Hipertensi, yang dikenal juga sebagai penyakit tekanan darah tinggi, adalah masalah kesehatan yang terjadi ketika tekanan darah dalam arteri utama tubuh meningkat melebihi batas normal. Kondisi ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang perlu diwaspadai, terutama karena gejala hipertensi seringkali mirip dengan penyakit lain.
Sebagian besar orang mungkin tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi karena gejalanya dapat bercampur dengan gejala penyakit lain yang umum. Ini berpotensi menyebabkan kondisi hipertensi berkembang menjadi lebih serius dan berisiko memicu komplikasi kesehatan yang parah. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala dan tanda-tanda hipertensi sebagai upaya preventif.
Apa Ciri-Ciri atau Tanda Darah Tinggi?
Tekanan darah tinggi umumnya berkembang selama bertahun-tahun, dan akhirnya memengaruhi hampir semua orang. Karena itu, mengetahui gejalanya sedari awal adalah salah satu langkah penting. Berikut adalah beberapa tanda atau gejala awal darah tinggi:
1. Sakit Kepala
Tekanan darah yang tinggi membuat darah mengalir dengan tekanan yang lebih tinggi dari biasanya ke dalam pembuluh darah yang lebih kecil pada otak. Kondisi ini pada akhirnya dapat menyebabkan sakit kepala. Namun, sakit kepala akibat tekanan darah tinggi, akan berbeda dengan pusing yang hanya menimbulkan sensasi kepala berputar.
Lantas, bagaimana sakit kepala akibat darah tinggi? Nah, sakit kepala akibat darah tinggi biasanya memicu nyeri yang berdenyut atau throbbing pada kepala.
2. Sesak Napas
Tekanan darah tinggi memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini menyebabkan bagian ventrikel kiri jantung menebal. Menebalnya jantung ventrikel kiri jantung dapat menyebabkan gagal jantung ringan yang menimbulkan gejala tertentu. Mulai dari sesak napas, nyeri dada, batuk terus-menerus, bengkak pada kaki, dan kelemahan.
3. Mimisan
Ciri darah tinggi selanjutnya yang perlu kamu waspadai adalah mimisan. Alasan mengapa mimisan dapat terjadi karena tekanan darah tinggi mempengaruhi pembuluh darah. Kondisi ini dapat menyebabkan pembuluh darah hidung menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan lebih banyak mengeluarkan darah.
4. Nyeri Dada
Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri sehingga menjadi kurang elastis. Penurunan elastisitas arteri akan menurunkan aliran darah dan oksigen ke jantung dan menyebabkan penyakit jantung. Tak hanya itu, penurunan aliran darah ke jantung dapat menyebabkan jenis nyeri dada seperti angina.
5. Perubahan Visual
Perubahan visual seperti pandangan kabur merupakan salah satu gejala darah tinggi. Sebab, tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah mata. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan pandangan kabur. Selain itu, darah tinggi juga dapat menyebabkan peradangan pada retina atau lapisan penglihatan dalam mata.
Kondisi ini juga sama-sama dapat menyebabkan pandangan kabur. Namun, pandangan kabur juga dapat menjadi indikasi beberapa masalah mata lainnya. Misalnya seperti katarak atau glaukoma.
Tanda Darah Tinggi sudah Parah
Tanpa pemeriksaan dan penanganan sedari awal, darah tinggi yang sudah berat dapat menimbulkan gejala berupa:
- Kelelahan. Tekanan darah tinggi menyebabkan kelelahan akibat peningkatan tekanan pada organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal.
- Mual dan/atau muntah. Darah tinggi yang terlanjur parah dapat menyebabkan pengidapnya merasa mual atau muntah akibat peningkatan tekanan pada kepala.
- Kebingungan. Tekanan darah tinggi juga dapat merusak arteri kecil yang berperan dalam mentransfer informasi ke area otak yang berbeda. Masalah-masalah ini dapat bermanifestasi dengan masalah memori, kebingungan, kurang konsentrasi, dan efek samping lainnya.
- Adanya darah dalam urine. Urine berdarah atau hematuria sering terjadi pada pengidap tekanan darah tinggi.
Kapan Waktu yang Tepat untuk Melakukan Tes Hipertensi?
Jika kamu mengalami sejumlah gejala tekanan darah tinggi, segeralah memeriksakan tekanan darahmu. Pemeriksaannya dapat melibatkan sphygmomanometer atau tensimeter, baik yang pompa (manual) atau mesin otomatis. Sementara itu, kalau kamu punya riwayat keluarga hipertensi, sebaiknya lakukan tes hipertensi setidaknya setiap dua tahun mulai dari usia 18 tahun.
Jika kamu telah menginjak usia 40 tahun atau lebih atau dalam rentang usia 18 hingga 39 tahun dengan risiko tinggi mengidap hipertensi, kunjungi dokter untuk melakukan tes hipertensi setiap tahunnya.