Bukan imsak, ternyata ini batas akhir makan sahur yang banyak orang salah artikan. Anjuran mengawali puasa Ramadan dengan makan sahur sebelum fajar. Nah, kapan batas waktu terakhir untuk makan sahur? Selain sahur, istilah yang sering muncul dalam bulan Ramadan adalah imsak. Imsak berfungsi sebagai pengingat bahwa waktu sahur akan berakhir dan biasanya terjadi sekitar 10 menit sebelum azan Subuh.
Jadi, apakah imsak bisa teranggap sebagai batas waktu terakhir untuk makan sahur? Berikut penjelasannya.
Pengertian Sahur
Mengutip dari Memantaskan Diri Menyambut Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru, secara bahasa As-Saharu berarti akhir waktu malam mendekati fajar atau Subuh.” Sedangkan as-sahuur atau as-suhuur berarti makanan atau minuman yang dimakan pada waktu makan sahur sebelum Subuh.
Sayyid Sabiq dalam Fiqih Sunnah menjelaskan sahur dapat dilakukan dengan memakan makanan atau meminum minuman, walaupun hanya dengan seteguk air. Abu Said al-Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda.
“Sahur itu mengandung berkah, maka janganlah kamu meninggalkannya, walaupun salah seorang di antara kalian meneguk satu tegukan air karena Allah dan para malaikat-Nya mendoakan orang-orang yang sahur.” (HR Ahmad, diriwayatkan dalam Musnad Ahmad)
Sunnah Makan Sahur
Mengutip dari Memantaskan Diri Menyambut Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru, adapun amalan yang dianjurkan dilakukan ketika sahur yaitu:
1. Banyak Berdoa
Waktu sahur merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa dan beristighfar pada Allah SWT. Hal tersebut senada dengan salah satu hadits.
“Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman, ‘Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang beristighfar meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
2. Membaca Al-Qur’an
Allah SWT berfirman pada Al-Muzzamil ayat 2-6 yang artinya,
“Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit daripadanya, (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat. Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS. Al-Muzzammil: 2-6)
3. Salat Malam
Jika telah melakukan salat Tarawih bersama imam hingga salat witir, maka boleh untuk menambah salat malam pada waktu sahur tanpa mengulangi salat witir.
4. Menggabungkan Membaca Al-Qur’an dan Salat
Jika mampu, maka boleh menggabungkan membaca Al-Qur’an dan salat malam. Bahkan jika hafalannya tidak terlalu banyak, boleh salat malam sambil berdiri membaca mushaf Al-Qur’an.
Keutamaan Sahur
Mengutip dari Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah RIngan karya Mukhlis Allyudin dan Enjang, dalam kitab Qurratul Ain karya Sulaiman bin Muhammad dikatakan keistimewaan sahur ada lima macam yaitu sebagai berikut.
1. Mendapat keberkahan dari Allah SWT karena telah mencintai Nabi Muhammad SAW dengan mengamalkan sunahnya.
2. Membedakan puasa umat Islam dengan umat yang lain.
3. Memberikan kekuatan untuk tetap tegar pada siang hari puasa.
4. Menjadi momen yang tepat untuk melakukan amalan lainnya, yaitu beristighfar dan memohon limpahan rahmat Allah SWT. Sesungguhnya rahmat dan ampunan Allah SWT turun saat sahur.
5. Membantu kita untuk tetap taat kepada Allah SWT.
Bukan Imsak, Ternyata Ini Batas Akhir Makan Sahur!
Di Indonesia terkenal istilah imsak. Istilah ini sering memakainya untuk memberitahu seseorang bahwa waktu sahur akan segera habis. Waktu imsak ini biasa dikumandangkan oleh masjid 10 menit sebelum waktu azan Subuh. Namun, imsak tidak dapat menyebutnya sebagai batas akhir makan sahur. Ini karena waktu imsak hanyalah sebagai pengingat. Setelah memasuki waktu imsak pun seseorang masih boleh untuk makan dan minum. Hal ini bersandar pada salah satu hadits.
Terkisahkan, Rasulullah SAW dan Zaid bin Tsabit RA pernah makan sahur. Ketika keduanya selesai dari makan sahur, Rasulullah SAW berdiri untuk salat, lalu beliau mengerjakan salat. Sahabat bertanya pada Anas,
“Berapa lama antara selesainya makan sahur mereka berdua dan waktu melaksanakan salat Subuh?”
Anas menjawab, “Yaitu sekitar seseorang membaca 50 ayat.”
Lalu, kapan tepatnya batas akhir makan sahur?
Mnegutip dari Risalah Puasa karya Sultan Abdillah, waktu mulainya puasa atau batas akhir sahur yaitu ketika terbitnya fajar shadiq atau fajar kedua hingga matahari tenggelam. Jika fajar kedua telah terbit, seorang yang berpuasa wajib imsak, yakni menahan diri dari hal-hal yang dapat membatalkan puasa hingga matahari terbenam.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 187,
… وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ..
Artinya: “… Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar…”
Fajar yang dimaksud dalam ayat di atas adalah fajar shadiq. Adapun jika yang terbit adalah fajar kadzib atau fajar pertama, maka seseorang masih boleh makan dan minum.
Zaman Rasulullah SAW menerapkan dua kali azan. Setelah azan pertama yang dilakukan oleh Bilal bin Rabbah, Abdullah bin Ummi ditugaskan untuk azan saat terbitnya fajar untuk memberitahu waktu Subuh telah masuk. Umat Islam pun diwajibkan mulai berpuasa.
Berdasarkan hal tersebut, para muazin zaman sekarang dihimbau untuk mengumandangkan azan tepat dengan waktu terbitnya fajar, agar dapat menjadi pedoman pula untuk umat Islam mulai berpuasa.
Puasa Tapi Tidak Sahur
Sahur hukumnya sunnah. Dengan kata lain, walaupun tidak dikerjakan puasa seorang umat Islam akan tetap sah. Rizem Aizid dalam bukunya Salah Kaprah menjelaskan bahwa hal tersebut bersandar pada salah satu hadits. Ummul Mukminin Aisyah RA menceritakan, suatu hari, Nabi SAW menemui sahabat dan bertanya, “Apakah kalian punya makanan?”
Mereka menjawab, “Tidak”
Kemudian beliau bersabda, “Kalau begitu, saya akan puasa.” (HR Muslim, Nasa’I, dan Turmudzi).