5 restoran dan kafe Asia yang miliki karyawan penyandang disabilitas ini patut mendapatkan apresiasi. Perjalanan regeneratif telah menjadi pusat perhatian dalam tren perjalanan setelah meredanya pandemi. Konsep ini mendorong wisatawan untuk bertanggung jawab tidak hanya dalam mengurangi dampak lingkungan di destinasi yang mereka kunjungi. Tetapi juga dalam memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan masyarakat lokal dan lingkungan.
Sejalan dengan prinsip perjalanan regeneratif, beberapa restoran dan kafe di Asia menggunakan makanan sebagai sarana untuk menciptakan perubahan sosial dengan memberdayakan karyawan penyandang disabilitas. Berikut adalah 5 di antaranya yang telah terangkum dari Tatler Asia.
5 Restoran dan Kafe Asia Miliki Karyawan Penyandang Disabilitas
1. Reaching Out Teahouse, Há»™i An – Vietnam
Reaching Out, kedai teh yang pengelolanya oleh karyawan tuna rungu wicara. Lengkap dengan dedaunan subur dan tempat duduk di luar ruangan, kedai teh ini terasa seperti tempat peristirahatan dari jalanan yang padat turis di kawasan bersejarah.
Pelanggan bisa berkomunikasi dengan staf menggunakan balok kayu berlabel untuk permintaan sederhana, tapi mereka juga menyediakan buku catatan dan pensil untuk pertanyaan yang lebih spesifik. Berdiri pada tahun 2000 untuk memberdayakan penyandang disabilitas, Reaching Out menawarkan pelatihan keterampilan praktis dan peluang untuk berintegrasi dengan komunitas yang lebih luas. Sejak awal berdiri, kedai teh ini telah berkembang dan kini mempekerjakan lebih dari 70 anggota staf baik penyandang disabilitas maupun non-disabilitas.

Tidak hanya sebuah restoran, Dignity Kitchen yang berdiri oleh perusahaan sosial Project Dignity pada tahun 2010 ini juga merupakan tempat pelatihan bagi individu penyandang disabilitas untuk mengasah keterampilan mereka, berkembang dalam lingkungan yang mendukung, dan mandiri secara finansial.
Pada tahun 2015, Project Dignity menerima Singapore’s Social Enterprise of the Year Award atas ragam inovasi mereka, seperti membuat alat pembuat mie yang bisa mengoperasikannya dengan satu tangan, mesin tempat penjualan bergambar, dan mesin kasir Braille.
Pada bulan Desember 2019, perusahaan ini berekspansi ke Hong Kong. Dapurnya yang juga terkelola oleh penyandang disabilitas, menyajikan beragam menu yang menampilkan masakan jajanan Singapura. Dignity Kitchen di Hong Kong masuk dalam daftar Asia’s 50 Best Restaurants’ Essence of Asia pada tahun 2021.
3. Yimsoo Cafe, Bangkok – Thailand

Yimsoo Cafe seluruhnya terkelola oleh karyawan tuna rungu. Pendiri kafe, Wiriya Namsiripongpun, mengalami kecelakaan saat kecil yang membuatnya memiliki gangguan penglihatan pada usia 15 tahun. Setelah menjadi lulusan Harvard dan profesor hukum, dia bertekad untuk memberdayakan penyandang disabilitas di Thailand dengan membuka Yimsoo Cafe.
4. Restaurant of Mistaken Orders, Tokyo – Jepang
Restaurant of Mistaken Orders, sebuah restoran pop-up di Tokyo memiliki karyawan yang mengalami demensia. Konsep unik ini gagasan sutradara televisi Jepang, Shiro Oguni, yang terinspirasi untuk meluncurkan Restaurant of Mistaken Orders. Setelah dia menyuguhkan pangsit, bukan burger, saat mengunjungi panti jompo.
5. Ishaara, Mumbai – India

Ishaara adalah restoran pan-India yang terletak di kawasan kelas atas Mumbai di Lower Parel. Karyawan di restoran ini terdiri dari individu-individu dengan disabilitas pendengaran dan bicara. Untuk memudahkan komunikasi, setiap bagian dan hidangan pada menu serta dengan ilustrasi isyarat tangan dan hidangan tersaji dengan kartu nama untuk mencegah kebingungan.
Karyawan mereka telah terlatih dan menggunakan gerakan tangan untuk pertanyaan dasar, memastikan pengalaman bersantap yang lancar. Ishaara menawarkan menu beragam yang menampilkan hidangan lezat dari berbagai daerah di India.
Itulah beberapa restoran dan kafe di Asia yang mempekerjakan penyandang disabilitas. Kamu tertarik mengunjungi restoran yang mana?