Hukum mandi wajib siang hari saat berpuasa ini apakah tetap sah puasanya? Muslim wajib mandi ketika berada dalam keadaan junub atau mengalami hadats besar. Dalam keadaan junub, salat dan ibadah lainnya tidak akan sah.
Perintah mandi wajib juga diperintahkan oleh Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 6. Allah SWT berfirman,
… وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ …
Artinya: “.. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah …”
Adapun keadaan junub ada dalam buku 100 Tanya Jawab Seputar Bersuci karya Hasan Rifa’I Al Fandy & Iqbal Setyarso. Hal-hal yang menyebabkan wajib mandi ada enam, yaitu dalam keadaan haid, nifas, wiladah (melahirkan), jima’ (bersetubuh), keluarnya mani (ejakulasi/orgasme), dan kematian.
Waktu yang dianjurkan untuk mandi wajib adalah ketika sebelum masuk waktu Subuh. Hal tersebut tersampaikan oleh Syekh Zainuddin Al Malibari dalam buku 33 Pertanyaan Populer Seputar Puasa Ramadhan karya Ahmad Muhaisin B Syarbaini.
Senada dengan pendapat tersebut, masih melansir dari buku yang sama, Imam Nawawi juga menyunahkan untuk mandi wajib sebelum masuk waktu Subuh. “Sunah hukumnya bagi orang yang junub agar mandi wajib sebelum masuk waktu fajar (Subuh).” (Minhaj At-Thalibin halaman 111)
Penjelasan di dalam buku Fikih Puasa karya Ali Musthafa Siregar, alasan dianjurkan mandi wajib agar dapat memulai puasa dalam keadaan suci.
Hukum Mandi Wajib Siang Hari saat Berpuasa
Mengenai hal ini, sah atau tidaknya puasa seseorang yang melakukan mandi junub di siang hari berdasar pada alasan ia melakukannya. Penjelasan di dalam buku Fikih Wanita karya Muhammad Utsman Al-Khayst, jika darah haid seorang wanita telah berhenti pada waktu sebelum terbit fajar (waktu Subuh). Lalu dia belum sempat mandi melainkan sesudah terbit fajar, boleh baginya untuk berpuasa.
Sebab tidak ada syarat bagi orang yang berpuasa untuk terbebas dari keadaan junub. Sementara itu, hukum wanita yang telah berhenti haidnya pada waktu sebelum fajar itu sama dengan orang junub. Syekh Wahbah Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu juga berpendapat bila perempuan haid sudah suci sebelum fajar tetapi tidak mandi kecuali setelah fajar, maka puasa pada hari itu sudah mencukupi baginya.
Kemudian, terdapat sebuah hadits dalam riwayat Ummu Salamah yang menjelaskan Nabi SAW menunda mandi wajib hingga waktu Subuh tetapi puasanya tetap sah. Ummu Salamah berkata, “Adalah Rasulullah pernah di waktu Subuh masih dalam keadaan junub lantaran jima’ (sebelum Subuh) bukan lantaran ihtilam. Selanjutnya beliau tetap berpuasa dan tidak mengqadhanya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Sementara itu, menurut Quraish Shihab dalam buku M Quraish Shihab Menjawab, mandi wajib setelah mimpi basah di malam hari tidak boleh melakukannya pada siang hari. Hal tersebut bukan karena dapat membatalkan puasa. Melainkan seorang muslim harus melaksanakan salat Subuh maka mandi wajib harus melakukannya sebelum waktu Subuh berakhir.
Sejatinya, mengutip dari Muhammad Anis Sumaji dalam buku 125 Masalah Puasa. Mandi wajib setelah Subuh tetap boleh selama ia melakukannya sesegera mungkin karena ada kewajiban salat. Sebab, salah satu syarat sahnya salat adalah suci dari hadats besar.
Salah satu alasan bahwa suci dari hadats besar bukan termasuk syarat sah puasa. Jika seseorang tidur dan mimpi basah di siang hari bulan Ramadan. Puasanya tetap sah meskipun tidak segera mandi wajib. Tetapi mandi wajib harus melakukannya ketika akan melaksanakan salat, sebagaimana penjelasan dalam buku Buka Puasa Bersama Rasulullah SAW oleh Muhammad Ridho al-Thurisinai.