Dampak cicilan terhadap kesehatan mental ternyata sangat berpengaruh terhadap seseorang. Teuku Ryan, mantan suami YouTuber Ria Ricis, belakangan ini menjadi pusat perhatian setelah pengakuan tentang surat putusan cerainya dengan Ricis dari pengadilan menjadi viral di media sosial. Salah satu isu yang menarik perhatian netizen adalah masalah nafkah batin.
Dalam klarifikasinya, Teuku Ryan mengungkapkan bahwa ia merasa stres dan kehilangan gairah akibat tekanan dalam membayar cicilan rumah yang ia beli bersama Ria Ricis. Ia menyatakan bahwa cicilan rumah tersebut sangat besar, sementara penghasilannya tidak mencukupi.
“Dalam menghadapi dua cicilan, salah satunya rumah di Griya Harmoni yang kita beli bersama. Yang lainnya adalah rumah yang sedang direnovasi bersama ibu Moana. Besar cicilannya sangat tinggi per bulan, sementara penghasilan saya hanya pas-pasan,” ujarnya dalam kanal YouTube miliknya, Ryan TR Official.
Ryan juga mengungkapkan bahwa ia kesulitan untuk berkomunikasi dengan Ricis mengenai tekanan yang ia rasakan. Hal tersebut dikarenakan ia merasa harus menuruti keinginan sang istri saat itu.
“Inilah mengapa saya merasa kehilangan gairah karena tekanan yang saya rasakan, yang membuat saya merasa tidak dihargai atas segala yang sudah saya berikan,” tambahnya.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana utang dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang?
Uang dan Kesehatan Mental Saling Berhubungan
Tak bisa dipungkiri, kesehatan mental dan uang saling berhubungan. Masalah kesehatan mental dapat mempersulit seseorang dalam memperoleh dan mengelola uang. Utang dapat memicu atau memperburuk kondisi mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Melansir dari laman Mental Health, masih banyak yang beranggapan bahwa orang-orang terlilit utang karena menjalani gaya hidup mewah dengan kartu kredit. Kenyataannya, semua orang bisa saja terlilit utang. Pengangguran dan pemutusan hubungan kerja adalah pemicu paling umum dari masalah utang dan dapat terjadi pada siapa saja.
Adanya perubahan dalam hidup, seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan mental atau fisik, atau perpisahan dengan pasangan. Hal ini dapat membuat seseorang kesulitan membayar tagihan rumah tangga. Menyesuaikan diri dengan perubahan finansial seperti itu bisa jadi hal yang sulit.
Dampak Cicilan terhadap Kesehatan Mental
Sebuah studi dari Royal College of Psychiatrists yang meneliti soal utang dan kesehatan mental menemukan bahwa setengah dari orang dewasa yang mempunyai masalah utang juga hidup dengan kesehatan mental yang buruk. Ini berkisar dari perasaan cemas dan suasana hati yang buruk hingga kondisi kesehatan mental yang didiagnosis.
Utang dapat membuat seseorang merasa cemas, terutama jika mereka tidak mendapat dukungan dari teman, keluarga, atau kreditur. Utang bisa menjadi beban yang besar, dan menjadi lebih buruk jika kita hanya menanganinya sendirian.
Selain itu, perasaan khawatir dan was-was akan utang bisa memengaruhi kualitas tidur seseorang. Kurang tidur dan tidak nyenyak tidak hanya memengaruhi suasana hati dan tingkat energi, tetapi juga memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja atau menjalin hubungan baik dengan teman dan keluarga.
Seperti Terjebak di Lingkaran Setan
Di sisi lain, dampak negatif utang pada kesehatan mental dapat membuat situasi keuangan semakin sulit ditangani. Dilansir dari Equifax, seseorang yang berjuang dengan masalah kesehatan mental lebih cenderung mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan mereka. Misalnya, mereka mungkin mengeluarkan uang terlalu banyak untuk merasakan kegembiraan sementara atas pembelian barang-barang baru. Atau, mereka mungkin membuat pilihan keuangan yang tidak bijaksana seperti menarik uang dari rekening pensiun mereka untuk menutupi biaya-biaya yang tidak penting.
Semua hal ini secara bersamaan menciptakan siklus yang sulit dihentikan. Situasi keuangan yang buruk dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Kemudian, ketika seseorang sedang berjuang dengan kesehatan mentalnya, pengelolaan uang akan menjadi semakin sulit, sehingga utang mereka kemungkinan akan terus bertambah.
Tak hanya kesehatan mental, rasa cemas akibat utang juga dapat memengaruhi kesehatan fisik seseorang. Melansir dari Advanced Psychiatry Associates, kecemasan dan depresi bisa menyebabkan gangguan pencernaan, penyakit jantung, asma dan gangguan pernafasan, hingga melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Menurut Kepala Kesehatan Uang di Ally Bank Jacqueline Howard, ada cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi kecemasan akibat finansial. Hal pertama yang bisa dicoba adalah menyadari rasa cemas yang muncul. Lalu tenangkan otak sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan rasional.
“Saat otak Anda stres, akan sulit bagi Anda untuk membuat keputusan yang rasional dan berwawasan ke depan,” kata Howard kepada Forbes.
“Pertama-tama penting untuk menyadari meningkatnya kecemasan, kemudian berhenti sejenak dan biarkan otak Anda tenang sehingga Anda dapat memecahkan masalah dengan lebih baik.”
Howard menyebut praktik ini sebagai “perhatian terhadap uang”, yang melibatkan diam sejenak untuk mengamati pikiran, tindakan, dan emosi ketika kita menghabiskan uang. Howard juga menyarankan praktik ‘sadar saat mengeluarkan uang’ untuk mengurangi kecemasan finansial.
“Praktik ini memungkinkan Anda membelanjakan uang tanpa rasa malu untuk hal-hal yang benar-benar Anda sukai dan mengurangi hal-hal yang kurang penting. Misalnya, jika Anda seorang pencinta kuliner yang ingin mengunjungi restoran berbintang Michelin satu kali dalam satu kuartal. Namun tidak peduli untuk mengendarai mobil mewah, anggarkan anggaran untuk pengalaman kuliner dan kurangi pengeluaran Anda untuk membeli mobil,” ungkapnya.
Menjaga pikiran sama pentingnya dengan menjaga dompet saat melunasi utang. Menghadapi kecemasan mengenai utang secara langsung dan menemukan strategi untuk mengatasinya sangatlah penting. Ajarkan diri sendiri tentang hubungan antara utang dan kesehatan mental. Temukan aktivitas pereda stres yang cocok, baik itu olahraga, meditasi, atau berbicara dengan konselor.
Itulah beberapa dampak cicilan terhadap kesehatan yang perlu kita pahami. Semoga bermanfaat.