan tidur yang menyebabkan kesulitan dalam memulai atau menjaga tidur yang nyenyak. Penggunaan obat tidur dapat menjadi solusi untuk mengatasi insomnia, baik itu berlangsung secara sementara maupun jangka panjang.
Meskipun demikian, penanganan insomnia dapat bervariasi tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Beberapa kasus mungkin memerlukan penggunaan obat-obatan, sementara yang lain dapat diatasi melalui perubahan perilaku dan penyesuaian gaya hidup. Penanganan yang tepat sesuai dengan penyebab insomnia akan memberikan hasil yang lebih efektif. Ingin mengetahui obat-obatan yang aman untuk mengatasi insomnia? Berikut adalah penjelasannya!
Jenis Obat Tidur yang Aman untuk Atasi Insomnia
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan obat untuk mengatasi insomnia. Jika kamu bertanya minum obat tidur apakah aman? Kebanyakan memang aman. Namun ada juga obat yang dapat kamu gunakan tanpa perlu resep dari dokter. Semua jenis tersebut harus kamu minum sesaat sebelum tidur dan kombinasikan dengan praktik tidur yang baik. Berikut ini pilihan obat tidur untuk mengobati insomnia:
1. Obat tidur dengan resep dokter
- Antidepresan, seperti trazodone, obat sangat bagus untuk mengobati insomnia dan kecemasan.
- Benzodiazepin. Obat ini memiliki ketahanan yang lebih lama dan ampuh mengobati insomnia. Bahkan, obat ini efektif untuk mengatasi masalah tidur lainnya, seperti berjalan dalam tidur dan teror malam.
- Doxepin. Obat ini juga aman untuk mengatasi insomnia. Doxepine dapat membantu pemeliharaan tidur dengan menghalangi reseptor histamin. Namun, hindari meminumnya kecuali kamu bisa tidur selama 7 atau 8 jam penuh.
- Eszopiclone. Penggunaan obat ini juga dapat membantumu terlelap dengan cepat. Namun hindari mengonsumsi eszopiclone kecuali kamu bisa tidur nyenyak. Karena jika tidak berhasil, obat ini malah bisa menyebabkan pusing.
- Lemborexant. Obat ini bekerja dengan menekan bagian dari sistem saraf pusat yang membuatmu tetap terjaga. Menggunakan obat ini dapat menyebabkan kamu merasa mengantuk keesokan harinya.
- Ramelteon. Cara kerja obat ini berbeda dari yang lainnya, yaitu dengan menargetkan siklus tidur-bangun, bukan dengan menekan sistem saraf pusat. Ramelteon dapat diresepkan untuk penggunaan jangka panjang. Sebab, ini tidak menunjukkan bukti penyalahgunaan atau ketergantungan.
- Suvorexant. Bekerja dengan menghalangi hormon yang meningkatkan kewaspadaan dan mengobati insomnia. Obat ini dapat menyebabkan kamu merasa mengantuk esok harinya.
- Zaleplon. Dari semua jenis obat, zaleplon memiliki masa aktif yang paling singkat dalam tubuh. Artinya, kamu perlu mencoba untuk tertidur sendiri.
- Zolpidem. Obat ini bekerja dengan baik untuk membantu kamu tidur, tapi beberapa orang cenderung terbangun di tengah malam. Kamu tidak direkomendasikan menggunakan zolpidem kecuali bisa tidur nyenyak setidaknya 7 hingga 8 jam.
2. Obat tidur tanpa resep
Obat isnomnia tanpa resep dokter yang sering digunakan, yaitu antihistamin. Namun, belum ada bukti bahwa obat ini bekerja dengan baik untuk mengobati insomnia. Belum diketahui secara pasti apakah obat ini dapat menyebabkan kantuk esok harinya. Namun, antihistamin cukup aman untuk digunakan tanpa resep, sama seperti obat flu atau alergi.
Ketahui Cara Kerja Obatnya
Secara umum, obat insomnia bekerja pada reseptor di otak untuk memperlambat sistem saraf. Beberapa jenis obat lebih banyak untuk menginduksi tidur. Sementara itu, obat jenis lainnya digunakan untuk tetap tertidur. Selain itu, beberapa obat dapat bertahan lebih lama dibandingkan obat lainnya di sistem tubuh, sementara beberapa obat lainnya memiliki risiko tinggi untuk menjadi ketergantungan.
Studi juga menunjukkan bahwa obat tidur tidak begitu membantu dalam meningkatkan istirahat malam yang baik. Kebanyakan orang yang insomnia menggunakan obat untuk membantu agar dapat tertidur lebih cepat daripada mereka yang tidak minum obat sama sekali. Studi juga menyebutkan terjadi penambahan waktu tidur selama 35 menit pada orang insomnia yang menggunakan obat. Umumnya, obat harus digunakan secara jangka pendek.
Waspada Efek Sampingnya
Selalu tanyakan pada dokter atau apoteker tentang potensi efek samping sebelum memutuskan untuk menggunakan obat tidur. Efek samping akan tergantung pada jenisnya. Beberapa efek samping yang umum terjadi yaitu:
- Pusing atau sakit kepala ringan, yang dapat menyebabkan jatuh.
- Sakit kepala.
- Diare atau mual.
- Rasa kantuk berkepanjangan, apalagi jika digunakan dengan obat-obatan yang dapat membuatmu tetap tertidur.
- Reaksi alergi berat.
- Perilaku terkait tidur, seperti makan saat tidak sepenuhnya bangun.
- Perubahan pemikiran dan perilaku, seperti halusinasi, agitasi, kesulitan mengingat peristiwa, memiliki pikiran untuk bunuh diri, dan perilaku aneh lainnya.
- Kinerja di siang hari terganggu.